Bima Dilanda Cuaca Ekstrem dan Tanah Longsor, 12 Desa Terdampak Banjir

Bima, IDN Times - 12 desa dari lima Kecamatan di Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dilaporkan terdampak banjir. Belasan desa tersebut direndam banjir dari siang hingga malam hari, Selasa (4/4/2023).
"Intensitas hujan kemarin cukup deras dengan durasi yang cukup lama sehingga banyak wilayah yang terdampak," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bima, Nurul Huda dikonfirmasi, Rabu (5/4/2023).
1. Tanah longsor

Wilayah yang terdapat banjir dan tanah longsor tersebut terjadi di Desa Kuta Kecamatan Lambitu. Akses jalan utama di desa setempat tertimbun tanah longsor, sehingga tak bisa dilalui kendaraan roda empat.
"Data korban yang terdampak banjir di sana masih dilakukan pendataan," terangnya.
Kemudian di Kecamatan Madapangga, adapun yang terdampak banjir di Desa Tonda. Banjir di sana merendam pemukiman dan pertanian warga, akibat luapan sungai sekitar kawasan perkampungan.
2. Banjir akibat luapan sungai

Sementara di Kecamatan Bolo terdapat 3 desa yang dilaporkan terdampak banjir, terdiri dari Desa Roto, Timu dan Leu. Selain pemukiman warga, banjir di tiga desa tersebut juga ikut merendam ruas jalan raya.
"Sungai di sana tidak bisa menampung air, sehingga meluap ke pemukiman warga dan jalan raya," terangnya.
Sedangkan di Kecamatan Woha, sebanyak 5 desa yang terdampak banjir. Mulai dari Desa Risa, Nisa, Naru, Penapali hingga Dadibou. Pada lima titik yang terdampak itu, selain pemukiman warga, banjir juga merendam area persawahan dan satu Ponpes.
3. Banjir rendam pemukiman dan area persawahan

Kemudian di Kecamatan Palibelo, sebanyak dua desa yang terdampak banjir, yakni Desa Teke dan Belo. Kondisi banjir di dua wilayah setempat juga dilaporkan merendam pemukiman warga dan area persawahan.
"Gak ada warga yang mengungsi, termasuk korban jiwa," bebernya.
Sementara jumlah pasti korban yang terdampak dari 12 desa tersebut, Nurul Huda mengaku masih dalam proses pendataan. Tim rekasi cepat dan stekholder terkait sudah dikerahkan untuk melakukan pendataan di lokasi yang terdampak.
"Untuk data pastinya belum ada, masih proses pendataan," tandasnya.