Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tradisi 'Betabeq' Awali Gelaran MotoGP Mandalika 2025, Ini Tujuannya!

IMG-20251001-WA0022(1).jpg
Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal saat menghadiri prosesi tradisi betabeq di Sirkuit Mandalika, Selasa malam (30/9/2025). (dok. Istimewa)

Lombok Tengah, IDN Times - Tradisi Betabeq yang merupakan kearifan lokal masyarakat Lombok, NTB, mengawali perhelatan MotoGP Mandalika 2025. Kegiatan itu berlangsung di Sirkuit Mandalika pada Selasa malam (30/9/2025) dihadiri Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal, jajaran ITDC dan MGPA, tokoh adat, tokoh agama dan masyarakat setempat.

Tradisi Betabeq bertujuan meminta izin sekaligus doa restu dari tokoh agama, tokoh masyarakat, serta masyarakat sekitar KEK Mandalika. Tujuannya agar ajang Pertamina Grand Prix of Indonesia atau MotoGP Mandalika 2025 berjalan lancar dan sukses.

"MotoGP di Mandalika adalah ajang dunia, tetapi kita tidak boleh melepaskan akar budaya kita. Dengan betabeq, kita menunjukkan kepada dunia bahwa Lombok memiliki tradisi luhur, penuh makna, dan selalu mengutamakan kebersamaan," kata Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal.

1. Makna tradisi Betabeq

IMG-20250827-WA0058.jpg
Pemeriksaan lintasan Sirkuit Mandalika. (dok. MGPA)

Betabeq berasal dari bahasa Sasak Lombok yang berarti permisi. Tradisi betabeq merupakan kebiasaan adat suku Sasak untuk meminta izin dan menjalin hubungan baik saat memasuki wilayah masyarakat. Tradisi betabeq memiliki filosofi mendalam bagi masyarakat Lombok.

Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan dan pengakuan terhadap eksistensi masyarakat lokal, serta wujud sinergi antara penyelenggara event dengan budaya masyarakat setempat. Dalam setiap hajatan besar, betabeq bukan sekadar seremoni, melainkan ikatan sosial yang mempererat hubungan antara pihak penyelenggara dengan warga yang menjadi tuan rumah.

Gubernur Iqbal menegaskan bahwa kehadiran tradisi betabeq dalam penyelenggaraan MotoGP bukan hanya bentuk simbolik, melainkan sebuah kehormatan yang meneguhkan identitas budaya daerah.

"Kami berharap doa restu dari para ulama dan masyarakat dapat mengiringi suksesnya Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025. Ini juga menjadi pesan bahwa pembangunan pariwisata di NTB senantiasa berpijak pada nilai-nilai kearifan lokal,” ujarnya.

2. Simbol harmoni antara dunia internasional dan masyarakat lokal

Direktur Operasi ITDC Troy Warokka. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Direktur Operasi ITDC Troy Warokka. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Chairman Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025, Troy Reza Warokka, menilai prosesi betabeq sebagai sebuah nilai tambah yang membedakan MotoGP Mandalika dengan seri balap lain di dunia. Dia mengatakan MotoGP adalah ajang internasional yang ditonton jutaan pasang mata, tetapi di Mandalika punya sesuatu yang lebih, yakni budaya dan tradisi.

"Betabeq menjadi simbol harmoni antara dunia internasional dengan masyarakat lokal. Kami ingin memastikan bahwa setiap langkah persiapan bukan hanya soal teknis balap, tapi juga tentang penghormatan pada nilai-nilai yang hidup di masyarakat. Inilah yang membuat Mandalika istimewa di mata dunia,” kata Troy.

Menurutnya, integrasi budaya lokal dengan event internasional seperti MotoGP akan memperkuat citra Mandalika sebagai destinasi sport tourism yang unik dan bernilai tinggi.

Sementara, Direktur Utama MGPA Priandhi Satria menekankan bahwa prosesi betabeq merupakan bukti komitmen MGPA dalam menyelenggarakan event besar dengan selalu melibatkan masyarakat. Dia mengatakan MGPA berkomitmen agar MotoGP Mandalika bukan hanya milik penyelenggara atau pemerintah, melainkan milik masyarakat Lombok dan NTB secara keseluruhan.

"Tradisi betabeq ini adalah bentuk penghormatan kami kepada masyarakat, karena kami percaya tanpa dukungan dan doa restu mereka, tidak mungkin perhelatan sebesar MotoGP dapat berjalan lancar. Dengan ini, kami ingin menunjukkan bahwa MotoGP di Mandalika bukan hanya tentang balapan, tetapi juga tentang kebersamaan, doa, dan budaya,” kata Priandhi.

3. Tradisi betabeq dinilai masih memiliki relevansi kuat di tengah modernitas

PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney  melalui anak usahanya, InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) kembali  menghadirkan Pertamina Grand Prix of Indonesia (MotoGP) 2024 di Pertamina Mandalika  International Circuit, Nusa Tenggara Barat pada 27-29 September 2024. (Dok. Injourney)
PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney  melalui anak usahanya, InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) kembali  menghadirkan Pertamina Grand Prix of Indonesia (MotoGP) 2024 di Pertamina Mandalika  International Circuit, Nusa Tenggara Barat pada 27-29 September 2024. (Dok. Injourney)

Dia menjelaskan keterlibatan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan para ulama dalam acara ini mempertegas bahwa tradisi betabeq masih memiliki relevansi kuat di tengah modernitas. Kehadiran tradisi betabeq dalam MotoGP Mandalika 2025 menjadi kekuatan dan doa, tidak hanya bagi masyarakat lokal, tetapi juga bagi wisatawan mancanegara yang datang menyaksikan langsung balapan di Mandalika.

Para pengunjung dari berbagai negara berkesempatan menyaksikan prosesi budaya yang penuh makna ini, sehingga MotoGP Mandalika bukan sekadar tontonan olahraga, melainkan juga etalase budaya Indonesia di mata dunia.

Dia menambahkan bahwa tradisi betabeq MotoGP di Sirkuit Mandalika membuktikan bahwa ajang internasional dapat berjalan beriringan dengan tradisi lokal. Dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi NTB, ITDC, MGPA, serta masyarakat setempat menjadi modal besar bagi kesuksesan Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025.

Dengan doa restu yang telah dipanjatkan, harapannya gelaran MotoGP di Mandalika bukan hanya sukses dari sisi penyelenggaraan, tetapi juga mampu membawa berkah bagi masyarakat Lombok, NTB, dan Indonesia secara keseluruhan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us

Latest News NTB

See More

Tradisi 'Betabeq' Awali Gelaran MotoGP Mandalika 2025, Ini Tujuannya!

01 Okt 2025, 12:31 WIBNews