Bupati Lotim Minta Satpol PP Awasi Dapur MBG Diduga Pakai Gas Melon

Lombok Timur, IDN Times – Bupati Lombok Timur (Lotim) Haerul Warisin (Iron), mengambil langkah tegas menanggapi kelangkaan elpiji bersubsidi 3 kg atau gas melon yang masih terjadi di wilayahnya. Iron itu telah memerintahkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk meningkatkan pengawasan terhadap operasional dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diduga menjadi salah satu penyebab kelangkaan gas melon.
"Saya sudah perintahkan Satpol PP untuk mengawasi dan memeriksa dapur-dapur MBG karena dicurigai terkait penggunaan bahan bakar," ungkapnya.
1. Respons keluhan masyarakat

Langkah pengawasan ini, menurutnya, diambil sebagai respons atas keluhan masyarakat yang menyebut bahwa kelangkaan elpiji 3 kg turut disebabkan oleh penggunaannya di dapur-dapur MBG. Semua dapur yang sudah beroperasi semua diperiksa dan dicek, terutama penggunaan bahan bakar yang digunakan, apakah elpiji subsidi atau tidak.
Ia menegaskan bahwa jika dapur MBG menggunakan elpiji non-subsidi, hal itu diperbolehkan. Namun, penggunaan elpiji bersubsidi untuk keperluan komersial seperti dapur MBG sangat dilarang.
"Saya suruh Satpol PP mendata dapur-dapur MBG itu terkait penggunaan bahan bakar, dan saya juga mengingatkan agar dapur MBG tidak menggunakan bahan bakar elpiji bersubsidi," tegasnya.
2. Klaim bukan hanya disebabkan MBG

Bupati Iron juga memberikan konteks bahwa persoalan kelangkaan elpiji ini bukanlah hal baru dan tidak semata-mata terkait kehadiran dapur MBG. Menurutnya, siklus kelangkaan sering kali berulang, terutama pada musim-musim tertentu.
"Sebenarnya ini kasus lama. Ketika bulan-bulan petani melakukan oven tembakau, kelangkaan elpiji terjadi yang berimbas terjadinya kelangkaan," jelasnya.
3. Warga keluhkan kelangkaan gas melon

Seperti diketahui, warga Lotim mengeluhkan kelangkaan gas LPG bersubsidi ukuran 3 kilogram dalam beberapa pekan terakhir. Kelangkaan ini diduga warga imbas dari operasional program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menggunakan gas LPG dalam jumlah besar untuk memasak pada dapur MBG. Warga kesulitan mendapatkan sebab terjadi kekosongan di kios-kios. Bahkan ditingkat pangkalan pun mengalami persoalan yang sama, karena distribusi dari tingkat agen yang berkurang.
Karena kelangkaan LPG ini, kalau pun ada, harga gas LPG 3 kg dijual dengan tidak wajar, mencapai Rp30.000 per tabung. Kondisi ini sangat memberatkan warga.