Lombok Tengah, IDN Times – Moh Faris Alga (9), seorang bocah yang hilang selama 19 bulan atau 1,5 tahun asal Desa Kidang, Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah. Dia ditemukan di sekitar area Sirkuit Pertamina Mandalika. Dia ditemukan oleh petugas yang sedang patrol di sekitar sirkuit
Dia ditemukan sedang terbaring lemah bersama seorang laki-laki di Kawasan Mandalika. Polisi yang mengenal sosok laki-laki itu kemudian membawa keduanya ke pos penjagaan setempat.
Anggota Brimob Lombok Tengah Brigadir Safi'i Apriadi sedang patroli pada Kamis (6/1/2022) sekitar pukul 19.00 wita. Di melihat seorang anak bersama seorang laki-laki sedang lemas di area Mandalika. Dia kemudian mendekati keduanya, ternayata Safi’i mengenal laki-laki yang bersama bocah 9 tahun itu. Laki-laki itu adalah Narep, kawan masa kecilnya di kampung.
“Ternyata anggota kami mengenal salah satu laki-laki itu, kemudian mereka berdua dirangkul dan diberi makan,” kata Komandan Kompi Brimob Lombok Tengah, AKP Sandro Dwi Rahadian, Sabtu (8/1/2022).
Safi’i kemudian memberi keduanya makan. Dia kemudian teringat ada bocah yang hilang di desanya dengan ciri-ciri yang mirip dengan bocah itu. Dia kemudian bertanya dan ternyata memang betul dia adalah anak yang dilaporkan hilang 1,5 tahun yang lalu.
Setelah memberi keduanya makan, Safi’i kemudian mengantar bocah malang itu kepada keluarganya. Sontak, keluarganya kaget dan menangis haru. Mereka tidak menyangka anaknya yang hilang 1,5 tahun yang lalu berhasil ditemukan.
Diketahui bahwa Faris dilaporkan hilang pada September 2020. Dia hilang setelah bermain bersama teman-temannya. Keluarga berusaha mencari di sepanjang jalan, namun tak kunjung ditemukan. Setelah melapor ke polisi, keluarganya juga berupaya meminta bantuan 26 dukun atau paranormal untuk mencari tahu keberadaan Faris. 17 bulan berlalu, kini Faris sudah kembali ke pelukan keluarganya.
Keluarga Faris mengaku ikhlas dan tidak akan melaporkan perbuatan laki-laki yang membawa Faris hingga menghilang selama 1,5 tahun itu. Narep diketahui memiliki mental yang tidak stabil.
Diketahui bahwa Narep dianggap tidak normal oleh warga setempat. Dia memang menyukai anak kecil untuk diajak bermain. Kemungkinan hal itulah yang membuatnya nekat membawa pergi Faris yang saat itu belum genap berusia 8 tahun.
Meski demikian, polisi tetap menyarankan agar keluarga Faris menempuh jalur hukum. Sehingga dapat diketahui motif sebenarnya dari Narep membawa pergi Faris hingga tak dapat berkumpul dengan keluarganya selama 1,5 tahun.
Polisi yang datang sekaligus mengantar Faris juga membawakan sejumlah santunan untuk keluarga Faris. Polisi berpesan agar Faris dijaga dengan baik, sehingga tidak hilang dan dapat bersekolah dengan baik.