Sempat Tersendat, ASDP Kayangan Sepakat Gunakan Air dari PDAM Lotim

Lombok Timur, IDN Times – Bupati Lombok Timur (Lotim) Haerul Warisin, mengungkap fakta mengejutkan terkait penjualan air bersih di Pelabuhan Kayangan, yang diduga melibatkan oknum tidak bertanggung jawab. Hal itu di ungkapkan Warisin saat meluncurkan produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) oleh BUMD PT. Energi Selaparang, Rabu (13/8/25)
Dalam temuannya, Warisin mengungkap adanya indikasi permainan oknum untuk mengambil keuntungan dengan menutup saluran air PDAM ke ASDP Kayangan. Meski begitu, pihak ASDP mengaku tak ada permainan dan semua dilakukan sesuai prosedur dan ketentuan hukum.
1. Saluran PDAM diduga sengaja ditutup

Warisin mengungkap, ASDP Kayangan tidak pernah memanfaatkan air PDAM sejak 2020. Hal itu karena surat dari mantan Dirut PDAM yang menyatakan ketidakmampuan PDAM memberikan suplai air.
Padahal fakta sebenarnya, PDAM mampu menyuplai air sebanyak-banyaknya sesuai kebutuhan ASDP. Atas dasar surat tersebut, saluran air ke Kayangan sengaja ditutup, sehingga warga setempat juga terdampak dan bertahun-tahun tidak menikmati air PDAM. Atas dasar surat itu, ASDP kemudian menjual air dari sumur bor milik mereka.
"Dari penjualan air sumur bor ini, ASDP mengantongi Rp1,2 miliar/bulan. Saya curiga ada permainan," ungkap Warisin.
2. Ditawari Rp300 juta per bulan

Warisin menegaskan, PDAM mampu mengalirkan air dua kali lipat dari jumlah kebutuhan ASDP. PDAM mampu menyalurkan 10.000 kubik per hari, sementara kebutuhan ASDP hanya 6.000 kubik per hari.
Terungkapnya persoalan ini, ASDP sempat mengusulkan pembagian sumber air, 50% dari PDAM dan 50% dari sumur bor milik ASDP, tetapi warisin menolak tegas.
Yang lebih mencengangkan, Warisin mengaku dijanjikan uang Rp300 juta per bulan atau Rp3,6 miliar per tahun) jika membiarkan PDAM tidak menyalurkan air ke ASDP.
"Jika saya mau, saya Dapat Rp3 miliar setiap tahun. Tetapi Saya tidak melihat itu, saya melihat keberlanjutan ke depan. Tujuannya ntuk meningkatkan PAD.
3. ASDP Kayangan bantah tawarkan sejumlah uang

Setelah berpolemik dan melalui tawar menawar harga yang panjang, Pemkab Lotim dan ASDP kayangan akhirnya menyepakati harga penjualan. Harga jual aid ke PDAM ke ASDP itu, sebesar Rp10.500 per meter kubik, sementara ASDP menjual dengan harga Rp27.000. Penjualan air PDAM ke ASDP tidak akan mengganggu kebutuhan air bersih warga.
"Persoalan ini telah clear, kita dan PT ASDP akan menandatangani MoU penjualan air PDAM besok,"pungkas Bupati.
Sementara itu, General Manager ASDP Kayangan, Elisetya Wahyudi mengatakan, terkait polemik tersebut, pihaknya bersama dengan Pemkab Lotim telah sepakat untuk kerja sama pembelian air melalui PDAM Lotim. Pihaknya sudah menyetujui penyedia air dari pihak PDAM.
Soal pengeboran air dilakukan PT ASDP ditegaskan memiliki izin yang jelas, tidak ada aturan hukum yang dilanggar dalam pengambilan air. Semua perangkat perizinan seperti SIPA dan PB-UMKU dari Pemkab Lombok Timur sudah ada.
"Pihak Pemerintah Kabupaten Lotim pun sudah melakukan pengecekan kondisi lapangan," terangnya.
Sementara terkait uang senilai Rp300 juta yang disebutkan bupati, Elystia membantah membantah hal tersebut. Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah menawarkan pemberian uang tersebut.
"Tidak ada itu, intinya kami siap berkontribusi kepada Pemkab Lotim dan kita telah sepakat berkolaborasi,” pungkasnya.