Catat! Ini Wilayah Pesisir NTB yang Terancam Banjir Rob 29-31 Maret

Mataram, IDN Times - BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Lombok mengeluarkan peringatan dini potensi banjir rob di pesisir wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 29 - 31 Maret 2025. Belasan wilayah di NTB terancam banjir rob akibat adanya pasang air laut yang mencapai 1,8 meter.
"Peringatan dini ini berlaku dari tanggal 29 Maret 2025 pukul 08.00 WITA sampai 31 Maret 2025 puku 08.00 WITA," kata Kepala Stasiun Meteorologi ZAM Satria Topan Primadi, Jumat (27/3/2025).
1. Prakiraan cuaca Lembar dan Sape

Topan menjelaskan prakiraan cuaca di wilayah Lembar Lombok Barat pada 29 - 31 Maret 2025. Cuaca diperkirakan berawan hingga hujan lebat.
Angin bergerak dari arah barat daya menuju barat laut dengan kecepatan 5 - 20 knots. Dia menyebutkan pasang air laut maksimum di atas 1,7 meter dan waktu pasang pukul 11.00 – 13.00 WITA.
Sedangkan prakiraan cuaca Sape Bima, cuaca diperkirakan berawan hingga hujan lebat. Angin bergerak dari arah barat daya menuju Utara dengan kecepatan 5 - 15 knots.
Tinggi gelombang air laut 0,1 sampai 2,5 meter, dengan pasang surut maksimum di atas 1,8 meter. Waktu pasang air laut pukul 11.00 – 14.00 WITA.
2. Daftar wilayah pesisir yang terancam banjir rob di NTB

Topan menyebutkan belasan wilayah pesisir di NTB yang terancam banjir rob, antara lain:
- Lombok : Ampenan, Sekarbela, Gerung, Lembar, Pemenang, Jerowaru, dan Labuhan Lombok.
- Sumbawa : Sumbawa dan Labuhan Badas.
- Bima : Palibelo, Woha, Bolo, Langgudu, Soromandi, Sape, Rasanae Barat, Hu’u, dan Asakota.
Dengan adanya fenomena tersebut, masyarakat di sekitar pesisir Lombok dan pesisir Bima, bantaran sungai dan daerah yang lebih rendah diimbau tetap waspada dan siaga. Untuk mengantisipasi dampak dari pasang air laut maksimum, seperti adanya banjir rob.
3. Waspada hujan lebat dan angin kencang hingga 3 April 2025

Selain itu, BMKG Stasiun Meteorologi ZAM Lombok juga memprediksi hujan lebat hingga angin kencang saat mudik lebaran pada 27 Maret hingga 3 April 2025.
Hasil analisis dinamika atmosfer, selama periode mudik lebaran, terpantau beberapa gangguan atmosfer yang mampu menyebabkan peningkatan potensi terjadinya hujan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat, petir, dan angin kencang di sebagian wilayah NTB.
Topan menyebutkan ada beberapa fenomena gangguan atmosfer yang menyebabkan potensi peningkatan terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah NTB. Antara lain adanya Bibit Siklon 93S di Samudra Hindia selatan Pulau Sumba Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kemudian aktifnya gelombang Madden Julian Oscillation (MJO), Equatorial Rossby, Low dan Kelvin di wilayah NTB. Selanjutnya, adanya belokan dan pertemuan angin di sekitar wilayah NTB. Selain itu, kelembapan udara yang cenderung basah di berbagai ketinggian serta labilitas atmosfer kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal diamati di NTB.
"Berdasarkan hasil analisis kondisi dinamika atmosfer tersebut menunjukkan potensi peningkatan pertumbuhan awan konvektif (awan cumulonimbus) di beberapa wilayah NTB," terangnya.