Keluarga Prada Lucky Mengadu, Viktor Laiskodat : Ini Menyakitkan!

Kupang, IDN Times - Mantan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat mengungkapkan pertemuannya dengan orang tua Prada Lucky Chepril Saputra Namo serta ibu Prada Richard Bulan.
Viktor juga mempublikasikan pertemuannya ini di media sosial pribadinya. Viktor mengaku merasakan duka yang mendalam saat kedua keluarga korban ini bertemunya.
"Bertemu dan mendengar langsung keluh kesah dari orang tua Prada Lucky Chepril Saputra Namo, serta mama dari Prada Richard Bulan. Ada duka yang dalam di mata mereka. Ada luka yang harus kita semua obati," tulis Viktor.
1. Sebut ini kasus memalukan dan menyakitkan

Ia menyoroti Prada Lucky sebagai putra terbaik NTT yang pulang bukan dengan senyum kemenangan tetapi dalam duka yang menyayat hati keluarga.
Viktor menyebut kejadian ini memalukan dan menyakitkan. Menurut dia, kasus ini harus menjadi titik balik dan harus dihentikan.
"Ia mengabdi untuk negeri, tetapi nyawanya justru terenggut dalam tragedi yang seharusnya tak pernah terjadi. Ia diduga tewas akibat penganiayaan seniornya sendiri. Ini menyakitkan. Ini memalukan," lanjut anggota DPR RI ini.
2. Permintaan kepada Viktor

Viktor menangkap harapan besar dari keluarga korban dalam pertemuan tersebut. Viktor juga mengungkap keluarga Prada Lucky dan Prada Richard menginginkan keadilan, bukan balas dendam. Kedua keluarga juga memintanya untuk mengawal proses hukum tanpa kompromi, memastikan transparansi, dan memastikan semua pelaku diadili sesuai hukum militer yang berlaku.
Mereka juga berharap Komisi I DPR dapat menggelar Rapat Dengar Pendapat untuk menyoroti kasus ini secara serius. Selain itu, keluarga meminta agar pasal yang dikenakan kepada terdakwa ditinjau ulang.
Sementara ibu dari Prada Richard berharap anaknya mendapat perlindungan saksi yang memadai, salah satunya melalui pemindahtugasan.
3. Atensi ke TNI

Viktor pada saat itu menegaskan masyarakat menginginkan TNI yang profesional dan humanis. Baginya prajurit adalah tulang punggung kedaulatan bangsa, dan kekerasan tidak boleh lagi menjadi bagian dari sistem pelatihan ataupun kedisiplinan. Viktor berkomitmen mengawal kasus ini.
"Apa yang menimpa Prada Lucky tidak boleh terulang lagi!" tegas dia, "Kita akan terus mengawal. Bersama, kita akan berteriak lantang: Cukup sudah! Untuk Lucky, untuk NTT, dan untuk Indonesia yang lebih adil dan manusiawi."
Kasus Prada Lucky sendiri terjadi di Batalyon TP 834 Waena, Nagekeo, yang melibatkan 22 anggota TNI AD ini kini berproses di Pengadilan Militer III-15 Kupang.

















