Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Tips Mengatasi Ketakutan yang Datang dari Trauma Masa Lalu

ilustrasi pria yang memiliki trauma (pexels.com/Andrew Neel)

Apakah kamu memiliki trauma masa lalu yang masih menghantui hingga saat ini? Meskipun kejadian tersebut sudah lama berlalu, jejaknya mungkin masih terasa dalam berbagai aspek kehidupan. Ketakutan ini bisa sangat menghambat dan membuat kamu sulit untuk bergerak maju.

Menghadapi ketakutan yang berakar dari trauma bukanlah proses yang mudah, tetapi sangat mungkin untuk dilalui. Terdapat tips yang bisa membantu kamu untuk menghadapinya dan terus melangkah ke depan.

Yuk, simak lebih lanjut tips untuk mengatasi ketakutan yang datang dari trauma masa lalu.

1. Menyadari dan menerima perasaan

ilustrasi melakukan refleksi diri (pexels.com/Kelvin Valerio)

Ketika kita mengalami ketakutan yang berakar dari pengalaman traumatis, seringkali kita cenderung menghindari atau menekan perasaan tersebut. Namun, justru dengan menyadari dan mengakui bahwa perasaan takut itu ada, kita membuka pintu pertama menuju pemulihan. Ini berarti kita perlu mengambil waktu untuk mengidentifikasi apa yang kita rasakan tanpa menghakimi diri sendiri.

Proses penerimaan ini bukan berarti kita menyerah atau membiarkan ketakutan menguasai hidup kita. Sebaliknya, dengan menerima bahwa perasaan takut adalah respons alami terhadap pengalaman traumatis yang kita alami, kita dapat mulai memahami diri sendiri dengan lebih baik.

Penerimaan ini membuat kita lebih mampu menghadapi ketakutan tersebut dengan cara yang lebih sehat, alih-alih terus-menerus melawan dan menghindar.

2. Terapi dan konseling

ilustrasi melakukan konseling (pexels.com/Polina Zimmerman)

Melalui sesi terapi, kita dihadapkan dengan ahli yang terlatih untuk memahami dan menangani berbagai jenis trauma. Terapis dapat membantu mengidentifikasi pola pikir dan perilaku yang mungkin terbentuk akibat trauma, serta memberikan teknik-teknik praktis untuk mengelola ketakutan.

Terapi bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti terapi kognitif behavioral (CBT), terapi eksposur, atau terapi berbasis mindfulness. Konseling juga menawarkan ruang yang aman untuk berbicara tentang pengalaman traumatik tanpa rasa takut dihakimi.

Dukungan yang diberikan oleh seorang profesional dapat memberikan rasa nyaman dan validasi yang mungkin sulit ditemukan di tempat lain. Mereka dapat membantu kita mengembangkan perspektif baru tentang pengalaman traumatik kita dan menemukan cara untuk keluar dari bayang-banyang masa lalu.

3. Melatih teknik relaksasi

ilustrasi perempan yang sedang meditasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, dan yoga bisa membantu kita mengatasi ketakutan yang muncul. Ketika kita mengalami trigger atau pemicu trauma, tubuh kita sering merasakan ketegangan otot, detak jantung meningkat, dan napas menjadi cepat.

Dengan melatih berbagai teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi mindfulness, atau relaksasi otot progresif, kita dapat membantu menenangkan sistem saraf dan mengembalikan tubuh ke keadaan yang lebih seimbang.

Praktik ini dapat dilakukan secara rutin, tidak hanya saat menghadapi situasi yang menakutkan. Teknik yang dipakai juga sangat sederhana, sehingga bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Teknik-teknik ini tidak hanya memberi ketenangan saat ketakutan muncul, tapi juga membantu menjaga keseimbangan emosional dalam kehidupan sehari-hari.

4. Hadapi ketakutan secara bertahap

ilustrasi seorang pria yang sedang berjalan (pexels.com/Tamar Willoughby)

Menghadapi ketakutan secara bertahap sering disebut dengan exposure therapy. Cara ini tidak memaksa diri kita untuk langsung menghadapi situasi yang paling menakutkan, melainkan memulai dari hal-hal kecil yang masih bisa ditoleransi.

Misalnya, jika seseorang trauma berkendara akibat kecelakaan, mereka bisa mulai dengan hanya duduk di dalam mobil yang tidak bergerak, kemudian perlahan-lahan meningkat ke tahap berikutnya seperti berkendara di jalan yang sepi dengan kecepatan rendah.

Pendekatan bertahap ini membantu membangun kepercayaan diri secara perlahan namun pasti. Proses ini juga memerlukan kesabaran dan konsistensi. Jangan lupa untuk memberi diri kita waktu untuk merasa nyaman pada setiap tahap sebelum melangkah ke tahap berikutnya.

Ketakutan merupakan hal yang normal terjadi di kehidupan kita sehari-hari. Keempat tips diatas bisa diterapkan jika bayang-bayang trauma masa lalu menghantui. Teruslah maju dan beri diri kita waktu serta ruang yang diperlukan untuk pulih.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Theodore Siagian
EditorTheodore Siagian
Follow Us