8 Alasan Anak Lebih Suka Menyendiri, Orangtua Harus Tahu!

Menyendiri sebenarnya adalah hal yang wajar dilakukan oleh seorang anak, tetapi jika menyendiri dilakukan terlalu lama atau mungkin sudah menjadi kebiasaan, maka hal tersebut perlu diperhatikan lebih lanjut.
Alasan anak lebih suka menyendiri bisa saja berbeda-beda tergantung dengan situasi, kondisi, dan karakteristik dari seorang anak. Berikut beberapa alasan anak lebih suka menyendiri yang wajib orangtua tau.
1. Keinginan anak untuk mengembangkan diri

Satiap anak memiliki minat dan bakat yang berbeda, beberapa dari mereka sudah menyadari dan mengetahui minat dan bakat mereka sejak kecil. Rasa senang ketika menekuni hal yang mereka sukai memberi mereka rasa nyaman yang lebih sehingga tumbuh keinginan untuk mengembangkan diri lebih jauh lagi.
Namun, apakah mengembangkan diri hanya sebatas mengembangkan bakat dan minat saja? Tidak, lebih dari itu, mengembangkan diri juga termasuk mengembangkan emosi dan kepribadian yang dimiliki seorang anak. Dengan perkembangan anak zaman sekarang, sudah banyak dari mereka yang mengetahui pentingnya nilai diri yang baik dan banyak dari mereka yang ingin mengembangkan diri mereka.
Jika itu hal yang membuat anak menyendiri, sebaiknya orangtua mendukung pilihan seorang anak dengan tetap mengingatkan untuk tidak lupa bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
2. Kebutuhan akan ruang pribadi

Setiap manusia baik anak-anak maupun dewasa memerlukan waktu untuk sendiri dan ruang pribadi untuk merenung, instrospeksi, evaluasi, atau merasa nyaman dengan diri sendiri. Ruang pribadi bisa memberi anak waktu untuk mengidentifikasi keinginan diri, mengontrol diri mereka, memahami perasaan hingga emosi yang yang mereka rasakan, hingga membantu anak memikirkan cara mencapai target yang mereka cita-citakan.
Dalam ruang pribadi, anak-anak memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi kreativitas mereka. Ini dapat mencakup bermain, menggambar, atau mengembangkan proyek-proyek kreatif lainnya. Ruang ini dapat menjadi tempat di mana gagasan dan inovasi muncul karena tidak adanya gangguan eksternal.
3. Ketidaknyamanan ketika berada di lingkungan sekitar

Salah satu alasan anak lebih suka menyendiri adalah adanya rasa tidak nyaman dengan lingkungan sekitar, lingkungan sekitar yang kasar, berisik, dan tidak mendukung tumbuh kembang anak bisa membuat anak tidak nyaman dan lebih memilih untuk menyendiri.
Lingkungan tempat tinggal memiliki peran yang signifikan dalam tumbuh kembang anak. Ketidaknyamanan dalam lingkungan dapat memberikan dampak negatif pada perkembangan fisik, mental, dan emosional anak. Dari gangguan tidur hingga penurunan kesejahteraan psikologis, ketidaknyamanan dalam lingkungan dapat memengaruhi anak dalam berbagai hal.
4. Penggunaan gadget yang berlebihan

Tidak dapat dipungkiri bahwa gadget adalah hal yang penting pada zaman sekarang. Namun, penggunaan gadget yang berlebihan juga bisa memberi dampak buruk bagi siapa pun dan rentang usia berapa pun, baik orang dewasa maupun anak-anak.
Adanya sosial media yang memungkinkan setiap orang berselancar selama 24 jam tanpa henti dapat membuat anak-anak hingga orang dewasa kecanduan dan enggan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Penggunaan gadget sesuai porsinya dapat memberi dampak positif bagi kehidupan, tetapi jika berlebihan dan digunakan dengan cara yang salah, maka dampak yang ditimbulkan dapat berkali kali lebih buruk daripada dampak positif yang diberikan.
Interaksi langsung dengan orang lain merupakan keterampilan sosial yang penting untuk dikembangkan sejak dini. Anak yang banyak waktu dihabiskan di depan gadget biasanya kurang terlatih dalam membentuk dan memelihara hubungan interpersonal, yang dapat memengaruhi perkembangan kepribadian sosial mereka. Hal ini juga akan berdampak pada perkembangan kemampuan empati yang mereka miliki.
5. Trauma akan kejadian di masa lalu

