Wakil Bupati Lotim Temui Pendemo, Unjuk Rasa Berlangsung Kondusif

Lombok Timur, IDN Times – Aksi unjuk rasa memprotes kebijakan kenaikan gaji tunjangan untuk anggota DPR meluas hingga ke Lombok Timur (Lotim). Aksi unjuk rasa digelar oleh ratusan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Cipayung Plus.
Unjuk rasa ini digelar secara bertahap di tiga lokasi, yaitu Kantor Bupati, Polres dan terakhir di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lotim, pada Senin (1/9/25), dengan pengawalan ketat petugas gabungan dari unsur TNI dan Polri.
Aksi unjuk rasa berlangsung damai dan kondusif, tidak ada aksi anarkis yang dilakukan massa aksi. Setiap titik aksi, massa aksi diterima dengan baik oleh pejabat setempat.
1. Ditemui Wakil Bupati Lotim

Aksi bermula di depan Kantor Bupati Lotim. Ratusan massa aksi telah ditunggu oleh Wakil Bupati Lotim, Edwin Hadiwijaya dan Sekda Lotim, M. Juaini Taofik, berdialog untuk mendengar dan menyerap aspirasi massa aksi. Massa aksi mendesak Bupati untuk menandatangani sejumlah tuntutan yang mereka bawa, salah satunya terkait keterbukaan informasi publik.
Dalam dialognya, Wabup menyatakan kesediaannya untuk terbuka dan transparan, serta bersedia menandatangani tuntutan selama sesuai dengan aturan dan kepentingan masyarakat. Ia juga menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya seorang rekan mahasiswa di daerah lain.
“Kami siap terbuka dan transparan, tapi mari sama-sama menjaga agar tidak ada fasilitas umum yang rusak,” imbau Wakil Bupati Lotim, Edwin Hadi Wijaya.
Usai dari Kantor Bupati, massa kemudian bergerak menuju Kantor Polres Lotim, massa aksi mendesak kepolisian untuk menghentikan tindakan refresif terhadap massa aksi yang melakukan aki unjuk rasa.
Selain itu, massa juga mendesak Kapolri untuk dihentikan dari jabatannya. Mereka juga menuntut kepolisian untuk mengusut tuntas oknum yang melakukan pelanggaran hingga menyebabkan korban pengemudi Ojol dan massa aksi meninggal dunia.
2. Kritik kinerja wakil rakyat

Seusai dari Polres, massa aksi bergerak menuju kantor DPRD Lotim. Di lokasi ini sempat terjadi ketegangan, nyaris berujung ricuh, massa aksi dengan aparat kepolisian sempat adu dorong. Ketegangan mereda setelah aparat kepolisian bersama TNI turun tangan menenangkan massa, sehingga tidak terjadi bentrokan.
Salah satu orator, Yandis dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dalam orasinya melontarkan kritik pedas terhadap kinerja para wakil rakyat. Ia menyoroti minimnya kehadiran anggota dewan yang datang menemui massa.
“Dewan yang lain kemana, kok cuma ini-ini saja. Masak tiap hari reses dan kunker (kunjungan kerja), padahal pas rapat paripurna tidak satupun perda yang dihasilkan,” teriak Yandis.
Dalam orasinya, ia bahkan menyebut DPRD Lotim hanya tidur dan tidak bekerja serius menjalankan fungsi legislatif. Yandis mengancam akan menggelar aksi yang lebih besar jika tuntutan mereka tidak direspons.
“Pokoknya kalau sampai tuntutan kami tidak digubris, maka kami akan bawa massa lebih banyak dan akan kami duduki kantor DPR,” ancamnya.
Ada pun sejumlah tuntutan yang diajukan massa antara lain pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset bagi koruptor, transparansi informasi publik, serta sejumlah poin krusial lainnya untuk masyarakat.
3. Berjanji akan meneruskan ke Pusat

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD Lotim, M. Yusri, yang hadir di lokasi, mencoba meredakan ketegangan. Ia menegaskan bahwa aspirasi dari Cipayung Plus akan diteruskan ke pemerintah pusat. Yusri juga menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya seorang pengemudi ojek online (ojol) dalam aksi sebelumnya.
“Kami turut berduka cita atas wafatnya salah satu teman ojol saat demo,” katanya.
Lebih lanjut, Yusri menyatakan kesediaannya untuk menandatangani poin-poin tuntutan yang diajukan.
“Kami akan tandatangani apa yang jadi tuntutan teman-teman Cipayung Plus,” ujarnya.
Aksi yang berlangsung hingga siang hari tersebut akhirnya dibubarkan secara tertib oleh massa sendiri di bawah pengawalan ketat aparat kepolisian. Situasi keamanan dan ketertiban umum di wilayah tersebut dapat dikendalikan dengan baik.