Gelar Balap Mobil, FIA Minta Tikungan Sirkuit Mandalika Dipersempit  

Modifikasi Sirkuit harus dikoordinasikan dengan FIM dan FIA

Lombok Tengah, IDN Times - Sirkuit Mandalika, Kuta, Lombok Tengah, belum bisa dijadikan sebagai tempat balap mobil atau kendaraan roda empat. Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Priandhi Satria, Senin (22/5/2023) menjelaskan penyebab Sirkuit Mandalika belum bisa dijadikan ajang balapan mobil.

Priandhi menjelaskan ada perbedaan persyaratan antara Federation Internationale Automobile (FIA) dan Federation Internationale Motocyclisme (FIM) untuk setiap ajang balapan. Untuk dapat menggelar balapan mobil, FIA merekomendasikan supaya tikungan Sirkuit Mandalika dipersempit.

1. Perubahan tikungan Sirkuit Mandalika dikhawatirkan mengubah penilaian FIM

Gelar Balap Mobil, FIA Minta Tikungan Sirkuit Mandalika Dipersempit  Sirkuit Mandalika di NTB (IDN Times/Umi Kalsum)

Menurut Priandhi, rekomendasi FIA ini agak sulit. Karena perubahan tikungan Sirkuit Mandalika dikhawatirkan akan mengubah penilaian FIM. Di mana, Sirkuit Mandalika mengantongi homologasi grade A untuk MotoGP dan homologasi grade B untuk World Superbike (WSBK).

"Di Mandalika ini semua tikungan lebar-lebar. FIA ingin tikungan itu disempitin, karena dengan jumlah 17 tikungan kalau mobilnya ada 20 balapan, itu bagi marshall susah untuk melihat mobil mana yang mengambil keuntungan dari tikungan," terang Priandhi.

Untuk itu, pihaknya menawarkan untuk perubahan tikungan Sirkuit Mandalika dibuat track limit semacam polisi tidur untuk menghalau laju mobil yang hendak menikung yang sekiranya dapat membuat balapan tidak fair.

"Memasang track limit kayak memasang semacam polisi tidur di beberapa tikungan. Kalau buat FIA ini gak apa-apa memasang polisi tidur," ujar Priandhi.

Baca Juga: Dimeriahkan Konser Dewa 19, MXGP Lombok Ditargetkan 100 Ribu Penonton

2. Sirkuit Mandalika bisa mendapatkan homologasi grade 2 dari FIA

Gelar Balap Mobil, FIA Minta Tikungan Sirkuit Mandalika Dipersempit  Direktur Utama MGPA Priandhi Satria. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Priandhi menjelaskan FIA sempat meninjau dan memberikan persyaratan jika ingin menggelar balapan mobil di Sirkuit Mandalika usai gelaran WSBK Mandalika awal Maret lalu. Dia mengatakan Sirkuit Mandalika bisa mendapatkan homologasi grade 2 dari FIA. Namun FIA meminta sejumlah perubahan.

Selain mempersempit tikungan Sirkuit Mandalika, FIA meminta Pit In di tikungan 16 dan 17 yang diujungnya ada pembatas tembok tajam diisi beberapa lapis ban. FIA meminta lapisan ban tidak berdiri tapi tidur sebanyak 6 lapis.

Menurut Priandhi, hal ini masalah gampang, karena stok ban masih banyak dan tinggal dipasang. Kemudian pengecatan garis start. Priandhi belum bisa memastikan kapan akan bisa digelar balapan mobil di Sirkuit Mandalika karena proses di FIA dan FIM harus dikoordinasikan bersama.

"Bersinggungan di mana, karena kita gak mau apa yang diterapkan oleh FIA ini mengubah FIM status kita untuk MotoGP dan WSBK. Karena kita sudah kontrak panjang," tandas Priandhi.

3. Tiga pembalap mobil Indonesia jajal Sirkuit Mandalika

Gelar Balap Mobil, FIA Minta Tikungan Sirkuit Mandalika Dipersempit  Komunitas motor sport melakukan uji coba aspal baru Sirkuit Mandalika jelang perhelatan WSBK. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Sebelumnya, tiga pembalap mobil Indonesia menjajal Sirkuit Mandalika. Mereka adalah Renaldi Hutasoit, Fitra Eri, dan Rizal Sungkar. Masing-masing pembalap mengendarai Subaru, mobil pabrikan dari Jepang.

Salah satu pembalap Indonesia Fitra Eri mengaku kagum dengan Sirkuit Mandalika yang memiliki lintasan sangat bagus dengan pemandangan alam yang indah. Ia menilai Sirkuit Mandalika layak dipakai untuk balapan mobil. "Saya yakin dalam waktu tidak lama lagi, Mandalika dapat menyelenggarakan balapan tingkat internasional," kata Fitra.

Namun Fitra mengatakan bahwa memang perlu ada modifikasi lintasan Sirkuit Mandalika supaya balapan terselenggara dengan baik. Agar pembalap tidak mudah memotong jalur saat balapan.

"Karena kalau di balapan mobil tidak modifikasi, mereka dapat memotong jakur, dan akan mendapatkan nilai yang tidak seharusnya," kata Fitra.

Menurut Fitra, perlu dipasangkan speed bump atau semacam gundukan yang dapat memberikan konsekuensi jika nanti pembalap memotong jalur. Speed bump tersebut harus bisa dicabut lagi, mengingat kompetisi MotoGP tidak boleh ada speed bump.

Baca Juga: Ada Konser Coldplay, MotoGP Mandalika 2023 Dikhawatirkan Tidak Ramai 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya