Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Siswa di Kupang Muntah Darah Usai Santap MBG, BPOM Ungkap Temuan Ini!

Screenshot_2025-07-22-15-38-52-276_com.miui.mediaviewer-edit.jpg
Para siswa SMPN 8 Kota Kupang terbaring di rumah sakit diduga akibat keracunan MBG. (IDN Times/Putra F. D. Bali Mula)
Intinya sih...
  • BPOM mengungkap dua pengujian sampel uji pangan dan uji spesimen (muntahan dan feses).
  • Bukan sampel langsung. BPOM melakukan uji sampel pangan dari sisa MBG yang tertinggal.
  • Hampir 200 Siswa dari SMPN 8 Kota Kupang dilarikan ke beberapa rumah sakit di Kota Kupang akibat keracunan di 22 Juli 2025.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kupang, IDN Times - Deputi Pengawasan Pangan BPOM, Erlin Herlina, merespons kasus keracunan ratusan siswa di SMPN 8 Kota Kupang hingga korban muntah dan buang air besar (BAB) berdarah. Para siswa ini dilarikan ke rumah sakit pada Selasa 22 Juli 2025 pasca-menyantap makanan bergizi gratis (MBG) di 21 Juli 2025.

BPOM telah meninjau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terkait dan menyerahkan temuan dan rekomendasi mereka ke Badan Gizi Nasional (BGN). Erlin menyatakan ini dalam jumpa pers di SMPN 8 Kota Kupang yang juga dihadiri pihak BGN, Senin (4/8/2025).

1. Dua pengujian sampel

IMG_20250804_131051.jpg
Deputi Pengawasan Pangan BPOM, Erlin Herlina. (IDN Times/ Putra Bali Mula)

Erlin mengungkap dua pengujian sampel yang dilakukan yaitu uji pangan dan uji spesimen (muntahan dan feses). BPOM menguji sampel pangan dari sisa MBG yang tertinggal. Sementara untuk uji spesimen dilakukan Laboratorium Kesehatan Daerah NTT. Erlin menyebut sampel yang mereka teliti adalah yang disimpan SPPG pasca terjadinya keracunan.

"Kami fokus di uji pangan dengan dua bakteri yang teridentifikasi. Itu dijadikan dasar untuk perbaikan ke belakang. Kita telusuri kira-kira dari mana karena bukan sampel langsung dari korban," jawabnya.

2. Bukan sampel langsung

IMG_20250804_130956.jpg
Konferensi Pers BGN dan BPOM di SMPN 8 Kota Kupang. (IDN Times/Putra Bali Mula)

Ia mengakui uji pangan ini diambil dari sampel MBG yang tidak berhubungan langsung dengan makanan yang diduga jadi penyebab keracunan di 21 Juli 2025. Sementara sampel uji pangan yang mereka gunakan adalah dari MBG pada 22 Juli 2025.

"Sisa makanan yang langsung berhubungan dengan korban tidak ada, sehingga sampel yang kita ambil adalah sampel sisanya atau yang tertinggal. Banyak faktor di luar makanan, karena terjadinya besoknya, maka kita tetap melakukan pengujian dan identifikasi," jelas dia.

Dalam daging sapi ditemukan bakteri Strepcoccus sp, yang dapat menyebabkan diare berat. Kemudian adanya bakteri Staphylococcus pada sayur yang dapat menyebabkan gangguan mikrobiota usus.

"Bakteri yang ditemukan ini mengarah kepada soal higienis sanitasi di proses pengolahan oleh karena itu BPOM merekomendasikan perbaikan cara pengolahan di SPPG," tukasnya.

Saat yang sama ia meminta seluruh sekolah dapat mengamankan sampel bila terjadi kasus serupa. Ia juga merekomendasikan adanya cek kesehatan untuk penjamah atau pengolah makanan.

"Dengan alat pelindung diri yang juga harus digunakan lengkap dengan alur dan tata kelolanya," tukasnya.

3. Siswa alami muntaber darah

Screenshot_2025-07-22-21-21-19-029_com.miui.mediaviewer-edit.jpg
Kepala SMPN 8 Kota Kupang, Maria Th. Roslin S. Lana memberikan pernyataan pasca keracunan makanan para siswanya. (IDN Times/Putra F. D. Bali Mula)

Kepala SMPN 8 Kota Kupang Maria Th Roslin S. Lana menyebut hampir 200 anak yang dilarikan ke beberapa rumah sakit di Kota Kupang akibat keracunan di 22 Juli 2025. Beberapa anak mengalami muntah dan BAB atau muntaber berdarah. Hingga beberapa hari kemudian pun kondisi ini masih terjadi pada 3 anak lainnya di sekolah itu.

"Ada yang mereka dilarikan ke rumah sakit di tanggal 22 Juli itu dengan kondisi BAB berdarah. Ada 3 anak yang dirawat karena kasus begitu," jelas Roslin sebelumnya.

Usai keluar rumah sakit pun ada beberapa anak yang masih diare dan perut mules, pucat selama beberapa hari.

"Dari fakta yang ada, semua anak itu dilarikan ke rumah sakit karena mengonsumsi MBG sehingga mereka semua kami larikan ke rumah sakit karena tidak mampu kami tolong," tambah dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us