Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Hal Spesifik yang Berubah setelah Seseorang Beranjak Dewasa

ilustrasi menjadi dewasa (pexels.com/Anastasia Kolchina)

Fase dewasa adalah salah satu tahap yang umumnya bakal dilalui kebanyakan orang di dunia ini. Setelah sebelumnya berada di dunia masa kecil yang penuh imajinasi dan kepolosan. Inilah saatnya mereka mulai menghadapi realita yang sebenarnya dari kehidupan.

Ketika seseorang beranjak dewasa, akan ada banyak perubahan yang diri mereka rasakan. Bukan hanya soal tanggung jawab yang makin besar. Namun, masih ada hal spesifik lainnya yang juga turut berubah. Inilah kira-kira lima poin tersebut!

1. Lebih toleran terhadap makanan yang dahulu kurang disukai

ilustrasi pemilih soal makanan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Ketika flashback ke masa kecil dahulu. Kamu mungkin teringat dengan beberapa momen, di mana kamu sering menolak menyantap beberapa makanan, seperti sayur-sayuran, hidangan pedas, hidangan berbau menyengat, atau makanan spesifik lainnya. Biarpun orangtua sudah sekreatif mungkin dalam membuat hidangan. Tetap saja, lidah kita terus menolak untuk mencicipinya. 

Tapi, setelah beranjak dewasa, mulai timbul keinginan untuk kembali menyantap beberapa makanan yang dahulu kurang disukai. Akhirnya setelah mencobanya, ternyata rasanya tidak seburuk yang dikira. Bahkan, ada beberapa menu yang seketika menjadi hidangan favorit untuk dinikmati setiap waktu makan.

2. Merasa waktu jadi jauh lebih singkat

ilustrasi melihat ke luar jendela (pexels.com/Ron Lach)

Biarpun saat kecil, ada momen di mana kita pernah merasa kekurangan waktu bermain. Mempertanyakan kenapa waktu sudah petang saja, padahal sebenarnya diri ini masih ingin bermain bersama teman-teman. Tapi, kalau diingat-ingat lagi, sebenarnya cukup sering kita memandang kalau waktu di kala itu terasa sangat panjang.

Juga, walaupun ada aktivitas sekolah rutin enam kali dalam seminggu. Tetap saja, waktu yang tersisa masih sangat berlimpah, sehingga kita tetap punya banyak aktivitas untuk dilakukan sepulang sekolah. Mulai dari menonton televisi di rumah, pergi mengaji bagi yang beragama muslim, juga bermain permainan tradisional di sore hari.

Tapi, setelah dewasa, rasanya waktu yang ada cepat sekali berlalu. Rasanya, baru saja beberapa waktu lalu kita bangun pagi dan bersiap-siap untuk beraktivitas, eh tiba-tiba saja sudah mau malam lagi. Bahkan, kalau boleh dibilang, satu tahun pun terasa sangat singkat. Sebagian besar waktu kita lebih sering dihabiskan untuk bergulat dengan pekerjaan.

3. Ketakutan terhadap hal-hal mistis mulai berkurang

ilustrasi ketakutan (pexels.com/Nothing Ahead)

Anak kecil itu umumnya adalah sosok yang sangat penakut. Banyak sekali hal yang mereka takuti, seperti gak berani ke toilet malam-malam, gak ingin berlama-lama di kamar mandi kecuali sedang mandi bareng saudara, takut dengan ruangan gelap, serta takut bertemu hantu atau sosok mistis lainnya.

Apakah kamu juga punya ketakutan-ketakutan yang sama? Rasanya, biarpun dulunya terkenal sangat penakut hingga sering jadi ledekan oleh orang yang lebih dewasa. Tapi, setelah diri kita tumbuh menjadi dewasa juga, ketakutan terhadap hal-hal menyeramkan pun mulai berkurang atau bahkan menghilang sama sekali. 

4. Mulai memahami beratnya menjadi orangtua

ilustrasi sulitnya menjadi orangtua (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Meskipun belum menjadi orangtua, namun setelah dewasa, satu per satu kita pun mulai paham betapa beratnya menjadi mereka. Misalnya, semasa kecil dahulu, kita sering menyepelekan omelan orangtua kala disuruh menghemat pemakaian listrik dan air di rumah. Padahal, wajar sekali kalau mereka memperingatkan kita, mengingat perlu banyak uang untuk membayar tagihan operasional rumah.

Untuk hal lain pun, adakalanya kita pernah memaksa orangtua untuk membelikan mainan atau barang mahal, kemudian menuntut mereka untuk segera menghadirkannya di depan mata kita. Meskipun sesekali dikabulkan, tapi ada lebih banyak momen di mana seberapa keras pun kita merengek, tetap saja mereka tidak akan membelikannya.

Barangkali karena alasan ekonomi atau murni untuk mendisiplinkan kita. Satu hal yang pasti, setelah dewasa, kita pun baru menyadari bahwa perilaku kita dahulu sangat kekanakkan dan menyusahkan orangtua. 

5. Kini menganggap orangtua lebih seperti teman sendiri

ilustrasi orangtua sebagai teman (pexels.com/Elina Fairytale)

Bila diingat-ingat lagi, sewaktu kecil dahulu, kita menganggap orangtua sebagai sosok otoriter yang suka sekali memerintah dan kerap tidak menyetujui apa pun yang anaknya inginkan, termasuk dalam hal pemilihan pakaian. Tapi setelah dewasa, rasanya mereka berubah menjadi sosok teman yang bisa diajak cerita atau curhat, kala kita membutuhkannya. 

Dalam hal pilihan pun, mereka mulai membebaskan kita untuk mencoba banyak hal, selama itu tidak mempermalukan mereka atau membuat kita terkena dampak buruk. Kira-kira, apakah kamu juga turut merasakan perubahan ini? Apakah kini kamu menganggap orangtua lebih seperti teman sendiri ketimbang pihak yang sudah membesarkanmu?

Selain dari bertambahnya usia, menjadi dewasa juga bisa ditandai lewat banyak hal, seperti perubahan pola pikir, tanggung jawab, serta selera pribadi. Dari semua poin yang dipaparkan, adakah hal yang dirasa relate untukmu? Atau, kamu punya pengalaman spesifik lain yang ingin kamu ceritakan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us