8 Tips Membangun UMKM Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan

UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) terus berkontribusi pada peningkatan perekonomian di Indonesia. Industri kecil perseorangan ini menghasilkan berbagai produk, mulai dari fashion, kuliner, pertanian, hingga kerajinan tangan. Salah satu keunggulan dari UMKM adalah mampu menyerap tenaga kerja dan memperkenalkan kearifan lokal.
Selain memperkenalkan produk lokal, pelaku UMKM hendaknya lebih bertanggungjawab pada kelestarian lingkungan. Menyelaraskan prinsip ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan dapat mewujudkan ekonomi hijau. Bila kamu kesulitan membangun UMKM yang ramah lingkungan, kamu bisa mengikuti beberapa tips berikut untuk meningkatkan branding serta mewujudkan pelestarian alam.
1.Tentukan produk yang ramah lingkungan dan berkelanjutan

Pertama, kamu bisa mempertimbangkan terlebih dahulu produk-produk yang ramah lingkungan. Produk yang ramah lingkungan tidak hanya mengutamakan nilai ekonomis, tetapi juga memperhatikan proses pembuatan, kebermanfaatan bagi pelanggan, hingga sedikit limbah yang dihasilkan.
Beberapa produk yang ramah lingkungan yang bisa kamu coba misalnya sabun organik, peralatan makan, makanan diet sehat, pakaian lokal, hingga produk daur ulang. UMKM tidak berhenti pada produksi barang saja, kamu dapat mencoba UMKM ramah lingkungan di bidang jasa. Contohnya jasa laundry, salon, hingga konsultan pembangunan rumah.
Hampir semua bidang UMKM dapat dikategorikan ramah lingkungan. Asalkan dalam proses dan pengelolaannya selalu mempertimbangkan etika lingkungan.
2.Pilih kemasan ramah lingkungan

Kemasan jadi hal yang penting dalam penjualan produk. Khususnya untuk menarik pelanggan dan menambah estetika tampilan produk. Namun, terkadang kemasan atau packaging adalah hal yan sia-sia karena kemasan hanya akan menjadi sampah.
Bisnis dan UMKM ramah lingkungan harus memperhatikan kemasan yang ramah lingkungan. Utamakan kemasan biodegradable, dapat didaur ulang, serta bukan plastik. Kemasan yang ramah lingkungan akan mengurangi limbah dari produk UMKM yang dapat mencemari alam.
3.Pilih bahan baku dari daerah yang sama

Usahakan untuk mendapatkan bahan baku pembuatan produk dalam satu daerah. Ini dimaksudkan agar potensi jejak karbon yang dihasilkan dari transportasi luar daerah dapat diminimalisir. Bahan baku yang didapatkan dari luar kota apalagi luar pulau akan meninggalkan lebih banyak jejak karbon lewat transportasi darat, udara, dan laut.
Bahan baku yang didapatkan di dalam satu kota akan lebih murah karena memotong biaya transportasi. Ini juga dapat menambah unsur lokal karena bahan-bahan pembuatan produk berasal dari daerah yang sama dengan lokasi UMKM.
4.Hitung jejak karbon dari proses awal hingga akhir

Setiap aktivitas individu menghasilkan jejak karbon, yaitu emisi gas rumah kaca. Sebagai pelaku ekonomi, kamu bisa menghitung jejak karbon mulai dari bahan baku yang kamu pilih.
Menghitung jejak karbon adalah hal yang kompleks. Untuk mempermudahnya, kamu bisa menggunakan situs kalkulator penghitung jejak karbon di internet seperti jejakkarbonku.id atau carbonfootprint.com. Di sana kamu tinggal mengisi beberapa data, mulai dari konsumsi energi listrik, pemakaian bahan bakar, hingga limbah sampah. Di sana kamu juga bisa menemukan solusi-solusi untuk memangkas jejak karbon dari industri UMKM.
Perhitungan jejak karbon bisa membangun branding UMKM yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Jadi, pastikan kamu menghitung dengan benar jejak karbon, gas emisi, dan limbah yang kamu hasilkan dari UMKM milikmu.
5.Bangun relasi dengan komunitas lokal

Membangun relasi sangat penting di dalam dunia bisnis. Kamu juga perlu membangun kerja sama dengan berbagai komunitas lokal atau daerah. Misalnya komunitas pengrajin, petani, hingga komunitas orang-orang yang menjalani gaya hidup ramah lingkungan.
Dengan membangun relasi dengan komunitas lokal, kamu bisa memasarkan produk dengan lebih mudah. Kamu dapat hadir di acara-acara mereka sambil memperkenalkan produkmu. Kamu jadi lebih mudah menggaet pelanggan baru, karena UMKM milikmu bekerja sama dengan komunitas-komunitas lokal.
6.Ajak pelanggan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan

Selain menjual produk atau jasa yang ramah lingkungan, kamu harus mengajak pelanggan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan. Sehingga nilai berkelanjutan tidak berhenti pada produsen UMKM saja, melainkan terus berjalan sampai konsumen.
Contohnya, bila kamu pelaku UMKM di bidang fashion, kamu bisa mengedukasi pelanggan dengan menghimbau cara-cara merawat pakaian agar tahan lama. Atau jika kamu menjual produk skincare, kamu bisa meminta pelanggan untuk mengembalikan wadah skincare untuk didaur ulang kembali. Sehingga dapat meminimalisir limbah dan sampah dari produk skincare.
7.Buat manajemen limbah dan sampah

Hampir setiap proses produksi menghasilkan limbah dan sampah, baik untuk pabrik skala besar atau UMKM skala rumahan. Meskipun limbah yang dihasilkan dari UMKM lebih sedikit, tetapi tetap memerlukan manajemen limbah yang tepat. Karena tujuan UMKM berkelanjutan adalah menghasilkan nol limbah atau sampah sedikit mungkin.
Untuk menciptakan manajemen limbah yang proper, kamu bisa menerapkan 3R yaitu reduce, reuse, dan recycle barang-barang yang ada dalam proses produksi. Hindari membuang limbah industri langsung ke sungai yang akan merusak ekosistem. Bila limbah industri tidak bisa diaur ulang atau diolah kembali, usahakan untuk tidak membuangnya secara sembarangan.
8.Tetap perhatikan kesejahteraan karyawan

UMKM berkelanjutan tidak hanya berfokus pada lingkungan hidup, tetapi juga para karyawan yang bekerja di dalamnya. Meskipun usaha mikro cenderung keuntungan yang sedikit pada awal proses, tetapi lambat laun usaha mikro akan berkembang dan mendapat keuntungan yang sepadan. Sebagai pemilik usaha, kamu harus tetap memberikan upah yang layak pada karyawan yang bekerja di tempatmu.
Memerhatikan kesejahteraan karyawan juga termasuk dalam etika bisnis yang harus dipatuhi. Ketika kamu ingin menciptakan bisnis hijau, jangan sampai mengabaikan kesejahteraan karyawan. Pelestarian lingkungan dan kesejahteraan karyawan jadi poin penting dalam meujudkan bisnis berkelanjutan.
Membangun UMKM yang ramah lingkungan dan berkelanjutan bukan hal yang sulit. Tidak harus menciptakan produk baru, tetapi membuat perbedaan yang menonjolkan keunggulan dari produk yang kamu buat. Selalu pertimbangkan kelestarian lingkungan dalam menjalankan bisnis UMKM, sehingga dapat berdampak langsung pada masyarakat luas.