Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Terapkan Zero Waste, Pendaki Rinjani Dilarang Bawa Tisu Basah

Ilustrasi pendaki di Gunung Rinjani. (IDN Times/Istimewa)

Mataram, IDN Times - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) akan menerapkan zero waste mulai pembukaan aktivitas pendakian pada 3 April mendatang. Para pendaki yang akan mendaki Gunung Rinjani dilarang membawa plastik.

Untuk air minum, pendaki harus menggunakan tumbler, sedangkan untuk makanan harus menggunakan tupperware. Selain plastik, BTNGR juga melarang pendaki membawa tisu basah ke Gunung Rinjani.

"Itu ada aturannya, tisu basah tidak boleh dibawa ke Rinjani. Kita akan sanksi siapa yang melakukan pelanggaran," kata Kepala BTNGR Yarman dikonfirmasi di Mataram, Rabu (12/3/2025).

1. Tisu basah mencemari lingkungan dan lama terurai

ilustrasi tisu basah (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Yarman menegaskan tisu basah dilarang dibawa ke Gunung Rinjani saat melakukan aktivitas pendakian karena mencemari lingkungan. Tisu basah termasuk sampah yang lama terurai.

"Tisu basah memang gak boleh dibawa. Karena itu mengganggu lingkungan, penguraian di alam juga agak lama. Kalau kering terbang kemana-mana," terangnya.

Dia menjelaskan BTNGR telah melakukan sosialisasi kepada trekking organizer, porter, guide dan pelaku usaha di kawasan Gunung Rinjani terkait penerapan zero waste mulai 2025 ini. BTNGR telah menyiapkan SOP terkait larangan membawa plastik ke Gunung Rinjani.

2. Dispar NTB kumpulkan pelaku industri pariwisata wujudkan Rinjani bebas sampah plastik

Ilustrasi pendaki di Gunung Rinjani. (IDN Times/Istimewa)

Kepala Dinas Pariwisata NTB Jamaluddin Maladi mengatakan sampah masih menjadi persoalan di Gunung Rinjani. Untuk itu, mulai 2025, pendaki dilarang membawa plastik ke Gunung Rinjani.

Untuk air minum, pendaki harus menggunakan tumbler, sedangkan untuk makanan harus menggunakan tupperware.

"Mulai 2025, semua orang yang naik ke Gunung Rinjani tak boleh lagi membawa botol plastik air mineral, tidak boleh lagi membawa plastik mi instan. Jadi nanti pendaki wajib membawa air menggunakan tumbler. Semua makanan plastik dibuka dimasukkan ke tupperware," kata Jamaluddin.

Dia menjelaskan pihaknya sudah mengumpulkan pelaku industri pariwisata di Sembalun, Lombok Timur terkait dengan penetapan kebijakan ini.

Para pelaku industri pariwisata seperti hotel, restoran dan kafe-kafe di Sembalun akan menyiapkan tumbler dan tupperware dan boleh menaruh QR Code untuk promosi usahanya.

"Nanti setiap pendaki wajib membeli itu baru bisa naik Gunung Rinjani. Harganya didiskon 50 persen. Misalnya harga tumbler Rp50 ribu, mereka cuma beli Rp25 ribu," terangnya.

3. Puluhan ton sampah plastik di Gunung Rinjani pada 2024

Kegiatan clean up di Gunung Rinjani pada Desember 2024. (dok. TNGR)

BTNGR mencatat sebanyak 43,25 ton sampah yang dihasilkan dari aktivitas pendakian dan non pendakian di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani pada 2024.

Aktivitas pendakian di Gunung Rinjani selama 2024 menghasilkan sampah sebanyak 40,8 ton lebih.
Sedangkan aktivitas non pendakian menghasilkan sampah sebanyak 2,44 ton lebih.

Sampah yang dihasilkan dari aktivitas pendakian dan non pendakian di Gunung Rinjani didominasi sampah anorganik berupa plastik, kaleng, botol kaca, botol plastik dan kertas atau tisu.

Dari 40,8 ton sampah yang dihasilkan dari aktivitas pendakian terdiri dari sampah organik 2,59 ton lebih dan anorganik sebanyak 38,21 ton lebih.

Untuk sampah anorganik sebanyak 38,21 ton terdiri dari plastik 20,48 ton, kaleng 3,7 ton, botol kaca 724,54 kg, botol plastik 5,32 ton, kertas atau tisu 7,97 ton.

Dari total sampah yang dihasilkan dari aktivitas pendakian, mayoritas merupakan pendaki cerdas. Sekitar 97,64 persen atau 39,84 ton sampah dari aktivitas pendakian dibawa turun oleh pendaki atau pack in pack out.

Sedangkan sebanyak 2,36 persen atau 964,3 kg dibuang sembarangan berdasarkan hasil clean up yang dilakukan BTNGR.

Sementara, aktivitas non pendakian di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani menghasilkan sampah sebanyak 2,44 ton pada 2024. Terdiri dari sampah organik 494,2 kg dan anorganik sebanyak 1,95 ton.

Dengan rincian, sampah anorganik sebanyak 1,95 ton terdiri dari plastik 938,3 kg, kaleng 80,3 kg, botol kaca 90,1 kg, botol plastik 745,8 kg, kertas atau tisu 98 kg.

Sampah yang dihasilkan dari aktivitas non pendakian Gunung Rinjani paling banyak di bulan September dan Oktober 2024. Masing-masing sebanyak 392 kg dan 402 kg.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
Muhammad Nasir
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us