Gubernur Iqbal: SMK Produsen Pengangguran Paling Produktif di NTB

Mataram, IDN Times - Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal menyebut sekolah menengah kejuruan (SMK) menjadi produsen atau pencetak pengangguran paling produktif di Nusa Tenggara Barat (NTB). Berdasarkan data BPS, tamatan SMK menyumbang tingkat pengangguran terbuka (TPT) tertinggi di NTB pada Agustus 2024.
Gubernur Iqbal mengatakan pembenahan kualitas pendidikan vokasi dan menekan angka pengangguran tamatan SMK menjadi visi Pemprov NTB dalam lima tahun ke depan.
“SMK kita ini adalah produsen pengangguran paling produktif di NTB. Itu karena dibangun berdasarkan intuisi, bukan data statistik kebutuhan industri,” kata Iqbal saat Grand Launching United Tractors (UT) School Mataram yang digelar oleh Yayasan Karya Bakti United Tractors di SMKN 6 Mataram, Selasa (15/4/2025).
1. Lemahnya keterkaitan kurikulum SMK dengan kebutuhan dunia kerja

Eks Duta Besar Indonesia untuk Turki ini menyoroti lemahnya keterkaitan antara kurikulum SMK dengan kebutuhan riil dunia kerja. Akibatnya, banyak lulusan SMK yang tidak memiliki keahlian tersertifikasi dan gagal menembus pasar tenaga kerja internasional.
Padahal saat ini pasar kerja internasional sangat terbuka khususnya di negara-negara dengan krisis populasi produktif seperti Jepang, Korea, Taiwan, dan kawasan Eropa.
“Kebutuhan tenaga kerja terampil di dunia mencapai puluhan juta. Tapi lulusan kita belum bisa bersaing karena belum distandardisasi secara global,” ujarnya.
2. Transformasi menyeluruh pendidikan vokasi di NTB

Sebagai langkah konkret, Gubernur Iqbal mendorong transformasi menyeluruh pendidikan vokasi di NTB. Dia juga menginstruksikan kepala SMA dan SMK untuk aktif melakukan sosialisasi ke tingkat SMP, menjelaskan dua jalur masa depan yang bisa dipilih siswa yaitu pendidikan akademik atau vokasional.
“Kalau orientasinya bekerja, masuklah ke SMK. Tapi kalau mau lanjut studi, silakan ke SMA. Kita harus jujur sejak awal. Jangan sampai masuk SMK tapi cita-citanya kerja di Indomaret,” kata Iqbal.
Dia juga menekankan pentingnya karakter dan kedisiplinan. Iqbal mencontohkan bagaimana Korea Selatan mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja melalui sistem wajib militer yang membentuk mental dan sikap kerja sejak dini.
Tak hanya pada pendidikan vokasi, Iqbal juga menyatakan komitmennya membangun sistem meritokrasi di birokrasi NTB serta membawa semangat korporasi dalam tata kelola pemerintahan atau corporate government.
3. Siapkan SDM unggul

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB, I Gede Putu Aryadi menyambut baik kehadiran UT School sebagai mitra strategis dalam menyiapkan SDM unggul NTB. Aryadi menilai program ini menjawab kebutuhan tenaga kerja profesional khususnya di sektor alat berat.
“Ini adalah momentum penting. Kami mencatat saat ini ada ratusan lowongan kerja dari berbagai negara seperti UEA, Qatar, Brunei, jepang, korea selatan dan Arab Saudi di sektor alat berat. Ini peluang emas yang harus kita sambut dengan kesiapan SDM,” jelas Aryadi.
Berdasarkan data Disnakertrans NTB, peluang kerja yang tersedia antara lain untuk posisi Asisten Operator, ETP Operator, Excavator Operator, Operator Mesin Penggiling, Admin Gudang, hingga Machine Operator mobil pengangkut barang.
Aryadi menyatakan kesiapan Disnakertrans NTB untuk terus mendorong sinergi antara dunia pendidikan, dunia usaha, dan peluang kerja internasional.
“Dengan kesiapan kurikulum dan fasilitas UT School, saya optimis anak-anak muda NTB akan menjadi talenta yang diburu oleh pasar global,” tandasnya.
Berdasarkan data BPS NTB, pada Agustus 2024, TPT dari tamatan SMK merupakan yang paling tinggi dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya yaitu sebesar 4,73 persen. Sementara TPT yang paling rendah adalah tamatan pendidikan Diploma I/II/III yaitu sebesar 1,03 persen.
Dibandingkan Agustus 2023, hampir semua kategori pendidikan mengalami penurunan TPT kecuali untuk tamatan SD ke bawah dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang naik masing-masing sebesar 0,78 persen dan 0,06 persen.
Sementara, jika dibandingkan dengan Agustus 2022 yang mengalami peningkatan TPT hanya tamatan SD ke bawah yaitu sebesar 0,44 persen.
Adapun TPT di NTB pada Agustus 2024 berdasarkan tingkat pendidikan, yaitu tamatan SMK sebesar 4,73 persen, tamatan SMA 4,26 persen, tamatan universitas 3,54 persen, tamatan SMP 2,01 persen, tamatan SD ke bawah 1,67 persen dan tamatan Diploma I/II/III sebesar 1,03 persen.
Penduduk usia kerja di NTB mengalami tren yang cenderung meningkat seiring bertambahnya jumlah pendudu. Penduduk usia kerja di NTB pada Agustus 2024 sebanyak 4,13 juta orang, naik sebanyak 74,18 ribu orang dibanding Agustus 2023.
Sebagian besar penduduk usia kerja merupakan angkatan kerja yaitu sebanyak 3,19 juta orang atau 77,23 persen, sisanya termasuk bukan angkatan kerja.