Proyek Smelter di Sumbawa Barat Hampir Rampung

Mataram, IDN Times - Pabrik peleburan (smelter) tembaga dan pemurnian logam mulia di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), segera rampung. Penjabat (Pj) Gubernur NTB, Hassanudin, menyatakan bahwa proyek ini sudah memasuki tahap penyelesaian akhir dan siap diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hassanudin memantau perkembangan pembangunan smelter milik PT Amman Mineral Internasional (AMMAN) pada Kamis (1/8/2024). Dia menyampaikan kegembiraannya atas hampir selesainya proyek strategis nasional ini.
"Saya melihat proyek ini sudah masuk tahap penyelesaian akhir dan persiapan operasional. Manajemen melaporkan bahwa smelter ini sudah siap untuk diresmikan oleh presiden," ujar Hassanudin ketika dikonfirmasi di Mataram, Sabtu (3/8/2024).
1. Segera lapor ke presiden

Hassanudin menyatakan akan segera melapor kepada Presiden Jokowi mengenai kemajuan pembangunan pabrik tembaga milik AMMAN tersebut dan meminta waktu peresmian.
"Progresnya sangat bagus, begitu juga dengan kesiapan operasionalnya. Selain itu, nilai mineral saat ini juga sangat baik," jelasnya.
Smelter AMMAN dirancang dengan kapasitas input sebesar 900.000 ton per tahun (tpa). Fasilitas ini akan digunakan untuk memproses konsentrat tembaga dari tambang Batu Hijau di Sumbawa Barat dan tambang Elang di Kabupaten Sumbawa di masa depan.
Produk yang dihasilkan smelter meliputi 220.000 tpa katoda tembaga LME Grade A dengan tingkat kemurnian 99,99 persen, serta 830.000 tpa asam sulfat dengan kemurnian 98,50 persen.
2. Kapasitas smelter AMMAN dan produk emas yang dihasilkan

Selain itu, fasilitas pemurnian logam mulia akan menghasilkan 970 tpa dari lendir anoda yang berasal dari pabrik peleburan, dengan produk berupa 18 tpa emas batangan dengan kemurnian 99,99 persen, 55 tpa perak batangan dengan kemurnian 99,95 persen, dan 77 tpa selenium dengan kemurnian 99,99 persen.
Melihat perkembangan pembangunan smelter di Kabupaten Sumbawa Barat, anak perusahaan PT AMMAN, yaitu PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), telah memperoleh izin ekspor konsentrat tembaga dari Kementerian Perdagangan berdasarkan rekomendasi Surat Persetujuan Ekspor (SPE) yang dikeluarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Kuota ekspor konsentrat tembaga sebanyak 587.330 wmt (wet metric ton) atau setara dengan 534.000 dmt (dry metric ton) berlaku hingga 31 Desember 2024. Pemberian izin ekspor ini menjadi bukti bahwa kemajuan proyek smelter tembaga yang dibangun oleh PT Amman Mineral Industri (AMIN) berjalan sesuai dengan target pemerintah.
Berdasarkan hasil verifikasi pihak ketiga independen, proyek smelter tembaga AMMAN telah mencapai penyelesaian mekanis (mechanical completion) per 31 Mei 2024, dengan kemajuan mencapai 95,5 persen. Proses komisioning untuk fasilitas utama smelter akan berlangsung segera setelahnya.
3. Potensi investasi produk turunan smelter di Sumbawa Barat

Produksi katoda tembaga pertama ditargetkan pada kuartal IV 2024. Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB, Nuryanti, menyatakan bahwa banyak investor yang berminat untuk berinvestasi di industri turunan smelter seperti pabrik pupuk dan semen, meskipun masih terkendala oleh belum adanya Pengelola Kawasan Industri Smelter di Sumbawa Barat.
Nuryanti menjelaskan bahwa kawasan industri smelter di Sumbawa Barat sudah siap dari sisi ketersediaan lahan. Namun, PT AMNT saat ini masih fokus untuk menyelesaikan pembangunan smelter. Kawasan Industri Smelter di Sumbawa Barat sedang diusulkan masuk dalam RPJMN 2024-2029.
Jika masuk dalam RPJMN, kawasan tersebut akan menjadi prioritas nasional, sehingga pengembangan kawasan industri turunan smelter akan menjadi fokus pemerintah pusat dalam lima tahun mendatang.
Ia menyebutkan sejumlah investor telah bertanya kepada PT Amman Industri (AMIN), pemerintah pusat, dan pemerintah daerah terkait industri turunan smelter. "Ada beberapa yang berminat, seperti Semen Gresik," sebut Nuryanti.