Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Akibat dari Terlalu Lama Bertahan di Situasi yang Tidak Disukai

Wanita sedang kelelahan.
Ilustrasi Akibat dari Terlalu Lama Bertahan di Situasi yang Tak Disukai. (pexels.com/Philip Justin Mamelic)

Kadang seseorang bertahan bukan karena nyaman, tetapi karena takut berubah. Kita sering berkata pada diri sendiri, “Nanti juga terbiasa,” padahal hati sudah lama berteriak ingin pergi. Bertahan di situasi yang tidak kamu sukai bukan hanya soal kesabaran, namun sering kali itu adalah bentuk pengabaian terhadap kebutuhan diri sendiri. Lambat laun, kamu tidak lagi hidup, hanya bertahan.

Dan ketika bertahan terlalu lama, ada harga emosional yang harus dibayar. Kamu mungkin tidak menyadarinya pada awalnya, tetapi dampaknya tumbuh kecil-kecil, mulai dari kehilangan energi, kehilangan arah, hingga kehilangan jati diri. Situasi yang tidak kamu sukai tidak hanya menguras waktu, tetapi juga bagian dalam dirimu yang seharusnya tumbuh.

Berikut 6 akibat dari terlalu lama bertahan di situasi yang tidak kamu sukai.

1. Energi emosional habis tanpa disadari

Wanita sedih.
Ilustrasi Cherophobia, Takut untuk Bahagia dan Terluka Kembali. (pexels.com/RDNE Stock project)

Bertahan di situasi yang tidak kamu sukai membuatmu terus-menerus menggunakan energi mental untuk menahan diri, menyesuaikan diri, atau memaksa diri tetap bertahan. Ini melelahkan, meskipun dari luar kamu terlihat baik-baik saja.

Perasaan letih ini bukan sekadar kelelahan fisik. Ini adalah kelelahan emosional yang muncul karena kamu terus menolak apa yang sebenarnya kamu rasakan. Dan semakin kamu bertahan, semakin tipis kemampuanmu untuk merasakan kebahagiaan yang sederhana.

2. Kehilangan hubungan dengan diri sendiri

Wanita sedang kelelahan.
Ilustrasi Akibat dari Terlalu Lama Bertahan di Situasi yang Tak Disukai. (pexels.com/Philip Justin Mamelic)

Ketika kamu terlalu lama mengabaikan apa yang tidak kamu suka, kamu juga mengabaikan suara hati yang sebenarnya sudah memberikan peringatan. Kamu jadi lupa apa yang kamu inginkan, apa yang membuatmu nyaman, dan apa yang benar-benar kamu butuhkan.

Perlahan, kamu mulai menjauh dari dirimu sendiri. Keinginan orang lain lebih mudah kamu dengar dibandingkan keinginanmu sendiri. Dan tanpa disadari, kamu membangun jarak dengan identitasmu yang paling jujur.

3. Merasa tidak punya kendali atas hidup

Seorang perempuan sedang berada di alam.
Ilustrasi Cara Menemukan Harapan di Tengah Gangguan Mental. (pexels.com/Sergey Makashin)

Situasi yang tidak kamu sukai sering kali membuatmu merasa terjebak. Kamu merasa hidup ditentukan oleh keadaan, orang lain, atau keadaan yang tidak bisa kamu ubah. Rasa tidak berdaya ini menurunkan kepercayaan diri secara perlahan.

Akhirnya, kamu berhenti membuat pilihan. Kamu hanya ikut arus, bukan karena ingin, tetapi karena sudah terlalu lelah mempertahankan kendali. Padahal, perasaan tidak berdaya ini berasal dari penundaan keputusan yang terlalu lama.

4. Munculnya kecemasan dan stres berkepanjangan

Seorang wanita sedang merenung.
Ilustrasi Efek Psikologis dari Kebiasaan Kamu Memendam Cerita. (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Bertahan di tempat yang tidak kamu sukai ibarat memaksa diri tinggal di ruangan yang sempit dan sesak. Semakin lama kamu di sana, semakin sulit bernapas. Tekanan emosional itu menumpuk dan memicu kecemasan yang sulit dijelaskan.

Jika berlangsung terlalu lama, kecemasan ini berkembang menjadi stres berkepanjangan. Kamu jadi lebih mudah gelisah, sulit tidur, dan sering memikirkan hal-hal yang membuatmu takut meski tidak berhubungan langsung dengan masalah utama.

5. Menurunnya rasa percaya diri dan harga diri

Seorang wanita sedang menunduk.
Ilustrasi Tanda Kamu sedang Berpura-pura untuk Baik-baik Saja. (pexels.com/Andres Ayrton)

Setiap hari bertahan di tempat yang tidak kamu sukai memberi pesan terselubung kepada dirimu sendiri: “Keinginanku tidak penting.” Pesan ini merusak harga diri tanpa kamu sadari. Kamu mulai percaya bahwa kamu tidak layak mendapatkan kenyamanan atau kebahagiaan.

Kepercayaan diri yang menurun membuatmu semakin takut keluar dari situasi itu. Kamu merasa tidak punya kemampuan untuk mengubah keadaan, padahal sebenarnya kamu hanya kehilangan keberanian yang terkikis sedikit demi sedikit.

6. Kehilangan kesempatan untuk berubah dan bertumbuh

Perempuan sedang duduk di kursi.
Ilustrasi Akibat dari Tidak Pernah Mengungkapkan Perasaan. (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Setiap kali kamu bertahan pada sesuatu yang tidak kamu sukai, kamu menutup pintu terhadap peluang baru. Kamu tidak memberi ruang untuk hal-hal yang mungkin lebih baik, lebih sehat, dan lebih sesuai dengan dirimu.

Padahal, pertumbuhan terjadi ketika kita berani meninggalkan sesuatu yang tidak lagi membuat kita berkembang. Bertahan terlalu lama membuat hidupmu stagnan. Dalam jangka panjang, kamu bukan hanya kehilangan kesempatan, tetapi juga kehilangan versi terbaik dari dirimu.

Bertahan memang terkadang diperlukan, tetapi bertahan terlalu lama bisa menjadi bentuk pengkhianatan kecil terhadap diri sendiri. Situasi yang tidak kamu sukai bukan berarti harus langsung ditinggalkan, tetapi kamu perlu jujur pada diri sendiri: apakah bertahan ini membangunmu, atau justru mengikis dirimu? Keberanian untuk keluar tidak selalu hadir dalam lompatan besar, kadang ia dimulai dari pengakuan kecil bahwa kamu berhak hidup di tempat yang membuatmu tumbuh.

Demikian 6 akibat dari terlalu lama bertahan di situasi yang tidak kamu sukai.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us

Latest Life NTB

See More

6 Akibat dari Terlalu Lama Bertahan di Situasi yang Tidak Disukai

07 Des 2025, 05:00 WIBLife