Petani NTB Keluhkan Harga Jagung dan Gabah di Bawah HPP

Sumbawa, IDN Times - Para petani di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengeluhkan harga jagung dan gabah yang tidak sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) di hadapan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Keluhan itu disampaikan saat acara panen raya jagung di Samota Kabupaten Sumbawa, Senin (21/4/2025).
Para petani menyampaikan bahwa harga jagung tidak sesuai dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp5.500 per kg. Karena di lapangan, harga jagung saat ini sebesar Rp3.700 per kg. Sedangkan untuk harga gabah pemerintah menetapkan HPP sebesar Rp6.500 per kg, namun di lapangan harganya sebesar Rp5.900 per kg.
1. Perintahkan Bulog menyerap dan Pemda siapkan gudang

Menjawab keluhan petani, Mentan Amran Sulaiman meminta Bulog NTB untuk menyerap hasil panen sesuai harga yang telah ditetapkan pemerintah. Selain itu, dia juga meminta Pemerintah Kabupaten Sumbawa untuk dapat menyiapkan gudang untuk menyimpan hasil panen petani.
Dia menjelaskan penyebab terjadinya harga jagung dan gabah yang tidak sesuai HPP dil apangan karena gudang yang dimiliki Bulog penuh.
"Saya minta Bupati, siapkan gudang, nanti negara yang bayar sewanya. Bulog, Babinsa, PPL juga saya minta awasi harga pembelian di tingkat petani. Mulai hari ini tidak ada lagi pembelian hasil panen petani yang tidak sesuai standar harga yang telah ditetapkan pemerintah," tegas Amran.
2. Program pompanisasi untuk meningkatkan produksi pangan

Sedangkan untuk peningkatan produksi padi, Amran menyatakan akan melakukan program pompanisasi. Menurutnya, biayanya lebih murah tetapi lompatan produksinya cukup signifikan, karena bisa tiga kali tanam.
"Target 2.000 pompa selesai 2 tahun dengan estimasi biaya Rp80 miliar," sebutnya.
Dia optimis Sumbawa akan menjadi sentra hilirisasi pangan di NTB. Dia berharap Sumbawa menjadi sentra hilirisasi hasil produksi jagung, daging sapi menjadi sosis, ayam dan lainnya.
Menurutnya, hal ini sesuai dengan cita-cita besar Presiden Prabowo Subianto untuk swasembada pangan dan mampu mengolah sendiri.
"Jika lompatan ini bisa kita lakukan, maka kita bisa bayangkan lompatan harga hasil produksi bisa 10 kali lipat jika sudah dalam bentuk jadi," terangnya.
3. Produksi jagung telah mencapai setengah juta ton

Amran mengaku optimis di bawah kepemimpinan Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal, target besar hilirisasi pangan di NTB bisa diwujudkan ke depan. Dengan kata kunci kerja keras dan kolaborasi antar pemerintah provinsi NTB dengan pemerintah kabupaten/kota di NTB.
"Saya optimis NTB dapat melakukan lompatan luar biasa di bawah kepemimpinan gubernur yang baru, gubernur dan bupati juga harus menyatu pasti bisa," tandasnya.
Dia menyebutkan luas tanam dan produksi jagung hingga Maret 2025 di NTB. Dari target tanam seluas 105.169 hektare, realisasi tanam seluas 79.105 hektare. Sedangkan angka produksinya lebih dari setengah juta ton atau tepatnya 574.302 ton.