Surat untuk Diri Sendiri sebelum Menjadi Orangtua

Menjadi orangtua adalah salah satu perubahan hidup paling besar dan menakjubkan yang bisa dialami seseorang. Namun, sebelum menyambut peran itu, ada banyak perasaan yang bercampur, antara bahagia, cemas, takut, dan penuh harap. Tidak sedikit yang merasa belum cukup siap, belum cukup tahu, atau belum cukup baik untuk membawa kehidupan baru ke dunia. Dan itu sangat wajar. Menjadi orangtua bukan sekadar soal kesiapan logistik, tapi juga kesiapan batin.
Surat ini ditulis untuk dirimu yang sedang berada di ambang perjalanan besar itu. Sebuah jeda sebelum hari-hari yang penuh tanggung jawab dan cinta tanpa syarat dimulai. Sebuah ruang untuk mengingatkan bahwa kamu tidak harus sempurna untuk menjadi cukup. Bahwa orangtua yang baik bukan yang tahu segalanya, tapi yang terus belajar mencintai dengan utuh.
Berikut surat untuk diri sendiri sebelum menjadi orang tua.
1. Surat untuk diri sendiri sebelum menjadi orangtua

Hai kamu,
Sebentar lagi hidupmu akan berubah. Bukan hanya tentang begadang di malam hari atau mengganti popok setiap beberapa jam, tapi tentang menjadi tempat berlindung, rumah yang hangat, dan hati yang selalu siap mencintai. Kamu mungkin takut tidak akan cukup sabar, cukup tahu, atau cukup kuat. Tapi percayalah, cinta akan memberimu kekuatan yang tak kamu duga sebelumnya.
Kamu tidak akan sempurna, dan itu tidak apa-apa. Tidak ada orang tua yang benar-benar siap. Semua belajar dari awal, semua tumbuh bersama anaknya. Yang terpenting bukan seberapa banyak teori yang kamu kuasai, tapi seberapa tulus kamu hadir, di saat anakmu menangis, tertawa, jatuh, dan tumbuh. Hadirmu, bukan kesempurnaanmu, yang akan diingat anakmu nanti.
2. Jangan lupakan dirimu

Dalam perjalanan menjadi orang tua, mudah sekali kehilangan diri sendiri. Hari-harimu akan dipenuhi tangisan, rutinitas, dan kebutuhan anak yang seolah tak habis. Tapi ingat, kamu tetap manusia. Kamu tetap berhak merasa lelah, tetap boleh butuh waktu sendiri, dan tetap pantas untuk dicintai, bukan hanya sebagai orang tua, tapi sebagai dirimu sendiri.
Jangan biarkan peran baru ini membuatmu lupa bahwa kamu juga butuh ruang untuk pulih, berkembang, dan menjadi utuh. Anakmu akan belajar mencintai diri sendiri dari caramu mencintai dirimu juga. Jadi rawatlah dirimu, demi dirimu dan demi mereka.
3. Kamu akan membuat kesalahan, dan itu tidak apa-apa

Akan ada hari-hari di mana kamu merasa gagal. Hari di mana kamu marah karena lelah, hari di mana kamu ingin menyerah, atau hari di mana kamu merasa tidak cukup baik. Tapi itu semua adalah bagian dari perjalanan. Anakmu tidak butuh orang tua yang sempurna, tapi orang tua yang mau minta maaf, memperbaiki, dan terus hadir.
Kesalahan tidak membuatmu buruk. Justru dari kesalahan itu kamu akan belajar, dan anakmu juga akan belajar tentang kejujuran, kerendahan hati, dan ketulusan. Tidak ada buku panduan yang bisa menggantikan instingmu, hatimu, dan cinta yang kamu berikan setiap hari.
4. Kamu tidak sendiri

Jika suatu hari kamu merasa kewalahan, ingatlah bahwa kamu tidak sendiri. Banyak orang tua yang merasakan hal sama, meski tidak selalu terlihat. Jangan ragu meminta bantuan, mencari dukungan, atau menangis jika perlu. Kekuatan bukan berarti melakukan segalanya sendiri, kadang justru muncul saat kamu tahu kapan harus bersandar.
Bangun komunitas. Bicaralah dengan pasangan, sahabat, atau keluarga. Kamu tidak harus tahu segalanya, tapi kamu bisa belajar bersama. Kamu tidak harus kuat setiap hari, tapi kamu bisa bangkit setiap kali merasa rapuh. Dan itu yang akan membuatmu tumbuh sebagai orang tua.
Untuk diriku yang akan menjadi orang tua, terima kasih karena sudah berani melangkah. Dunia baru ini tidak akan selalu mudah, tapi kamu akan menemukan versi dirimu yang lebih lembut, lebih kuat, dan lebih mencintai dari sebelumnya. Percayalah, kamu bisa. Kamu cukup. Dan kamu akan menjadi rumah yang paling hangat untuk anakmu kelak.
Dengan kasih dan harapan,
Aku, yang bersiap memulai perjalanan penuh cinta.
Demikian surat untuk diri sendiri sebelum menjadi orangtua.