20 Tahun Berkarya, Hanuman Craft Go Digital di LinkUMKM BRI

- Sayu Putu Seni, pemilik Hanuman Craft, berhasil mengembangkan bisnis kerajinan anyaman khas NTB melalui program BRIncubator 2024.
- Usaha mikro ini telah bertahan selama 20 tahun dengan lebih dari 50 desain produk dan omzet ratusan juta rupiah per pengiriman.
- Hanuman Craft juga membuka lapangan pekerjaan bagi banyak perajin di Lombok dan terus berupaya memperluas pasar baik di dalam maupun luar negeri.
Mataram, IDN Times - Di balik kesuksesan Hanuman Craft, sebuah usaha kerajinan anyaman khas NTB, terdapat kisah perjuangan Sayu Putu Seni. Perempuan berusia 50 tahun ini telah mengabdikan dirinya selama dua dekade untuk mengembangkan bisnis tersebut.
Hanuman Craft merupakan salah satu usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang produknya dipasarkan melalui linkUMKM Bank Rakyat Indonesia (BRI). Usaha ini juga masuk dalam program BRIncubator 2024, sebuah program pembinaan bagi pelaku usaha agar lebih berkembang dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
Perjalanan Sayu Putu Seni di dunia kerajinan tangan dimulai dari pengalamannya bekerja di industri serupa di Yogyakarta pada tahun 2004 silam. Saat dipindahkan ke Lombok, ia memutuskan untuk mandiri dan mulai membeli bahan-bahannya sendiri. Ia membuka toko di Jalan Dr Wahidin 54 Rembiga, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Saya kebetulan pernah bekerja di bidang kerajinan tangan di Jogja, kemudian saya dipindahkan ke Lombok. Pada akhirnya saya memutuskan jalan sendiri dan membeli sendiri bahan-bahannya," ujarnya kepada IDN Times, Jumat (14/3/2025).
Keputusan ini membawa Sayu pada titik awal perjuangannya membangun Hanuman Craft pada tahun 2004. Kemudian pada tahun 2005, ia mendapatkan orderan besar pertama yang menjadi titik tolak perkembangan bisnisnya.
"Keterusan, tahun 2005 ada orderan yang besar. Kemudian ada tambahan buyer (pembeli) lain yang produknya diekspor. Kami suplai sesuai dengan orderan," ujarnya
Dari sini, bisnisnya mulai berkembang secara bertahap. Sayu menyadari bahwa untuk mempertahankan bisnis dalam jangka panjang, ia harus memastikan kualitas produknya tetap terjaga.
"Saat pertama kali menjalankan usaha ini, saya harus memastikan setiap produk yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi agar pelanggan tetap percaya dan terus melakukan pemesanan," kata Sayu.
Tantangan dan konsistensi

Bertahan selama 20 tahun di industri ini bukanlah perkara mudah. Sayu harus menghadapi berbagai tantangan, termasuk menjaga kualitas produk dan memenuhi tenggat waktu pemesanan.
"Dari awal tidak gampang, gimana perajin kerja sesuai dengan yang kita mau. Awalnya, barang kerajinan yang dikirim ke toko bervariasi, modelnya macam-macam," ungkapnya.
Berkat konsistensi dan komunikasi yang baik dengan para perajin, Hanuman Craft berhasil mendapatkan kepercayaan pelanggan. Bahkan, ada buyer yang telah bekerja sama dengan mereka selama 20 tahun.
"Jadi, kami ini spesialis rattan homedecor dengan ciri khas anyaman NTB. Kami selalu berupaya menjaga hubungan baik dengan pembeli, ada buyer yang setia selama 20 tahun dengan kami," jelasnya.
Sayu juga harus menghadapi tantangan dalam mengoordinasikan para perajin. Sebab dengan banyaknya perajin yang membuat kerajinan itu, ada tantangan agar kualitas yang dihasilkan sama rata.
