Gaji Besar, Anak Muda di NTB Didorong Ambil Peluang Kerja di Luar Negeri

Mataram, IDN Times - Anak muda di Nusa Tenggara Barat (NTB) lulusan perguruan tinggi (PT) dan SMA/SMK didorong mengambil peluang kerja di luar negeri. Daripada bekerja di dalam negeri dengan gaji standar upah minimum sekitar Rp2,6 juta per bulan, generasi muda NTB lulusan PT dan SMA/SMK dianjurkan magang ke Jepang dengan gaji cukup besar dikisaran Rp12 juta sampai Rp 15 juta per bulan.
"Tidak ada yang salah bekerja di luar negeri. Bahkan take home pay (gaji bersih) jauh lebih besar. Tapi berangkatlah dengan legal sehingga negara bisa memantau keberadaan warga yang bekerja di luar negeri," kata Plt Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB Baiq Nelly Yuniarti pada pembukaan job fair di Universitas Muhammadiyah Mataram, Sabtu (9/8/2025).
1. Jepang membuka 15.000 loker untuk magang

Nelly menyebutkan pencari kerja lulusan PT dan SMK merupakan yang terbanyak di NTB. Bahkan lulusan PT dan SMK merupakan salah satu penyumbang tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang cukup besar di NTB.
Menurutnya, hal ini menjadi tantangan di NTB untuk menyediakan informasi mengenai lowongan pekerjaan baik dalam dan luar negeri. Dia menyebut, Jepang membuka peluang magang sebanyak 15.000 orang untuk Indonesia.
Dari peluang tersebut, NTB hanya mampu mengirim sebanyak 62 orang untuk magang ke Jepang. Lama waktu magang ke Jepang selama tiga tahun dan balik dari negeri Sakura, diberikan bantuan modal untuk berwirausaha ketika pulang nantinya sekitar Rp75 juta.
"Itu yang kami kirim ke Jepang rata-rata tamatan SMA dan SMK. Gaji bulanannya sudah Rp12-15 juta. Bayangkan sarjana di sini, bawa map, pulang masuk kantor, gajinya standar UMR," kata Nelly.
2. Syarat penguasaan bahasa asing masih memberatkan

Nelly mengungkapkan belum banyaknya anak muda NTB yang belum bisa mengambil peluang kerja di luar negeri. Lulusan PT dan SMK di NTB masih terkendala penguasaan bahasa asing. Anak muda NTB yang ingin magang ke Jepang harus menguasai bahasa Jepang.
Untuk itu, pihaknya bekerja sama dengan lembaga pendidikan terutama SMK agar menyiapkan lulusan yang pintar bahasa asing. Beberapa lembaga pendidikan seperti SMKN 3 Mataram sudah mulai membekali para siswa dengan bahasa Jepang di semester akhir.
Saat ini, NTB masih banyak mengirim pekerja migran untuk sektor informal seperti ke Malaysia. "Harapan Pemprov NTB kita sudah mulai merambah pekerjaan formal. Karena SDM di NTB, tidak ada yang tidak bisa. Semua mampu tinggal penguasaan bahasa asing saja," tambahnya.
3. Libatkan 44 perusahaan buka 2.000 lowongan kerja di dalam dan luar negeri

Pada kegiatan job fair berkolaborasi dengan Universitas Muhammadiyah Mataram, Disnakertrans NTB melibatkan sebanyak 44 perusahaan yang membuka 2.000-an lowongan kerja. Pihaknya menggelar job fair dengan melibatkan dunia pendidikan supaya generasi muda NTB yang baru tamat kuliah atau lulus SMK dihubungkan dengan dunia usaha dan dunia industri.
"Tenantnya sebanyak 44 perusahaan, untuk 2.000-an lowongan kerja. Ada dari perhotelan juga nyari tenaga kerja. Kemudian ada perusahaan industri juga. Bahkan yang luar negeri juga nyari di sini. Jadi bagaimana generasi muda kita menyiapkan diri dengan formasi yang ada," kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) NTB ini.