Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Jenazah Juliana Dibawa Lewat Jalur Laut, Diautopsi di RS Bali Mandara

IMG_20250626_122227_054.jpg
RS Bhayangkara Mataram. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins (27) akhirnya dibawa dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB ke Bali untuk dilakukan autopsi, Kamis (26/6/2025) sore. Jenazah korban dibawa menggunakan Ambulans RS Bhayangkara Mataram dikawal mobil PJR lewat jalur laut yaitu Pelabuhan Lembar Lombok Barat menuju Pelabuhan Padangbai Bali.

"Sesuai yang disampaikan ibu Wakil Gubernur NTB, bahwa jenazah akan dilakukan autopsi di Bali. Karena kami punya dokter spesialis forensik satu-satunya di NTB sedang ada tugas ke Sumatera," kata Plt Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Mataram dr Mike Wijayanti Djohar.

1. Autopsi jenazah Juliana diputuskan di RS Bali Mandara

1750930403754.jpg
Plt Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Mataram dr Mike Wijayanti Djohar. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dia menjelaskan telah berkoordinasi dengan Polda Bali. Ada dua pilihan rumah sakit sebagai tempat dilakukannya autopsi jenazah Juliana yaitu RSUP Prof. Ngoerah dan RSUD Bali Mandara. Kemudian diputuskan yang paling cepat di RSUD Bali Mandara.

"Jadi ini langsung kami bawa dengan transportasi ambulans jenazah RS Bhayangkara Mataram melalui jalur laut. Nanti dikawal oleh PJR sampai Bali tujuannya adalah RS Bali Mandara. Kami pilih yang cepat dimana. Jadi keputusannya tadi di RS Bali Mandara," terangnya.

2. Autopsi jenazah diperkirakan akan dilakukan besok pagi

IMG_20250626_130906_247.jpg
RS Bhayangkara Mataram. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dr Mike mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polda Bali terkait pelaksanaan autopsi jenazah Juliana di RS Bali Mandara. Dia berharap proses ini berjalan lancar karena pihak keluarga menginginkan jenazah segera dibawa ke Brasil.

"Semoga besok pagi bisa dilaksanakan autopsinya, tidak lama langsung bisa dibawa ke Brasil," harapnya.

Terkait proses yang dilakukan di RS Bhayangkara, dr. Mike mengatakan telah dilakukan visum jenazah korban. Hasil visum nantinya diserahkan ke penyidik Polres Lombok Timur.

"Kami tak bisa sampaikan di sini karena memang itu nanti kami sampaikan ke penyidik. Walaupun itu sudah ada, tapi kami serahkan nanti ke penyidik (Polres Lombok Timur) karena TKP (tempat kejadian perkara) di Lombok Timur," jelasnya.

3. Jenazah diserahkan ke Kedutaan Brasil

Screenshot_20250626-003539.jpg
Jenazah Juliana Marins (27), pendaki asal Brasil yang meninggal karena jatuh di Gunung Rinjani saat tiba di RS Bhayangkara Mataram, Rabu (25/6/2025) malam. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Selain itu, proses yang dilakukan di RS Bhayangkara Mataram pada hari ini terkait urusan administrasi. Pihak RS Bhayangkara Mataram menyerahkan jenazah korban beserta property yang menempel di jenazah ke Kedutaan Brasil.

"Karena kami kan harus menyerahkan jenazah, harus ada form yang harus ditandatangani baik dari kami maupun pihak kedutaan. Sekaligus property yang menempel di jenazah kami serahkan juga barusan ke pihak kedutaan. Karena pihak keluarga sudah tidak tega lagi lihat jenazahnya," tutur dr. Mike.

Jenazah korban diperkirakan sampai di Bali pada malam hari. Namun, proses autopsi kemungkinan besar dilaksanakan pada lagi hari.

"Jadi kemungkinan besar besok pagi pelaksanaan autopsi di Bali. Semoga siang atau sore, sudah ada suratnya. Jadi bisa (jenazah) segera dibawa ke Brasil," tandasnya.

Sebelumnya, Plh Sekda NTB Lalu Moh. Faozal menjelaskan alasan jenazah korban dibawa ke Bali menggunakan jalur laut. Karena tidak ada jadwal tidak ada pesawat yang punya jadwal membawa jenazah ke Bali dari Lombok.

Sebagaimana diketahui, korban mendaki ke Gunung Rinjani pada Jumat (20/6/2025) bersama lima orang lainnya berkewarganegaraan berbeda. Rombongan ditemani dua pendamping dan satu tour guide, sehingga totalnya sebanyak 9 orang.

Mereka juga terdaftar secara resmi melakukan pendakian di Gunung Rinjani. Dalam perjalanan pendakian korban dari Pos Sembalun menuju Cemara Nunggal pada Sabtu (21/6/2025) masih utuh. Namun, sekitar pukul 04.00 WITA, korban tidak lagi bersama rombongan. Kemudian salah satu turun ke Pos Sembalun melaporkan kejadian tersebut.

Sejak Sabtu (21/6/2025), Tim SAR gabungan melakukan operasi pencarian dan pertolongan. Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di jurang pada kedalaman 600 meter pada Selasa (24/6/2025) pukul 18.00 WITA. Karena kondisi cuaca, evakuasi jenazah korban dari dalam jurang Gunung Rinjani dilakukan pada Rabu (25/6/2025).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us