Kekeringan Mulai Melanda Bima, Permintaan Air Bersih Makin Banyak
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bima, IDN Times- Kekeringan mulai melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Permintaan air bersih mulai bemunculan. Bahkan, kini sudah tercatat baru enam titik wilayah yang melayangkan permintaan air bersih.
Lima titik itu terdiri dari Desa Dore Kecamatan Palibelo, Desa Bajo Kecamatan Soromandi dan Desa Doridungga Kecamatan Donggo. Kemudian Desa Wadu Wani Kecamatan Woha, Desa Rade Kecamatan Madapangga dan satu desa di Kecamatan Langgudu.
"Sejumlah titik itu baru-baru ini kami dropping air bersihnya," jelas Kepala Pelaksana (Kalak) BPDB Bima Chandra Kusuma pada IDN Times, Senin (25/7/2022).
1. Kekeringan tahun ini diprediksi makin meluas
Chandra Kusuma mengaku sesuai prakiraan Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG), titik kekeringan di Kabupaten Bima tahun ini akan terus bertambah dari tahun sebelumnya. Itu dikarenakan pengaruh perluasan hutan lindung yang dibabat petani untuk menanam jagung, sehingga berdampak pada kekurangan mata air.
"Pada tahun 2021 lalu hanya 42 titik yang krisis air bersih. Kalau tahun ini diperkirakan akan meningkat, karena hutan kita makin banyak yang gundul," terang dia.
Baca Juga: Disegel Pekerja Proyek, Siswa di Bima Demo Minta Sekolah Dibuka
2. Memastikan wilayah kekeringan, BPBD akan Rakor bersama OPD terkait
Guna memastikan prediksi BMKG tersebut, Selasa besok (26/7/2022) BPBD akan melakukan Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Termasuk pimpinan Kecamatan dan semua Kepala Desa (Kades) yang berada di Bima, agar melaporkan potensi kekeringan di wilayah masing-masing.
"Tujuannya supaya kita bisa identifikasi angka ril wilayah kekeringan dan bagaimana langkah penanganannya. Sehingga pada proses penyaluran air nanti bisa cepat dan teratur," tuturnya.
3. Bencana kekeringan akan ditangani melalui anggaran tak terduga
Sementara itu, untuk alokasi anggaran penanganan krisis bersih akan menggunakan anggaran tak terduga dari Pemda Bima. Bahkan untuk mengantisipasi perluasan titik kekeringan, pihaknya berencana mengusulkan permohonan anggaran ke pemerintah Provinsi NTB hingga pusat.
"Jika betul-betul darurat, kami akan usulkan permintaan anggaran ke provinsi dan pusat. Semoga nanti dibantu," harap dia.
Baca Juga: Sembilan Ruko di Bima Ludes Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah