Imam Masjid di Lombok Dilaporkan Kasus Pencurian Pelantang Suara

Lombok Tengah, IDN Times - Seorang imam masjid bersama tiga orang warga di Dusun Lancing Desa Mekar Sari, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah di Nusa Tenggara Barat (NTB) dilaporkan atas dugaan pencurian pelantang suara.
Satreskrim Polres Lombok Tengah melakukan pemanggilan terhadap terlapor kasus pidana pencurian ini. Pemanggilan para terlapor berdasarkan Laporan Polisi Nomor: LP/166/IV/2022/NTB/Res.Loteng pada Kamis 28 April 2022 lalu.
1. Memeriksa para terlapor pencurian
Polres Lombok Tengah langsung melakukan pemanggilan terhadap terlapor kasus pencurian pelantang suara terjadi di Dusun lancing Desa Mekar Sari Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah.
Adapun identitas keempat terlapor adalah MR (41), DM (29), SR (22) dan MZ (34). Mereka berdomisili di Dusun Lancing Desa Mekar Sari, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah.
Barang bukti pelantang suara dan alat amplifier untuk sementara masih dalam penyitaan aparat.
Baca Juga: Bangga! Kini NTB Bisa Produksi Benih Jagung Hibrida
2. Kronologis kejadian
Kronologis kejadian, Kasat Reskrim Polres Lombok Tengah Inspektur Satu Redho Rizky Pratama mengatakan, terlapor menurunkan pelantang suara Musala Nurul Iman Lancing Desa Mekar Sari Praya Barat Lombok Tengah. Mereka berinisiatif memperbaiki kondisi pelantang yang mengalami kerusakan.
Tetapi inisiatif ini malah membuat masyarakat salah paham. Mereka menuduh tindakan itu sebagai perintah pihak Villa Tampah Hills, padahal inisiatif terlapor yang juga sekuriti vila ini.
DM selaku imam masjid berinisiatif memperbaiki pelantang masjid usai memperoleh dana bantuan dari pihak pengelola Villa Tampah Hills sebesar Rp10 juta. Perbaikan dilakukan teknisi inisial R yang didatangkan dari Dusun Mentoro Desa Kateng Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah.
Atas saran dari R, pelantang suara berwarna putih terpaksa diturunkan guna memudahkan proses perbaikan. Barang bukti ini yang sekarang diamankan Polres Lombok Tengah berikut alat amplifier warna hitam.
3. Terjadi kesalahpahaman
Persoalan ini langsung diredakan pihak Polres Lombok Tengah. Kapolsek dan Danramil Praya Barat turun ke lokasi kejadian untuk menenangkan massa sekaligus menjelaskan kondisi sebenarnya peristiwa itu.
Kapolres Lombok Tengah Ajun Komisaris Besar Polisi Hery Indra Cahyono mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak terprovokasi dengan informasi yang sumbernya tidak jelas. Terlebih saat bulan suci Ramadan, masyarakat diharapkan dapat menahan diri untuk sama-sama menjaga kondusifitas Lombok Tengah.
Baca Juga: Kisah Beberapa Buruh di NTB, Gaji Gak UMR dan Gak Dapat THR