Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

160 Hektare Tanaman Jagung di Dompu Rusak Akibat Angin Kencang

Ilustrasi lahan jagung.(Dok/Istimewa)

Dompu, IDN Times - Angin kencang menerpa tanaman jagung siap panen di sejumlah desa di Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB),Minggu (17/3/2024). Akibatnya, tanaman jagung seluas 160 hektare rusak.

Kerusakan terparah terjadi di Desa Riwo Kecamatan Woja. Wilayah setempat cukup berdekatan dengan pantai, sehingga angin menyapu tanaman jagung dengan kencang.

"Kondisi terparah di Desa Riwo, karena berdekatan dengan pantai," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Dompu, Muhammad Syahroni dikonfirmasi Senin (18/3/2024).

1. Cuaca ekstrem berlangsung hingga hari ini

BMKG

Syahroni mengatakan, menurut informasi BMKG, cuaca ekstrem disertai angin kencang telah terjadi sejak 13 Maret 2024 lalu. Cuaca buruk tersebut diperkirakan berlangsung hingga Senin, 18 Maret 2024.

“Untuk wilayah pesisir lain seperti Nangadoro Kecamatan Hu’u masih terpantau aman meski diterjang angin,” bebernya.

Kondisi tanaman jagung usai diterjang angin kencang sebagian bisa diselamatkan. Karena terdapat beberapa tanaman yang patah akibat besarnya tiupan angin.

“Kalau hanya tumbang masih bisa diselamatkan, kecuali kalau batangnya sudah patah,” imbuhnya.

2. Gagal panen

Tanaman jagung siap panen di Desa Wadukopa Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima (IDN Times/Juliadin)

Selain akibat angin kencang, ribuan hektare tanaman jagung di Dompu dipastikan gagal panen akibat kurangnya intensitas hujan. Luas lahan jagung terancam gagal panen mencapai 2.993 hektare.

Ribuan hektare lahan jagung itu tersebar di Kecamatan Dompu dan Kecamatan Kempo. Masing-masing seluas 575 hektare dan 2.318 hektare.

“Dua kecamatan ini memang minim curah hujan, sehingga banyak tanaman jagung gagal tumbuh,” jelas Syahroni.

3. Minim curah hujan

ilustrasi hujan di jalanan (pexels.com/Genaro Servín)

Syahroni mengatakan, hingga 10 Februari 2024, realisasi luas tanaman jagung di Kabupaten Dompu mencapai 47.082 hektar. Dari luas tanaman tersebut, potensi gagal panen sekitar 0,5 persen.

“Sejak awal tanam, petani mengeluhkan kurangnya curah hujan. Tanaman jagung tidak tumbuh normal dan sebagian mati akibat kurang air,” katanya.

Sebelumnya, petani sudah diimbau, terutama petani tegalan untuk memaksimalkan bantuan pemerintah berupa mesin air dan bor dalam. Menurutnya, jika itu dimanfaatkan, diyakini ancaman gagal panen bisa diminimalisir.

“Kalau tanaman kurang air, belum terlambat untuk diselamatkan. Kecuali memang tanaman jagung yang sejak awal gagal tumbuh,” pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Juliadin JD
Linggauni
Juliadin JD
EditorJuliadin JD
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us