Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

BBPOM Temukan Makanan Mengandung Boraks di Pesona Khazanah Ramadan

Kepala BBPOM Mataram I Gusti Ayu Adhi Aryapatni menunjukkan kerupuk yang mengandung boraks kepada Sekda NTB Lalu Gita Ariadi yang ditemukan di arena Pesona Khazanah Ramadan 2023. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Mataram menemukan makanan berupa kerupuk yang mengandung boraks di Pesona Khazanah Ramadan, bertempat di Lapangan Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB. BBPOM memeriksa 22 sampel takjil berbuka puasa yang dijajakan UKM pada kegiatan Pasar Ramadan, satu sampel positif mengandung boraks. 

"Kalau di arena Pesona Khazanah Ramadan, ada 22 sampel kita periksa. Satu tidak memenuhi syarat, positif mengandung boraks. Ada kerupuk yang mengandung boraks," kata Kepala BBPOM Mataram I Gusti Ayu Adhi Aryapatni.

1. 2,5 persen takjil mengandung bahan berbahaya

Pengujian sampel takjil yang dilakukan langsung petugas BBPOM Mataram di arena Pesona Khazanah Ramadan 2023. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Ayu menjelaskan BBPOM Mataram melakukan pemeriksaan makanan sejak 13 Maret lalu di seluruh kabupaten/kota di provinsi NTB. Karena setiap menjelang Ramadan, BBPOM Mataram mengintensifkan pengawasan takjil berbuka puasa dan parsel lebaran.

Ia menyebut jumlah takjil yang diperiksa BBPOM Mataram hingga saat ini sebanyak 199 sampel. Dari hasil pemeriksaan sampel takjil yang dilakukan sebanyak 2,5 persen yang tidak memenuhi syarat atau mengandung bahan-bahan yang berbahaya apabila dikonsumsi.

"Jadi ada 5 sampel atau 2,5 persen yang tidak memenuhi syarat dari 199 sampel. Ada mi, kerupuk dan mi basah," ungkapnya.

2. Ditemukan supermarket, warung dan toko menjual produk kedaluarsa

Produk tanpa izin edar yang ditemukan BBPOM Mataram di NTB. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Selain melakukan pengawasan terhadap takjil dan parsel lebaran, Ayu mengatakan BBPOM Mataram juga mengawasi 61 sarana distribusi seperti supermarket, warung, dan toko. Pihaknya menemukan sebanyak 8 sarana distribusi yang menjual produk kedaluarsa atau expired.

"Artinya 13 persen sarana distribusi tidak memenuhi syarat, yang menjual produk yang expired. Ada 25 item produk yang dijual expired," sebutnya.

Temuan produk expired yang dijual sarana distribusi pada 2023 terjadi peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2022, tidak ditemukan sarana distribusi yang menjual produk kedaluarsa di NTB.

Sedangkan pada 2021, ditemukan sebanyak 6,2 persen sarana distribusi yang menjual produk kedaluarsa.

"Tahun ini ada peningkatan jumlah produk expired yang kita temukan di sarana distribusi. Sehingga masyarakat perlu waspada," ujarnya mengingatkan.

3. Masyarakat diminta lakukan cek klik sebelum membeli produk

Sekda NTB Lalu Gita Ariadi menunjukkan kerupuk yang mengandung boraks. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Supaya masyarakat terhindar dari membeli produk yang kedaluarsa, Ayu meminta masyarakat NTB melakukan cek klik. Cek klik yaitu cek kemasan, cek label, cek izin edar dan cek kedaluarsa.

Sebelum membeli produk di supermarket, warung dan toko masyarakat perlu melakukan cek klik. Jangan sampai produk kedaluarsa yang dibeli. Apalagi, pada bulan Ramadan dan jelang lebaran, konsumsi masyarakat meningkat.

Bagi sarana distribusi yang menjual produk kedaluarsa, kata Ayu, diberikan pembinaan dan produknya dimusnahkan. Apabila melakukan kesengajaan atau ditemukan beberapa kali menjual produk kedaluarsa, maka sarana distribusi akan diberikan sanksi.

"Kita pelajari sarana distribusi itu pelanggaran mereka. Itu bisa kita lakukan peringatan keras, membuat pernyataan tidak lagi menjual produk expired. Selain itu, konsumen juga kita edukasi terus," tandasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
Muhammad Nasir
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us