Tak Hanya Gili, Lombok Utara Juga Punya Kerajinan Tenun Ragam Motif

Mataram, IDN Times – Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) biasanya dikenal dengan destinasi wisata Gili Trawangan. Ternyata, di sini juga terdapat kerajinan khas berupa kain tenun dengan ragam motif menarik. Warga setempat bahkan membuat kelompok tenun untuk mempermudah proses pemasaran.
Salah satu kelompok yang kini mulai eksis di dunia fesyen Tenun Lombok adalah Kelompok Tenun Bayan Tangguh. Kain tenun yang dihasilkan dijual secara langsung dan melalui penjualan daring. Biasanya, wisatawan yang berkunjung ke Lombok Utara, khususnya Desa Adat Bayan, mampir untuk membeli kerajinan penenun setempat.
“Kelompok ini baru terbentuk tahun 2021. Tujuannya untuk bisa memasarkan secara kolektif kerajinan tenun yang diproduksi oleh warga Bayan,” kata Ketua Kelompok Tenun Bayan Tangguh, Beta Tiva Ratu Hening, Sabtu (27/5/2023).
1.Harga kain tenun

Beta Tiva mengatakan untuk penjualan kain tenun lebih banyak dilakukan secara daring. Pihaknya memasarkan produk kain tenun itu melalui media sosial. Sementara untuk penjualan secara langsung biasanya dengan menunggu kedatangan wisatawan.
“Lebih banyak jual online (daring). Kalau yang datang langsung itu biasanya wisatawan,” ujarnya.
Harga satu potong kain tenun sintetis mulai dari Rp300 ribu hingga Rp500 ribu. Sementara untuk pewarna alam mulai dari harga Rp800 ribu. Kelompok tenun ini pernah mencatat penjualan terbanyak dalam sehari sebanyak 30 potong kain.
“Penjualan terbanyak itu sebanyak 30 kain. Kita menerima pesanan dalam jumlah banyak juga,” kata Beta Tiva.
Selain penjualan kain, kelompok ini juga menjual ragam fesyen berbahan dasar kain tenun. Ada baju, celana dan selendang. Harga baju cukup beragam, mulai dari Rp125 ribu untuk satu baju hingga Rp500 ribu. Harga pakaian ini tergantung penggunaan bahan dari kain tenun. Sebab dalam pembuatannya, biasanya digabungkan dengan kain pabrikan.
“Kita gabung biar model dan motifnya lebih menarik. Harganya tergantung banyak tidaknya bahan kain tenun yang dipakai,” ujarnya.
2.Motif kain tenun

Terdapat beberapa motif kain tenun yang dapat dipilih oleh pembeli. Di antaranya lipak, jong, rejasa dan umbak kombok. Motif yang paling banyak diminati oleh pembeli adalah motif jong. Sementara motif umbak kombok biasanya digunakan oleh masyarakat adat Bayan untuk ritual atau kegiatan kebudaayaan warga setempat.
“Penjualan terbanyak itu motif kain jong, motif ini juga menjadi salah satu motif ciri khas dari Lombok Utara,” kata Kepala Dusun Karang Salah, Desa Bayan, Raden Riko Agustian yang juga menjadi koordinator pada Kelompok Tenun Bayan Tangguh.
Raden Riko mengatakan bahwa selama ini banyak wisatawan yang datang untuk membeli kain tenun tersebut. Terutama wisatawan yang sudah berkunjung atau yang akan berkunjung ke Gili Trawangan. Dia berharap kedepannya semakin banyak wisatawan yang datang untuk membeli.
“Kalau penjualan terbanyak tetap melalui online (daring). Karena kan kalau promosi online ini bisa menyasar siapa saja. Warga lokal di Lombok juga kadang membeli,” ujarnya.
3.Kerja sama dengan pemda

Raden Riko mengatakan bahwa Kelompok Tenun Bayan Tangguh sudah bekerja sama dengan pemerintah daerah (pemda) setempat. Salah satunya adalah Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskop UKM Perindag) Lombok Utara. Pemda membantu pemasaran dari produk-produk yang dihasilan di kelompok tenun ini.
“Kita kerja sama dengan pemda untuk mempermudah proses pemasaran. Selain itu juga untuk mendapatkan akses penjualan ke luar daerah,” kata Raden Riko.
Dia berharap kedepannya semakin banyak pihak yang dapat diajak untuk bekerja sama. Sehingga proses pemasaran kain tenun itu bisa semakin meluas. Selain itu, omzet para penenun juga diharapkan bisa semakin meningkat.
“Harapan saya tentu saja semoga pemasarannya semakin luas dan jumlah penjualannya semakin tinggi. Sehingga bisa meningkatkan perekonimian para penenun,” harapnya.