Hutan di Bima Gundul, Kekeringan Diprediksi Semakin Meluas

BPBD Kota Bima bikin sumur resapan air hujan

Kota Bima, IDN Times -  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat, 21 kelurahan di Kota Bima Provinsi NTB terdampak kekeringan air bersih. Dari total kelurahan sebanyak 38 titik.

21 Kelurahan yang terdampak tersebut tersebar di  semua wilayah yakni Kecamatan Raba, Rasana'e Barat, Rasana'e Timur, Mpunda dan Asakota.

"Jumlah kelurahan yang terdampak kebanyakan terdapat di Kecamatan Rasana'e Barat," jelas Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Bima Ir Hj Siti Zainab, Kamis (26/5/2022).

1. Kekeringan diprediksi meluas

Hutan di Bima Gundul, Kekeringan Diprediksi Semakin MeluasIlustrasi lahan sawah mengalami kekeringan. (ANTARA FOTO/Jojon)

Jumlah titik yang terdampak kekeringan tahun 2022 di Kota Tepian Air ini akan terus bertambah. Prediksi itu menyusul rilis terbaru Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas III Sultan Salahuddin Bima, jika tahun ini akan terjadi kemarau panjang.

"Ramalan BMKG di Kota Bima tahun ini akan terjadi kemarau panjang," jelasnya.

Sehingga dampak kekeringan ke depan akan terus meluas. Tak terkecuali akan menyisir kelurahan yang di tahun sebelumnya tidak terdampak.

Baca Juga: Teluk Diduga Tercemar Limbah, Nelayan di Bima Belum Bisa Melaut

2. Hutan gundul dan pengeboran sumur dangkal pemicu utama kekeringan

Hutan di Bima Gundul, Kekeringan Diprediksi Semakin Meluaskanalkalimantan.com

Selain curah hujan yang rendah, pemicu utama dampak kekeringan ini akibat hutan di sekitar Kota Bima banyak yang gundul. Digunakan oleh petani untuk bercocok tanam.

Kemudian ditambah lagi dengan maraknya pengeboran sumur dangkal oleh masyarakat. Sehingga sumber air semakin berkurang, yang berujung dilanda kekeringan.

"Mata air di daerah kita semakin berkurang karena dua faktor itu," jelasnnya.

3.Antisipasi kekeringan, BPBD bikin sumur resapan

Hutan di Bima Gundul, Kekeringan Diprediksi Semakin Meluasilustrasi sumur resapan (IDN Times/Aryodamar)

Mengantisipasi dampak kekeringan, Siti Zainab mengaku tengah menjalankan program pembuatan sumur serapan air hujan. Sehingga ketika puncak kekeringan nanti, air hujan yang ditampung itu bisa dimanfaatkan warga.

"Itu program BPBD yang sedang digenjot. Supaya nanti warga tidak lagi kesulitan air bersih," terangnya.

Sementara anggaran yang disiapkan untuk penanganan kekeringan Ia mengaku ada di BPPKAD. Dana Tidak Terduga (DTT) tersebut baru bisa dicairkan jika ada bencana yang timbul akibat kekeringan.

"Kalau anggaran di BPBD sekarang enggak ada," tandasnya.

Baca Juga: Limbah di Teluk Bima, Pertamina: Terminal BBM Bima Tidak Ada Masalah

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya