5 Hoaks yang selama ini Kita Percayai Ketika Menonton Film Ninja

Film ninja telah lama memikat penonton dengan aksi siluman, jurus mematikan, dan perlengkapan eksotis yang terlihat mustahil. Kekeliruan ini banyak terlihat dari gambaran yang disajikan dalam film, padahal jauh dari kenyataan.
Budaya populer sering kali mengambil kebebasan kreatif dalam menyajikan karakter ninja, hingga akhirnya menciptakan mitos dan kesalahpahaman yang dipercaya banyak orang selama bertahun-tahun.
Padahal, ninja sejati dalam sejarah Jepang adalah mata-mata dan penyusup yang lebih mengandalkan penyamaran, strategi, dan informasi ketimbang duel penuh ledakan seperti di film.
Inilah lima hoaks yang selama ini dipercaya penonton saat menonton film ninja, namun sebenarnya keliru secara sejarah dan logika yang dilansir dari berbagai sumber.
1. Ninja selalu menggunakan baju serba-hitam

Salah satu gambaran paling ikonik dari ninja dalam film adalah baju hitam ketat dari ujung kepala hingga kaki. Warna hitam ini diasosiasikan dengan kemampuan menghilang dalam gelap dan menyelinap tanpa terlihat. Tak heran jika baju ninja versi film dianggap sebagai seragam wajib para pembunuh bayaran malam hari.
Faktanya, ninja sejati justru jarang memakai baju hitam. Mereka lebih sering menyamar sebagai petani, pendeta, pedagang, atau warga biasa agar tidak mencolok. Warna gelap memang dipakai saat malam hari, tapi bukan selalu hitam pekat—warna cokelat tua atau biru tua lebih umum dipilih karena tampak lebih natural di malam hari dibandingkan hitam yang justru bisa mencolok di bawah cahaya bulan.
2. Ninja bisa dengan mudah menghilang

Banyak film menunjukkan ninja melemparkan bom asap ke tanah, lalu seketika menghilang tanpa jejak. Efek dramatis ini sering dipakai dalam adegan pelarian atau serangan tiba-tiba, seolah ninja punya kekuatan sihir atau ilmu teleportasi yang tidak masuk akal.
Adegan ninja yang bisa menghilang dengan cepat seringkali membuat kita percaya bahwa mereka bisa melakukannya. Padahal, bom asap yang digunakan ninja zaman dulu hanya berfungsi untuk mengalihkan perhatian lawan. Menghilang secara instan tentu tidak mungkin secara fisik.
Mereka memanfaatkan asap untuk menciptakan celah dalam penglihatan musuh, kemudian kabur secara taktis, sering kali sambil menyelinap di balik pepohonan, bayangan, atau celah bangunan. Bukan sulap, hanya strategi.
3. Ninja ahli lempar shuriken

Shuriken—senjata kecil berbentuk bintang—selalu digambarkan sebagai senjata ninja yang mematikan, bisa dilempar dari jarak jauh dan langsung menewaskan lawan. Dalam film, shuriken tampak seperti peluru tajam yang akurat dan cepat. Tidak jarang shuriken bahkan bisa secepat peluru dan menewaskan lawannya dengan sekejap.
Padahal dalam kenyataannya, shuriken bukan senjata utama ninja. Senjata ini lebih sering digunakan untuk mengalihkan perhatian atau membuat luka ringan agar lawan melambat, bukan untuk membunuh. Ninja sejati mengandalkan pedang pendek, racun, jebakan, dan strategi sembunyi-sembunyi ketimbang duel frontal dengan lemparan shuriken ala film laga.
4. Ninja bisa berlari di atas air

Banyak film ninja menggambarkan tokohnya mampu berlari di atas air, melompat dari satu pohon ke pohon lain dengan kecepatan tinggi, bahkan berjalan di dinding tanpa alat bantu. Adegan seperti ini biasanya didukung oleh efek visual dan wire stunt yang membuat segalanya tampak mungkin.
Dalam sejarah nyata, ninja memang dilatih fisik secara intensif, namun kemampuan mereka tetap berada dalam batas manusia normal. Alat bantu seperti bakiak apung (mizugumo) memang ada, tapi tidak memungkinkan seseorang berjalan di air layaknya film. Lompatan tinggi dan gerakan akrobatik digunakan secukupnya, dan tidak sehebat yang sering digambarkan dalam film modern.
5. Tidak semua ninja adalah pria

Film-film ninja cenderung menampilkan pria sebagai tokoh utama. Sosok ninja wanita biasanya hanya muncul sebagai pemanis atau tokoh minor yang tidak terlalu penting. Hal ini membuat publik menganggap bahwa dunia ninja hanya dikuasai oleh kaum pria.
Faktanya, sejarah mencatat adanya kunoichi, yaitu sebutan untuk ninja perempuan.
Mereka punya peran sangat penting dalam misi mata-mata, karena bisa menyamar sebagai pelayan atau geisha dan mendapatkan informasi strategis tanpa dicurigai. Bahkan, kunoichi dikenal lebih efektif dalam menyusup dan meracuni target ketimbang ninja pria karena mereka dianggap tidak berbahaya oleh musuh.
Kisah-kisah ninja dalam film memang seru dan menghibur, tetapi kita perlu menyadari bahwa sebagian besar hanya fiksi. Dengan memahami perbedaan antara mitos dan fakta, kita bisa lebih menghargai sejarah asli para ninja dan tidak terjebak dalam gambaran berlebihan yang dipopulerkan media.