Respons Bupati Usai Konten Kreator Kena Pungli di Sumba Barat Daya

Kupang, IDN Times - Bupati Sumba Barat Daya (SBD), Ratu Wula, berjanji akan membenahi sistem dan sumber daya manusia (SDM) di lokasi pariwisata. Respons ini diberikan usai ramai dibahas tentang peristiwa pungutan liar yang dialami konten kreator Jajago Keliling Indonesia di Kampung Ratenggaro dan Pantai Mandorak.
Pemerintah dan masyarakat, kata dia, sangat menyambut baik para wisatawan domestik maupun mancanegara. Ratu Wula berjanji akan membenahi pelayanan yang tidak sesuai, sebab menurutnya pariwisata adalah salah satu sektor yang diperhatikan di SBD.
"Kita benahi ini dan memang perlu pengelolaan yang lebih baik lagi ke depan sehingga tidak lagi menimbulkan kesan yang buruk," jelasnya, Minggu (18/5/2025).
1. Bupati sampaikan permohonan maaf

Ratu pada saat yang sama menyampaikan permohonan maafnya atas kejadian tersebut. Ia juga meminta konten kreator Jajago Keliling Indonesia memaafkan apa yang dilakukan masyarakatnya di sana. Ia mengakui minimnya kualitas SDM ini perlu ia benahi.
"Saya sebagai pemerintah daerah tentu atas masyarakat saya punya kesan buruk saya mohon maaf ya, terkait dengan peristiwa ini. Saya juga berharap ada pemahaman karena SDM di sana juga masih sangat minim sekali dan akan kami edukasi lagi," lanjut dia.
2. Adakan rapat dan pemeriksaan

Ratu juga akan mengumpulkan camat hingga kepala desa di wilayah pariwisata tersebut. Ia juga telah mengagendakan rapat dengan tokoh-tokoh setempat dan dinas terkait membahas masalah ini usai berkegiatan dengan Presiden Prabowo Subianto di Jakarta. Ia akan turun langsung guna memeriksa pelaku pariwisata dan akan memberi edukasi lanjutan.
"Saya akan bertemu dengan organisasi perangkat daerah, camat, kepala desa, dan masyarakat setempat, dan saya akan turun langsung ke Ratenggaro," jelas Ratu.
3. Bayar parkir hingga Rp50 ribu

John dan Riana, suami-istri yang juga konten kreator perjalanan, Jajago Keliling Indonesia, membagikan pengalamannya saat tiba di Pantai Mandorak. Awalnya anak-anak meminta uang parkir Rp20 ribu, namun ketika hendak membayar, salah satu dari mereka meminta uang parkir Rp50 ribu.
Hal serupa terjadi lagi di Ratenggaro ketika mereka mengambil foto dengan kuda di kampung wisata itu. Anak-anak itu meminta Rp75 ribu dari kesepakatan awal Rp50 ribu. Anak-anak yang mengambil foto juga meminta lebih lagi dengan alasan untuk membeli buku.
"Sumpah aku gak akan datang ke tempat wisata itu lagi. Dari awal aku udah curiga karena review di Google itu jelek sekali tapi aku pikir ya namanya anak-anak pasti ya polos-polos to, tapi di Pantai Mandorak semuanya masih cukup normal ya, anak-anak mulai berkerumun dan minta uang jasa foto dan lainnya," kata John dengan kesal dalam video di akunnya.