"Kami harus memastikan bahwa para perajin bekerja sesuai dengan standar yang kami tetapkan. Terkadang ada tantangan dalam memastikan semua produk memiliki kualitas yang sama, tetapi dengan komunikasi yang baik, kami berhasil mengatasinya," tuturnya.
Adaptasi dengan perkembangan zaman
Seiring waktu, Sayu juga terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan pemasaran digital. Sebelum pandemik, ia mulai menjual produknya secara retail melalui Google Business dan mengikuti berbagai pelatihan.
"Sebelum COVID-19, kami jual retail pakai Google Business, ikut pelatihan dan jadi binaan-binaan. Sekarang ada di media sosial seperti Shopee, TikTok, Facebook dan Instagram," ujar Sayu.
Dengan pemanfaatan teknologi ini, Hanuman Craft semakin dikenal luas. Pemesanan dari Jakarta dan daerah lainnya pun terus berlanjut. Keputusannya untuk "Go Digital" berbuah manis.
"Karena kami bisa menjaga kepercayaan pelanggan, mereka jadi loyal," tambahnya.
Selain itu, Sayu juga mengikuti berbagai program binaan dari pemerintah dan swasta. Ia juga mengikuti pameran-pameran untuk lebih memperkenalkan produknya kepada pelanggan baru.
"Kemarin daftar linkUMKM BRI, kemudian dinyatakan lulus ikut BRIncubator sampai ke pemilihan lima besar itu. Tapi saya tidak masuk lima besar. Meski begitu, banyak ilmu yang saya dapatkan selama mengikuti pelatihan dari program BRIncubator itu," ungkapnya.
Skala produksi dan dampak ekonomi

Saat ini, Hanuman Craft memiliki lebih dari 50 desain produk, dengan kapasitas produksi yang dapat mencapai ribuan item per bulan. Pembeli biasanya memilih terlebih dahulu desain yang diinginkan, kemudian dibuat sesuai dengan jumlah permintaan.
"Tergantung modelnya, misalnya untuk placemat, bisa ribuan per minggu. Kalau orderan banyak, kita tambah jumlah perajin," ujarnya.
Meski begitu, produksi tetap bergantung pada musim. Ia menghadapi tantangan produksi saat perajin fokus bekerja pada sektor lain.
"Kalau musim tembakau, produksi kami terganggu karena banyak perajin yang beralih bekerja mengurus tembakau. Jadi, kapasitas tergantung waktu dan kesepakatan dengan buyer," jelasnya.
Dari segi penjualan, Hanuman Craft bisa menghasilkan omzet ratusan juta rupiah per satu kali pengiriman. Omzetnya tergantung jumlah pesanan dari pelanggan.
"Yang kontinu bisa mencapai Rp250 juta hingga Rp350 juta sekali jalan satu truk penuh. Harga produk berkisar dari Rp35 ribu untuk ukuran kecil hingga Rp450 ribu untuk item yang lebih besar," ungkapnya.
Selain memberikan manfaat ekonomi bagi dirinya sendiri, Hanuman Craft juga membuka lapangan pekerjaan bagi banyak perajin di Lombok. Selama ini, Sayu selalu berusaha menjaga hubungan yang baik dengan mitranya dan para perajin.
"Kami bisa bina mereka, jadi tingkat loyalitasnya bagus sampai sekarang. Timbal baliknya, gimana kami memperlakukan mereka, jadi mereka juga berusaha seperti itu kepada kami. Misalnya pembayaran mereka yang tidak pernah terlambat," kata Sayu.
Mimpi dan regenerasi

Meskipun telah sukses, Sayu masih memiliki harapan besar untuk Hanuman Craft. Ia berharap bisa memiliki penerus dalam bisnis ini, sehingga dirinya bisa beristirahat setelah puluhan tahun bekerja keras membuat bisnis ini tetap eksis.
"Impian saya ke depan semoga sudah ada regenerasi, biar saya tidak kecapean sendiri," katanya.
