BMKG: Lombok Timur Siaga Kekeringan, Potensi Karhutla Mengintai NTB

Mataram, IDN Times - BMKG Stasiun Klimatologi NTB menyatakan musim kemarau sudah merata di Pulau Lombok dan Sumbawa. BMKG mengingatkan masyarakat dan pemerintah daerah untuk mewaspadai potensi Kekeringan dan kebakaran hutan.
"Saat ini sebagian wilayah NTB mulai memasuki periode musim kemarau. Masyarakat perlu mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi kekeringan dan bencana kebakaran hutan dan lahan," kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi NTB Nuga Putrantijo, Sabtu (21/6/2025).
1. Indikasi kekeringan meteorologis

Dia menjelaskan pada dasarian III Juni 2025 atau periode 21 - 30 Juni, terdapat peluang curah hujan di atas 20 mm/dasarian sebesar 20% hingga 90% yang terjadi di sebagian besar wilayah NTB. Khususnya bagian tengah Pulau Lombok dan bagian Selatan dan Utara Pulau Sumbawa.
Sedangkan peluang curah hujan di atas 50 mm/dasarian sebesar 10 – 40 persen terjadi di sebagian sebagian kecil wilayah Bima bagian Utara. Berdasarkan monitoring, analisis dan prediksi curah hujan dasarian, terdapat indikasi kekeringan meteorologis sebagai dampak dari kejadian hari kering berturut-turut. Daerah yang siaga kekeringan meteorologis terdapat di Kecamatan Suela Lombok Timur.
"Masyarakat agar dapat memanfaatkan hujan yang turun untuk mengisi penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya," ujarnya.
2. Curah hujan di wilayah NTB kategori rendah

Nuga mengungkapkan curah hujan di seluruh wilayah NTB pada dasarian II Juni 2025 atau 11 - 20 Juni, secara umum berada pada kategori Rendah yaitu 0 – 50 mm/dasarian. Terdapat sebagian kecil wilayah dengan kategori curah hujan menengah atau 51 – 150 mm/dasarian.
Sedangkan sifat hujan pada dasarian II Juni 2025 di wilayah NTB umumnya bervariasi pada kategori Atas Normal (AN), terdapat pula sebagian kecil wilayah dengan kategori sifat hujan Bawah Normal (BN) hingga Normal (N). Curah hujan tertinggi di pos hujan Puyung, Kabupaten Lombok Tengah sebesar 144 mm/dasarian. Hasil monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) provinsi NTB secara umum sangat pendek yaitu 1 – 5 hari tanpa hujan hingga menengah yaitu 11 – 20 hari tanpa hujan.
3. Didominasi angin timuran

Nuga menjelaskan juga kondisi dinamika atmosfer. Dia menjelaskan aliran massa udara di sebagian besar Indonesia mulai didominasi angin timuran. Angin dari barat masih terlihat di Indonesia bagian utara. Belokan dan pertemuan angin terlihat di wilayah sekitar ekuator dan pusat tekanan rendah terlihat di perairan barat Sumatera, Selat Makasar, dan sekitar Papua.
Anomali suhu muka laut di sebagian besar perairan Indonesia cenderung sama hingga lebih hangat dibandingkan normalnya. Suhu muka laut yang sama dengan normalnya terlihat di sekitar perairan utara Indonesia dengan anomali berkisar +0.473 °C.
Madden Julian Oscillation (MJO) aktif pada fase 7 dan 6 di wilayah kawasan Pasifik, dan diprediksi tetap aktif di fase 7 hingga pertengahan dasarian II Juli. MJO tidak aktif hingga pertengahan dasarian III Juni 2025.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Ahmadi mengatakan bahwa setiap tahun wilayah NTB terkena dampak kekeringan yang berakibat pada krisis air bersih. Pihaknya sudah melakukan antisipasi dampak kekeringan tahun ini.
Ahmadi menyebut setiap tahun sekitar setengah juta warga NTB terdampak kekeringan dan mengalami krisis air bersih. Dari 10 kabupaten/kota di provinsi NTB, hanya Kota Mataram yang tidak dilanda bencana kekeringan.
Sementara itu, 9 kabupaten/kota lainnya seperti Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima dan Kota Bima dilanda kekeringan. Setiap tahun, upaya yang dilakukan dengan melakukan droping air bersih kepada masyarakat terdampak di kabupaten/kota bersama BPBD setempat dan Dinas Sosial.