Mataram, IDN Times - Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) menyiapkan satu unit kapal, yaitu KM Kelud sebagai hotel terapung untuk penonton MotoGP Mandalika. Ini merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kekurangan kamar hotel di sekitar Mandalika.
Kapal yang dijadikan hotel terapung gratis untuk penonton MotoGP tersebut sebenarnya berkapasitas 2.000 orang. Namun karena dalam kondisi pandemik COVID-19, hanya diisi sebanyak 1.700 orang saja.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Moh. Faozal mengatakan kapal yang dijadikan hotel terapung ini sudah bergerak dari Pelabuhan Tanjung Priok. Diperkirakan KM Kelud akan tiba di Pelabuhan Gili Mas Lembar Lombok Barat Provinsi NTB pada Selasa (15/3/2022) pukul 08.00 WITA.
"Kapal ini kapasitasnya sebenarnya 2.000 passenger. Tetapi kita akan isi sebanyak 1.700 orang," kata Faozal dikonfirmasi di Mataram, Selasa (15/3/2022).
Faozal menjelaskan penonton MotoGP Mandalika dapat menginap selama 5 hari di hotel terapung secara gratis. Para penonton yang akan menginap mulai check ini pada 17 Maret dan check out tanggal 21 Maret 2022.
Seluruh manajemen pengelolaan hotel terapung KM Kelud dikerjasamakan dengan Politeknik Pariwisata Lombok. "Jadi reservasi, check in dan check out nanti dibantu oleh mahasiswa Politeknik Pariwisata Lombok," jelas mantan Kepala Dinas Pariwisata NTB ini.
Faozal menambahkan di dalam kapal tidak disiapkan makan gratis. Tetapi penonton MotoGP yang menginap di kapal tersebut dapat berbelanja di areal Pelabuhan Gili Mas karena telah disiapkan stand-stand kuliner dan produk UMKM lainnya.
"Kita tidak tanggung makan. Dan penumpang boleh membawa alat kelengkapan mandi masing-masing. Tidak ada handuk, karena ini bukan sewa. Silakan yang mau naik, bawa alat kelengkapan mandi masing-masing," pintanya.
Faozal menambahkan hotel terapung ini disiapkan bagi penonton yang akan menyaksikan MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika, pada 18 - 20 Maret mendatang. Terutama penonton yang datang dari luar daerah. Seperti Jawa dan daerah lainnya di Indonesia yang tidak bisa mengakses penginapan atau hotel karena harganya yang mahal.
"Bisa menginap di hotel terapung," tandas Faozal.