LPG 3 Kg di Lotim Langka Diduga karena Dipakai Dapur MBG, Benarkah?

- Harga LPG 3 Kg mencapai Rp30 ribu
- Dinas Perdagangan Lotim bantah adanya kelangkaan
- Koordinator MBG bantah LPG 3 kg digunakan oleh dapur MBG untuk memasak
Lombok Timur, IDN Times – Warga Kabupaten Lombok Timur (Lotim) mengeluhkan kelangkaan LPG bersubsidi ukuran 3 kilogram dalam beberapa pekan terakhir. Kelangkaan ini diduga warga imbas dari operasional program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menggunakan gas LPG dalam jumlah besar untuk memasak.
Kelangkaan gas melon ini sudah sejak dua pekan lalu. Warga kesulitan mendapatkan sebab terjadi kekosongan di kios-kios. Bahkan di tingkat pangkalan pun mengalami persoalan yang sama, karena distribusi dari tingkat agen yang berkurang. Belakangan muncul isu yang beredar di tengah masyarakat, bahwa LPG bersubsidi itu mengalami kelangkaan karena banyak dipakai oleh dapur MBG di Lotim.
1. Harga mencapai Rp30 ribu

Karena kelangkaan LPG ini, kalau pun ada, harga gas LPG 3 kg dijual dengan tidak wajar, mencapai Rp30.000. Kondisi ini sangat memberatkan warga
“Biasanya kami bisa beli gas di warung dekat rumah, sekarang kosong terus. Harus keliling cari, harganya juga naik. Biasanya kami beli Rp22.000 tetapi sekarang kalau ada sampe Rp30.000,” ungkap Rusmini, salah seorang warga Pancor.
2. Dinas Perdagangan Lotim bantah adanya kelangkaan

Menanggapi keluhan yang beredar, Kepala Dinas Perdagangan Lombok Timur, Mahsin, dengan tegas membantah adanya kelangkaan LPG 3 kg bersubsidi.
“Tidak benar adanya kelangkaan LPG 3 Kilogram di Lotim,” tegas Mahsin saat dikonfirmasi pada Rabu (17/9/2025).
Menurutnya, stok LPG di Lotim sangat siap dan tersedia di tingkat SPPBE, agen, pangkalan, hingga pengecer. Pihaknya bersama Tim Pemantau dan Pengawasan Bapokting (Barang Pokok dan Barang Penting) telah turun ke lapangan untuk memeriksa kondisi secara langsung.
“Saat ini pendistribusian sedang dalam perjalanan ke tempat-tempat biasanya, yaitu pengantaran ke agen, pengecer, dan kios-kios penyedia. Mungkin hanya ada keterlambatan dalam pendistribusian,” tambahnya.
Mahsin menyatakan bahwa mungkin secara kebetulan di tempat tertentu, pada saat masyarakat membutuhkan, gas tidak tersedia. Namun, hal itu tidak lantas berarti terjadi kelangkaan secara umum.
“Kita tetap pantau dan awasi peredaran gas LPG di lapangan,” tukasnya.
3. Bantah digunakan MBG

Mahsin menyangkal dugaan keterlibatan program MBG dalam gangguan distribusi ini. Ia menegaskan bahwa di banyak kios, gas LPG masih dapat ditemukan. Hal yang sama diungkapkan oleh Koordinator MBG Lombok Timur, Agamawan. Ia menegaskan tidak ada dapur MBG yang menggunakan LPG 3 kg untuk memasak. Dapur menggunakan LPG nonsubsidi.
"Tidak ada itu, kami juga melarang mereka menggunakan LPG 3 Kg," ujarnya.