Satu Jam Hujan Deras, Ratusan Rumah di Bima Terendam Banjir

Bima, IDN Times - Ratusan rumah di Desa Kore Kecamatan Sangar di Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (NTB) terendam genangan banjir, Minggu (11/12/2022). Hujan selama satu jam menyebabkan banjir sedalam 40 centimeter yang tersebar di 5 dusun tersebut.
Genangan banjir tersebut berasal dari gunung dan luapan sungai yang merendam pemukiman warga hingga akses jalan penghubung di Kecamatan Tambora.
1. Ratusan rumah terendam banjir

Dalam konfirmasinya, Kepala Desa Kore M Tayeb membenarkan bencana banjir sudah merendam wilayah setempat. Katanya, air banjir mulai masuk pemukiman setelah setelah diguyur hujan sekitar jam.
Akibatnya, ratusan rumah yang tersebar di lima dusun itu terendah banjir hingga kedalaman 40 centimeter.
"Iya benar, sampai malam ini rumah saya juga masih digenangi air. Tapi agak mendingan, karena air sudah mulai surut," jelasnya.
2. Tiap tahun jadi langganan banjir

Banjir merendam wilayah setempat, diakui M Tayeb bukan hal baru yang perlu dikagetkan lagi. Karena setiap tahun sudah jadi langganan banjir, asalkan sudah diguyur hujan dengan intensitas tinggi.
"Tiap tahun kita alami kondisi seperti ini, yang penting sudah diguyur hujan," keluhnya.
Kondisi ini diklaim, selain karena kondisi pegunungan setempat sudah gundul kondisi pepohonannya oleh perluasan lahan tanaman jagung.
Juga akibat dari luapan air sungai di tengah perkampungan.
"Air dari gunung dan luapan sungai masuk ke pemukiman, sehingga terjadi banjir," terangnya.
3. Engan membuat laporan ke Pemkot Bima

M Tayeb mengatakan, wilayahnya setidaknya butuh membangun dua dam untuk menampung luapan air dari aliran sungai dan pegunungan setempat. Itu pun sudah berulang kali disampaikan kepada Pemkot Bima, meskipun belum memperoleh respons positif.
"Itu yang saya bingung dari Pemda, kok wilayah kami yang setiap tahun langganan banjir, tidak ditetapkan wilayah rawan banjir," keluhnya.
Padahal penetapan status tersebut, satu di antara syarat prioritas bagi wilayah tertentu. Agar bisa mendapatkan kucuran anggaran penanggulangan bencana alam dari pemerintah. "Hitungannya begitu baru kami bisa dapat bantuan, tapi selama ini gak juga ditetapkan. Malas saya lapor ke pemerintah, gak ada solusinya," papar M Tayeb.