Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pemkab Lotim Terapkan Awik-Awik di Pantai Ekas Demi Atur Peselancar

IMG_20250729_111322.jpg
Kepala Dinas Pariwisata Lotim, Widayat (IDN Times/Ruhaili)

Lombok Timur, IDN Times – Pemerintah Kabupaten Lombok Timur (Lotim) melalui Dinas Pariwisata telah resmi menerapkan aturan ketat bagi wisatawan, khususnya peselancar di Pantai Ekas. Kebijakan ini diambil untuk mengatur daya tampung ombak serta melindungi kepentingan ekonomi lokal, termasuk hotel dan homestay di kawasan Ekas.

Kepala Dinas Pariwisata Lombok Timur, Widayat, menegaskan bahwa aturan ini merupakan hak penuh Lotim sebagai pemilik wilayah.

"Lombok Timur membuat aturan, kenapa kabupaten lain melakukan intervensi? Lombok Tengah dan provinsi ikut campur. Padahal, seperti di Bali, ketika ada pembenahan di Ekas, kami berhak mengatur sendiri. Secara teritori, ini wilayah provinsi, tetapi pemanfaatan ekonominya ada di kabupaten," tegas Widayat.

1. Terapkan awik-awik

IMG-20250626-WA0004.jpg
Wisatawan mancanegara negara saat menikmati layanan hotel di kawasan Teluk Ekas (IDN Times/Istimewa)

Mengatur persoalan di Ekas, Pemkab Lotim telah menerapkan aturan dalam bentuk awik-awik. Widayat menegaskan Awik-awik ini lebih cepat pelaksanaannya dan sudah berjalan efektif.

Dalam awik-awik tersebut mewajibkan wisatawan yang datang melalui laut untuk melepas jangkar di Pantai Ekas. Tujuannya untuk mengontrol jumlah peselancar agar tidak melebihi daya tampung ombak.

"Kami tidak ingin ombak yang sempit ini dipadati ribuan peselancar. Itu akan mengurangi kenyamanan, makanya kita atur" jelasnya.

Selain itu, kebijakan ini juga melindungi bisnis akomodasi di Ekas, seperti hotel dan homestay, yang mengandalkan wisatawan berdurasi lama.

2. Wisatawan Ekas hanya fokus pada ombak

IMG-20250626-WA0005.jpg
Dua wisatawan asal Jerman dan Spanyol saat akan berangkat surfing di Teluk Ekas (IDN Times/Istimewa)

Widayat menekankan bahwa karakter wisatawan di Ekas berbeda dengan destinasi lain. Turis yang datang hanya untuk main ombak, bukan untuk santai. Hal itu berdasarkan data kunjungan turis yang ke Ekas.

"Tidak ada turis yang menginap cuma satu atau dua hari, tetapi minimal 10 hari, bahkan ada yang sampai setahun. Karena mereka ke Ekas itu bukan untuk istirahat tetapi berselancar," ujarnya.

3. Okupansi penginapan meningkat

IMG-20250618-WA0011.jpg
Pelaku wisata di teluk Ekas saat menerima kunjungan bupati Lotim (IDN Times/Istimewa)

Dampak dari pelaksanaan awik-awik ini sudah terlihat signifikan. Tingkat okupansi hotel di kawasan Ekas meningkat sangat tinggi.

Sejak bulan Oktober pesanan hotel di kawasan Ekas telah penuh pesanan. Dengan kebijakan ini, Lombok Timur justru diuntungkan. Buktinya, pemesanan hotel dan homestay di Ekas sudah penuh hingga berbulan-bulan ke depan.

"Banyak homestay yang disewa satu tahun penuh. Ini membuktikan bahwa aturan kami tidak merugikan siapa pun, malah mendongkrak ekonomi lokal," pungkas Widayat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us