Pastikan Tak Pakai Elpiji Subsidi, 88 Dapur MBG Lotim Diperiksa

Lombok Timur, IDN Times – Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) Lombok Timur (Lotim) telah menyelesaikan pemeriksaan terhadap 88 Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hasilnya, tidak satu pun dari dapur-dapur ini yang menggunakan tabung gas elpiji melon ukuran 3 kilogram (kg) bersubsidi.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Satuan Pol PP Lombok Timur, Slamet Alimin. Ia mengaskan Pemeriksaan ini dilakukan menindak lanjuti instruksi Bupati, untuk memverifikasi kebenaran dugaan kelangkaan elpiji 3 kg akibat diserap oleh dapur-dapur MBG.
"Kami telah mendatangi langsung ke-88 unit dapur SPPG yang sudah beroperasi. Hasilnya, tidak ditemukan penggunaan gas elpiji 3 kg bersubsidi," tegas Slamet Alimin.
1. Tegaskan tidak menggunakan elpiji subsidi

Berdasarkan koordinasi awal, dari 159 unit Dapur SPPG yang ditargetkan, saat ini telah beroperasi 88 unit di seluruh Lotim. Dari pemeriksaan di lapangan, pengelola dapur mengaku bahwa mereka memasak dalam skala sangat besar untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak sekolah.
Karena skalanya ini, menggunakan tabung gas ukuran kecil dinilai sangat tidak efektif. Mereka membutuhkan bahan bakar dengan takaran yang lebih besar untuk efisiensi dan efektivitas operasional.
"Tidak mungkin menggunakan tabung gas kecil karena tidak efektif untuk masak dalam porsi besar," ujar Slamet, mengutip pengakuan para pengelola.
2. Tidak ada praktik pengoplosan

Selain mengecek jenis tabung gas, Pol PP juga menyelidiki dugaan praktik pengoplosan tabung gas di dapur-dapur tersebut. Hasilnya, praktik semacam ini juga tidak ditemukan.
Bagi para pengelola, tindakan mengoplos tabung gas justru dinilai tidak efisien karena memakan waktu dan biaya tambahan. Mayoritas dapur menggunakan tabung gas berukuran lebih besar yang tidak termasuk dalam kategori subsidi untuk masyarakat kurang mampu.
"Tidak kami temukan juga praktek pengoplosan," ujarnya.
3. Penggunaan elpiji 3 kg tidak efektif untuk dapur MBG

Koordinator Wilayah SPPG Lotim, Agamawan Salam, turut mengonfirmasi temuan Pol PP ini. Ia menegaskan bahwa seluruh dapur MBG tidak ada yang menggunakan gas bersubsidi.
"Semua dapur telah menggunakan tabung gas 5,5 kilogram paling kecil. Tabung gas 3 kg tersebut jelas sangat kecil sehingga tidaklah efektif untuk digunakan memasak masakan dengan jumlah yang sangat besar," jelas Agamawan.
Kebijakan untuk tidak menggunakan elpiji bersubsidi juga sejalan dengan imbauan tegas dari Bupati Haerul Warisin, yang melarang seluruh dapur MBG menggunakan hak warga miskin dengan mengambil jatah elpiji bersubsidi. Seluruh dapur disarankan menggunakan tabung gas non-subsidi untuk mencegah gejolak di masyarakat.