Stok Lama Masih Numpuk, Bulog Bima Belum Bisa Serap Jagung Petani

Bima, IDN Times - Kantor Badan Urusan Logistik (Bulog) Cabang Bima di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga kini belum bisa menyerap jagung petani. Mereka beralasan, stok jagung yang diserap 2024 lalu masih menumpuk di gudang dan mencapai 13.800 ton.
"Stok tahun lalu masih banyak yakni 13.800 ton," kata Kepala Bulog Cabang Bima, Heri Sulistiyo dikonfirmasi, Kamis (10/4/2025).
1. Bulog masih lelang stok lama

Ia mengatakan, Bulog Bima baru bisa menyerap jagung petani ketika stok lama laris terjual. Kini, pihaknya terus melakukan pelelangan jagung ribuan ton itu ke mitra Bulog dan pihak perusahaan terkait lain.
"Sekarang dalam proses pelelangan. Kalau pun jagung sudah semua terjual, nanti kami akan kembali menyerap jagung para petani," bebernya.
2. Akan serap jagung petani Rp5.500 per kg

Heri mengaku, pembelian jagung nanti berdasarkan ketentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yakni Rp5.500 perkilogram seperti 2024 lalu. Namun, besaran itu belum dapat dipastikan untuk kadar air jagung, apakah untuk kadar air 14 persen atau 15 persen.
"Untuk rincian kadar airnya, kami masih menunggu juga dari pemerintah pusat. Tapi kalau masih seperti tahun lalu, harga Rp5.500 biasanya untuk kadar air 14 persen," terangnya.
3. Petani harus punya NIB

Menurut dia, pembelian jagung di tingkat petani oleh Bulog berbeda dengan pihak swasta. Di Bulog, para petani diwajibkan memiliki Nomor Izin Berusaha (NIB) pribadi, KTP hingga buku rekening untuk melakukan transaksi.
"Memang aturannya harus begitu. Jadi kalau gak ada dokumen itu, gak bisa petani jual jagungnya di sini," tandasnya.