Perajin tahu dan tempe di Lingkungan Kekalik Kijang Kelurahan Kekalik Jaya Kecamatan Sekarbela Kota Mataram Suparmin (IDN Times/Muhammad Nasir)
Samaiah menyebutkan jumlah pabrik tahu dan tempe di Lingkungan Kekalik Kijang sekitar 15 gudang. Saat ini, pabrik yang beroperasi tinggal 7 gudang. Banyaknya pabrik tahu dan tempe yang tutup kata Samaiah lantaran harga bahan baku yang terus naik.
Dirinya bersama perajin tahu dan tempe lainnya berharap Pemerintah segera turun tangan agar harga kedelai kembali normal. Meskipun perajin tahu dan tempe sangat menjerit dengan kondisi saat ini, belum ada pejabat dari Pemerintah Daerah Kota Mataram yang turun ke lokasi.
"Kami berharap harga kedelai bisa segera turun. Supaya normal lagi. Kita juga susah karyawannya cuma bikin sedikit. Sehingga sedikit juga dia dapat upah," harapnya.
Senada dengan Samaiah, perajin tahu dan tempe lainnya, Suparmin meminta Walikota Mataram dan Gubernur NTB turun melihat kondisi para perajin di Lingkungan Kekalik Kijang. Ia juga meminta Anggota DPRD Kota Mataram dan DPRD Provinsi NTB dapat memperjuangkan aspirasi perajin tahu dan tempe.
"Jangan hanya turun ketika mengharapkan suara saat Pilkada," katanya.
Suparmin menyebutkan biasanya dalam sehari kedelai yang diolah menjadi tahu dan tempe sekitar 2 kuintal. Namun sekarang hanya 50 kg.
"Kita tidak berani produksi banyak," katanya.