Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Renungan untuk Menyembuhkan Bekas Luka di Hati, Perlahan tapi Pasti!

ilustrasi berbahagia (pixabay.com/Abbat1)

Namanya juga bekas luka, meski terlukanya sudah lama berlalu, namun saking kompleksnya sampai-sampai hingga detik ini sang bekas luka tak kunjung sembuh. Bak gelas pecah yang diusahakan untuk disambung, namun bekas garis pecahan itu nyaris tak bisa dihilangkan.
 
Lantas, apakah bekas luka dihati juga sejatinya tak bisa dihilangkan supaya sembuh dan bisa melanjutkan hidup? Pasti rasanya begitu aman, nyaman, dan damai saat hidup bersih tanpa luka hati, ya. Temukan jawabannya secara teoritis hingga realistis dari ulasan berikut ini.

1. Kunci sembuh ialah dengan berlapang dada

ilustrasi orang berimajinasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jika dipahami secara teoritis, kunci untuk bisa sembuh dari luka hati yang membekas sangat dalam ialah dengan berlapang dada. Dengan berlapang dada, maka artinya kamu sudah melepaskan luka yang begitu menyakitkan itu.
 
Tanpa kamu sadari, luka itu sejatinya menggerogoti kehidupanmu. Mudah bikin kamu panik, stres, menangis dengan sendirinya, hingga emosional dan gangguan mental serta fisik lainnya. Jadi, dengan berlapang dada, maka kamu bisa lega melepas semua beban yang hadir dari luka hatimu itu, ya.

2. Sayangnya, lapang dada tak semudah mulut berbicara

ilustrasi kesedihan (pixabay.com/frankis_shen)

Bak ilustrasi, mau satu Indonesia bilang semangat untuk mendukung kamu, tapi kamunya gak ada tenaga, ya percuma saja. Mulutmu bisa saja berbicara ayo berlapang dada, sayangnya praktiknya tak semudah itu. Belum tentu hatimu mau menerima kenyataan dan mengikhlaskan semuanya.
 
Lantas, apa yang harus dilakukan? Jawabannya, ya biasakan. Perlahan tapi pasti kamu usahakan untuk bisa bangkit dari bekas luka di hatimu.

Sama halnya dengan naik tangga, bukankah kamu harus melewati anak tangga pertama terlebih dahulu untuk bisa sampai di anak tangga paling ujung? Begitu pula dengan konsep ikhlas, step by step merangkak untuk bisa berhasil sampai puncaknya lapang dada.

3. Memaafkan secara eksternal untuk kebaikan diri sendiri

ilustrasi kesedihan (pixabay.com/Chuotanhls)

Tak bisa dipungkiri, pelaku luka dengan sejuta kesalahannya yang berujung melukai hatimu itu kerap membayangi hidupmu. Begitu pula dengan kamu, alih-alih fokus menata hidup kembali, nyatanya kamu masih terngiang-ngiang dengan luka yang ditorehkan oleh sang pelaku.
 
Kamu terfokuskan untuk menyalahkan orang yang menyebabkan bekas luka yang begitu dalam di hatimu. Iya memang benar dia bersalah, namun apakah dengan terus menyalahkannya bisa membuatmu sembuh? Tentu tidak. Apalagi, jika dengan tidak tahu dirinya sang pelaku hilang begitu saja tanpa bertanggung jawab.
 
Jika sudah tak ada yang bisa diharapkan dari tanggung jawab sang pelaku. Maka, tak perlu menunggu ia meminta maaf kepadamu, berilah maaf untuk dan atas dirimu sendiri. Dengan memaafkan, kamu akan berdamai dengan salah satu pemicu dari luka hatimu itu.

4. Sadari bahwa kamu juga punya peran dalam menyebabkan luka hati

ilustrasi orang berimajinasi (pexels.com/Dmitriy Zub)

Pemicu lain yang menyebabkan bekas luka yang tak kunjung sembuh tapi jarang disadari ialah, dirimu sendiri. Bagaimana mungkin? Sesederhana, kamu gagal menempatkan dirimu di posisi yang tepat, sampai akhirnya kamu berhasil dilukainya.
 
Bukankah jika kamu bisa melindungi dirimu sedari awal tak akan terluka sejauh ini? Jadi, kamu juga punya peran dalam menyebabkan luka yang mendalam di hatimu itu. Jadi, jika memaafkan kesalahan pelaku eksternal terlalu sulit bagimu, cobalah mulai dengan memaafkan sang pelaku internal alias dirimu sendiri, ya.

5. Semakin dipaksa melupakan, semakin akan teringat

ilustrasi orang berusaha (pixabay.com/JESHOOTS-com)

Coba kamu renungkan, bukanlah yang terus membuatmu mengingat luka hatimu itu karena kamu tengah berusaha melupakannya? Jawab dengan jujur. Selayaknya kamu ingin move on dari mantan, alih-alih memikirkan caranya, kamu malah jadi menyebut namanya berulang kali, alhasil bikin terngiang-ngiang terus.
 
Dengan begitu, realistisnya kamu tak perlu memaksa diri untuk sesegera mungkin sembuh dari bekas luka di hatimu. Semuanya butuh proses, apalagi jika ingin sembuh sampai ke akarnya, tentu perlu perjalanan yang cukup kompleks.
 
Pada akhirnya, dengan lika-liku panjang proses penyembuhan luka hatimu. Yakin dan percayalah bahwa kesembuhan yang alami seperti itu efeknya akan jauh luar biasa dibandingkan dengan jalur instan. Sembari menunggu waktu sembuh itu datang dengan sendirinya, kamu bisa hidup berdampingan dengan lukamu sembari terus mengisi harimu dengan hal-hal baik, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us