Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Jenazah Bayi Dibawa Pakai Taksi, Gubernur Didesak Evaluasi RSUD NTB

Anggota Komisi V DPRD NTB Didi Sumardi. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Anggota Komisi V DPRD NTB Didi Sumardi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Anggota Komisi V DPRD NTB Didi Sumardi mendesak Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal mengevaluasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) NTB. Hal ini buntut kejadian seorang ibu asal Sumbawa Barat yang membawa mayat bayinya menggunakan taksi online karena tak mampu membayar ambulans. Didi mengaku prihatin dan kejadian ini mengusik rasa kemanusiaan.

"Kita prihatin dan sangat menyayangkan kejadian ini. Tentu harus dievaluasi (oleh gubernur). Jangan sampai itu terjadi lagi. Sebenarnya ini sesuatu hal yang tidak boleh terulang kembali. Ini mengusik rasa kemanusiaan kita," kata Didi dikonfirmasi usai menghadiri perayaan lebaran topat di Pantai Loang Baloq Kota Mataram, Senin (7/4/2025).

1. Tidak boleh ada alasan apa pun

Jenazah bayi dibawa ke Sumbawa Barat menggunakan mobil ambulans Puskesmas Labuhan Lombok. (dok. Polres Lombok Timur)
Jenazah bayi dibawa ke Sumbawa Barat menggunakan mobil ambulans Puskesmas Labuhan Lombok. (dok. Polres Lombok Timur)

Komisi yang membidangi masalah kesehatan ini mengaku prihatin dengan kejadian ini. Didi mengatakan Komisi V DPRD NTB akan melakukan evaluasi khusus terkait penanganan dan pelayanan pasien di RSUD NTB terutama terkait penanganan jenazah.

"Kami akan mengundang dan membicarakan hal itu dengan pihak rumah sakit. Apa pun alasannya, apakah orang itu jauh, dekat, tua, muda, laki, perempuan, kaya, miskin, ndak boleh terjadi hal-hal yang menghambat apalagi sampai terjadi hal-hal tragis seperti itu. Kita sayangkan, itu ndak boleh terjadi, apa pun alasannya," tegas politisi Partai Golkar ini.

2. Jangan terulang kembali

Jenazah bayi yang akan dibawa ke Sumbawa Barat menggunakan taksi online. (dok. Polres Lombok Timur)
Jenazah bayi yang akan dibawa ke Sumbawa Barat menggunakan taksi online. (dok. Polres Lombok Timur)

Mantan Ketua DPRD Kota Mataram ini menambahkan RSUD NTB tidak boleh berdalih soal SOP, anggaran dan lainnya. Pemulangan jenazah pasien yang meninggal dunia di RSUD NTB harus menggunakan mobil ambulans. Dia menegaskan peristiwa ini harus menjadi pembelajaran dan tak boleh terulang kembali.

"Saya akan koordinasikan kaitan dengan ini ke RSUD NTB. Jangan sampai terjadi hal-hal seperti ini. Secara khusus saya akan koordinasikan atau mengundang RSUD NTB mengevaluasi hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan khususnya pemulangan jenazah," ucap Didi.

3. Penjelasan Direktur RSUD NTB

Direktur RSUD NTB dr. Lalu Herman Mahaputra. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Direktur RSUD NTB dr. Lalu Herman Mahaputra. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Direktur RSUD NTB dr. Lalu Herman Mahaputra menjelaskan kronologi peristiwa tersebut. Dia mengatakan bahwa pada Jumat (4/4/2025) pukul 19.30 WITA, pasien atas nama Yuliana dari Kabupaten Sumbawa Barat datang sendiri ke RSUD Provinsi NTB dengan keluhan tidak merasakan gerakan janin sejak 1 April 2025. Kehamilannya adalah kehamilan pertama dengan usia kehamilan 24 minggu 5 hari.

Setelah dilakukan pemeriksaan di Ruang Bersalin VK PONEK IGD RSUD NTB, hasil pemeriksaannya memang janin tersebut kondisinya KJDR (Kematian Janin Dalam Rahim). Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) merencanakan untuk dilakukan terminasi atau pengakhiran kehamilan dengan mengeluarkan janin.

Pada 6 April 2025 pukul 06.50 WITA, janin lahir spontan dengan berat badan lahir 650 gram dengan tanda khas Kematian Janin dalam Rahim (KJDR). Pukul 10.37 WITA, jenazah janin tersebut dibawa oleh Instalasi Forensik untuk dipulasarkan dan persiapan pemulangan jenazah.

Herman Mahaputra menjelaskan dalam aturan pemulangan jenazah yang meninggal di RSUD NTB memang sepenuhnya tidak ditanggung oleh BPJS. Selama ini yang membiayai pemulangan jenazah dari RSUD NTB adalah keluarga pasien.

Setelah mengetahui kondisi tersebut, petugas forensik berupaya berkoordinasi untuk memulangkan jenazah dengan Manajer Pelayanan Pasien (MPP) RSUD NTB untuk berupaya mencarikan solusi atas peristiwa tersebut. Karena hal tersebut pada umumnya ada celah solusi untuk diselesaikan oleh RSUD NTB dengan menggunakan dana sosial Rumah Sakit yang langsung disisihkan dari Pendapatan Direktur RSUD NTB.

Berdasarkan rekapan Manajer Pelayanan Pasien (MPP) RSUD NTB dalam 2 bulan terakhir sudah difasilitasi biaya pengantaran jenazah sejumlah 5 orang. Yaitu 2 jenazah dari Bima, 2 jenazah dari Dompu dan 1 jenazah dari Lombok Tengah.

Dia mengatakan RSUD NTB selama ini memang tetap melaksanakan fungsi sosial sehari-hari bagi pasien yang benar-benar tidak mampu dengan kriteria yang telah ditetapkan dan diasesmen oleh Manajer Pelayanan Pasien (MPP). Seperti membantu pembiayaan pemulangan jenazah, membayarkan denda pelayanan BPJS maupun membayarkan tunggakan iuran BPJS. Serta memberikan bantuan biaya hidup pasien dan keluarga.

Herman Mahaputra menyebut jenazah janin yang dibawa langsung oleh keluarga pasien merupakan kehendak dari mereka dan tidak sempat teredukasi tentang hasil koordinasi petugas Instalasi Forensik dengan Manajer Pelayanan Pasien (MPP).

"Karena buru-buru pulang menggunakan taksi online, dengan alasan keluarga takut jenazah janin tersebut mengeluarkan aroma tidak sedap atau berbau," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
Muhammad Nasir
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us