Sayu juga terus berupaya memperluas jangkauan pasar Hanuman Craft, baik di dalam maupun luar negeri. Harapannya bisa menggaet pasar yang lebih luas dan pelanggan baru yang loyal.
"Kami sekarang aktif promosi di media sosial dengan nama Hanuman Craft. Kami ada di Shopee, TikTok, Google Business, Facebook dan Instagram," ujarnya.
Dengan kerja keras dan strategi bisnis yang matang, Hanuman Craft terus berkembang. Harapannya bisa menjadi salah satu produsen kerajinan khas NTB yang tidak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi juga di pasar internasional.
"Saya berharap usaha ini bisa terus berkembang dan semakin dikenal di dunia internasional. Saya ingin Hanuman Craft menjadi ikon kerajinan khas NTB yang bisa dibanggakan," tutupnya.
Keberadaan Hanuman Craft di linkUMKM BRI merupakan hal yang patut dicontoh oleh UMKM lainnya di Provinsi NTB. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi NTB, Ahmad Masyhuri mengatakan bahwa pihaknya terus mendorong UMKM agar semakin gencar promosi secara digital. Menurutnya, digitalisasi sangat diperlukan untuk menjangkau pasar global.
“Pemda NTB terus mendorong agar para pelaku UMKM bisa go digital. Tujuannya agar bisa mempromosikan dan memasarkan produknya dengan jangkauan yang lebih luas,” kaya Masyhuri kepada IDN Times, (7/3/2025).
Masyhuri menjelaskan pelaku UMKM juga saat ini dilibatkan dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah melalui e-catalog. Selama produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi dan harga yang bersaing, maka UMKM itu sudah dapat ikut dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Tentang BRIncubator
BRIncubator merupakan program pelatihan dan pendampingan bagi UMKM kategori food and beverage, fashion and beauty, home decor and craft yang telah terkurasi. Program ini berorientasi pada peningkatan kapasitas serta kapabilitas pelaku UMKM binaan BRI, sehingga dapat tervalidasi ekspor.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan kapasitas pelaku UMKM, peserta program BRIncubator mendapatkan materi pengembangan bisnis. Materi yang diberikan meliputi strategi marketing dan bisnis, communication and negotiation skill, mindset bisnis, manajemen keuangan dan banyak lagi.
Dikuti dari bri.co.id, Senior Executive Vice President Ultra Micro BRI, M Candra Utama menjelaskan bahwa, melalui BRIncubator 2024 yang diikuti 2.200 UMKM dari berbagai kota di seluruh Indonesia ini, BRI mentransformasi usaha UMKM menjadi sebuah bisnis yang mampu bersaing secara global. Saat ini, BRI sudah membuka pendaftaran untuk program BRIncubator 2025.
Ada pun syarat dan ketentuannya sebagai berikut:
- Usaha produksi (termasuk pengolahan) dan merupakan milik sendiri
- Usaha telah berdiri minimal 6 bulan
- Kategori : Food and Beverages dan Fashion and Beauty
- Merupakan nasabah BRI (Simpanan/Pinjaman)
- Aktif dalam penjualan e-commerse
- Anggota aktif Rumah BUMN BRI
- Memiliki legalitas usaha NIB
- Tidak sedang mengikuti program incubator serupa
- Berkomitmen mengikuti seluruh rangkaian program
- Calon peserta bukan/belum pernah mengikuti program: Alumni BRILianpreneur, UMKM EXPO(RT), Alumni BRIncubator, Pengusaha Muda BRILian dan Growpreneur
- Bersedia menandatangani surat komitmen untuk mengikuti seluruh rangkaian pelatihan dan pendampingan
- Bersedia menyatakan bahwa seluruh data yang diinput atau yang diberikan merupakan data yang sebenarnya.
Itulah beberapa syarat dan ketentuan jika UMKM ingin mengakses BRIncubator. Dengan mengikuti program ini, diharapkan para pelaku UMKM dapat mengakses pasar global di masa mendatang.