Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kekeringan Semakin Meluas, 23.188 KK di Lotim Terdampak

Petugas kepolisian dari Latnis Latja Sekolah Inspektur Polisi saat menyalurkan air bersih di desa Sekaroh (Dok. Ruhaili)

Lombok Timur, IDN Times - Musim kemarau menyebabkan wilayah terdampak kekeringan di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) terus meluas.  Dari yang sebelumnya 7 kecamatan pada bulan Juli lalu, kini bertambah menjadi 9 kecamatan.

Karena kekeringan semakin meluas, menyebabkan warga yang mengalami krisis air bersih terus bertambah. Oleh sebab itu, Pemkab Lotim menetapkan status tanggap darurat bencana kekeringan, terhitung sejak Senin 4 September 2023.

1. Bupati tetapkan status tanggap darurat

Dok. Humas Protokol Pemkab Lotim

Menindaklanjuti semakin banyaknya warga yang mengalami krisis air bersih, Bupati Lombok Timur H.M. Sukiman Azmy menetapkan status tanggap darurat kekeringan. Hal itu disampaikan Bupati saat memimpin rapat koordinasi mengatasi dampak kekeringan, Selasa (5/9/2023).

Dalam kesempatan tersebut, orang nomor satu di Gumi Selaparang ini, mengingatkan untuk melakukan distribusi air minum ke kawasan terdampak. Ia juga memerintahkan untuk mendistribusikan air ke wilayah yang jarak dan jangkauannya jauh dari kota kabupaten serta memiliki jumlah warga terdampak besar, seperti Jerowaru dan Keruak.

"Secara teknis dilakukan melalui perjanjian antara BPBD, Camat, dan pihak ketiga. Pilihan ini diambil sebagai langkah efisiensi, utamanya terkait operasional. Sementara itu, untuk kecamatan ditangani langsung oleh BPBD," terangnya.

2. Jumlah warga yang krisis air bersih semakin bertambah

Dok. Ruhaili

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lotim, Lalu Mulyadi menyebutkan, jumlah yang terkena dampak kekeringan ini di Lotim ada di 9 kecamatan, 48 desa atau 253 wilayah atau dusun. Jumlahnya 23.188 kepala keluarga atau 44.912 jiwa.

Sembilan kecamatan tersebut adalah Kecamatan Jerowaru, Keruak, Suela, Terara, Sakra Timur, Lenek, Sikur, Aikmel dan Sambelia. Sejauh ini, sudah enam desa yang didistribusikan air bersih dari 48 desa yang sudah mengajukan permohonan. Enam desa tersebut adalah Tanjung Luar Kecamatan Keruak, Ketapang Raya Kecamatan Keruak, Sekaroh Kecamatan Jerowaru, Prigi Kecamatan Suela, Selaparang Kecamatan Suela dam Embuh Lawa Barat kecamatan Keruak.

Penanganan pendistribusian air bersih sejauh ini masih menggunakan dana BPBD. Setelah ditetapkan tanggap darurat baru, kemudian nantinya akan menggunakan dana tak terduga yang dikeluarkan Bupati.

"Rencana akan dilakukan pendistribusian air bersih secara serentak seperti dilakukan pada kegiatan penanganan tanggap darurat kekeringan tahun-tahun sebelumnya," imbuh Mulyadi.

3. Jerowaru jadi wilayah terdampak paling parah

Dok. Ruhaili

Sementara itu, kecamatan Jerowaru merupakan wilayah dengan jumlah KK paling besar mengalami dampak kekeringan yaitu 9.877 KK yang tersebar di 15 desa dan 123 dusun. Setelah itu disusul Kecamatan Keruak yaitu 4.206 KK, disusul Kecamatan Suela sebanyak 3.586 KK, dan Sambelia dengan 2.773 KK.

Karena semakin banyak warga yang terdampak bencana kekeringan ini, diharapkan pendistribusian air bersih ini gratis dengan menggunakan prinsip efektif, efisien, dan akuntabel.

"Bantuan ini air minum tersebut kita harapkan gratis, sehingga tidak membebani masyarakat," tutup Bupati.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ruhaili -
EditorRuhaili -
Follow Us