Respons TNI Soal Pelaku hingga Penyebab Tewasnya Prada Lucky

Kupang, IDN Times - Komando Daerah Militer (Kodam) IX/Udayana telah memeriksa 20 personel yang terkait dengan kasus dugaan penganiayaan berujung tewasnya Prajurit Dua (Prada) Lucky.
Tim investigasi telah diturunkan guna mengumpulkan dan meneliti data atas kematian prajurit bernama lengkap Lucky Chepril Saputra Namo ini. Hasil pemeriksaan nantinya akan disampaikan dan diteruskan ke pengadilan.
"Sekitar 20 orang dalam kapasitas dimintai keterangan dan itu pun cuma dimintai keterangan. Nanti keputusan akhirnya tetap kepada proses yang berlaku," jelas Wakapendam IX/Udayana, Letkol Inf Amir Syarifudin, Jumat (8/8/2025).
1. Ikuti prosedur

Terkait sanksi ini, kata Amir, nantinya pun mengikuti prosedur. Ia menyebut walaupun nanti tim investigasi sudah menyatakan, menggambarkan dan menyampaikan hasilnya, itu akan diserahkan juga kepada pengadilan. Pihaknya pun akan terus mengawasi proses ini.
"Nah, yang berhak memutuskan siapa yang bersalah, apa penyebabnya itu, dari pihak pengadilan," tandasnya.
2. Tunggu hasil investigasi

Soal penganiayaan, lanjut Amir, belum dapat ia simpulkan karena harus ada hasil dari tim investigasi terlebih dahulu.
"Belum bisa kita menyimpulkan karena kita percayakan kita sudah bentuk tim," tukasnya.
Sementara soal sanksi terberat jika pelaku terbukti bersalah pun ada di tangan hakim di pengadilan nantinya.
"Sanksi terberatnya bisa saja dipecat, tapi nanti kita lihat kadar dari kesalahan dan itu semua nanti keputusan di tangan hakimlah supaya kita jangan salah tafsir ya," tambah dia.
3. Pengakuan terakhir Lucky

Sepriana Paulina Mirpey, ibunda dari Lucky mengungkap kejadian terakhir sebelum putra pertamanya itu kehilangan nyawa. Lucky sempat meminta tolong ibu angkatnya untuk mengobati luka-lukanya. Ia mengaku juga dirinya dipukul dan dicambuk oleh seniornya di barak.
"Dia bilang 'Mama saya dicambuk'. Jadi mama angkatnya kompres dia, gosok minyak ke dia. Dia bilang dia dipukul seniornya," cerita Sepriana saat ditemui di rumah duka Jumat (8/8/2025).
Lucky yang juga anak dari prajurit TNI AD aktif ini sempat menyampaikan kekerasan yang ia alami beberapa hari sebelum meregang nyawa.
"Dia bilang seniornya, Bamak, satu Dansi Intel-nya, dia bilang begitu, 'Mama saya dipukul dari Bamak, Dansi Intel dan senior yang lain,' begitu," ungkap Sepriana sambil menangis pilu.