Trauma pada anak dapat memiliki dampak yang signifikan pada berbagai aspek tumbuh kembang mereka. Trauma dapat berkisar dari peristiwa traumatis seperti kehilangan orangtua, kecelakaan, atau pelecehan. Dampak trauma tidak hanya bersifat sementara, tetapi dapat mempengaruhi perkembangan fisik, mental, dan emosional anak dalam jangka panjang.
Anak yang memiliki trauma dalam hidupnya memungkinkan dia mengunci diri dari kehidupan luar. Rasa takut akan terulangnya kembali kejadian mengerikan yang pernah dialami menjadi penyebabnya. Emosi yang tidak stabil dan rasa cemas yang berlebihan merupakan dampak umum yang dialami anak yang mengalami trauma. Ada baiknya orangtua segera berkonsultasi dengan ahli di bidangnya agar dampaknya dapat diminimalisir.
6. Anak cenderung memiliki kepribadian introvert

Kepribadian introvert sering kali dianggap sebagai karakteristik yang lebih tertutup dan cenderung memilih waktu sendiri dibandingkan berada dalam lingkungan sosial yang ramai. Meskipun introvert mungkin tidak seaktif ekstrovert dalam mencari perhatian, mereka memiliki keunikan dan potensi positif yang perlu diakui dan dihargai.
Anak yang memiliki kepribadian introvert akan mendapat energinya ketika ia menyendiri atau berada dalam kelompok kecil. Ketika anak dengan kepribadian introvert bersosialisasi dengan banyak orang atau berada di keramaian, mereka cenderung mudah merasa lelah. Sehingga untuk tetap bisa bersosialisasi, mereka akan meluangkan waktu sejenak untuk menyendiri dan beristirahat dari keramaian.
7. Rasa takut akan tidak diterima di lingkungan

Rasa takut akan tidak diterima di lingkungan bisa memiliki dampak yang signifikan terhadap tumbuh kembang anak. Hal ini dapat muncul dari berbagai faktor, termasuk tekanan sosial, standar yang tidak realistis, atau pengalaman-pengalaman traumatis. Anak yang hidup dengan rasa takut akan tidak diterima cenderung mengalami stres dan kecemasan yang lebih tinggi. Mereka mungkin merasa tertekan untuk memenuhi ekspektasi orang lain dan khawatir bahwa mereka tidak akan diterima sebagaimana adanya.
Terkadang anak yang memilih untuk menyendiri karena takut tidak diterima di lingkungan sekitar akan berakhir dengan tidak memiliki teman. Untuk mengatasi hal tersebut orangtua sebaiknya mendukung anaknya untuk berusaha menempatkan diri di lingkungannya, sehingga anak akan merasa percaya diri dalam bergaul dengan teman-temannya.
8. Adanya gangguan psikologis yang diderita anak

Selain dari berberapa hal di atas, masalah psikologis pada anak juga dapat memiliki dampak yang signifikan pada tumbuh kembang mereka. Masalah psikologis pada anak dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental, termasuk depresi, kecemasan, atau gangguan perilaku. Anak dengan masalah psikologis mungkin mengalami fluktuasi emosional yang signifikan. Mereka bisa mengalami kesulitan mengelola emosi mereka, sehingga memengaruhi hubungan dengan orang lain dan kemampuan mereka untuk merespon situasi dengan tepat.
Adanya gangguan psikologis yang diderita seorang anak bisa menjadi salah satu penyebab mengapa anak lebih suka menyendiri. Apabila anak memiliki gangguan psikologis, ada baiknya segera dikonsultasikan dengan profesional psikolog. Jangan sampai melakukan self-diagnosis, karena hal tersebut sangat berbahaya.
Penting untuk diingat bahwa menyendiri dalam batas yang sehat dan sesuai dengan kepribadian anak adalah hal yang normal. Namun, jika orangtua khawatir tentang perilaku anak yang suka menyendiri, adalah baik untuk berbicara dengan seorang profesional psikolog atau konselor untuk memahami lebih lanjut tentang alasan di balik perilaku tersebut.