BRI Selong Salurkan Rp474 Miliar KUR untuk Sektor Perdagangan

- Sektor perdagangan menerima KUR terbanyak, mencapai Rp474 miliar untuk 14 ribu debitur.
- Pelaku usaha kecil di sektor non-perdagangan juga mendapatkan alokasi KUR, yakni Rp226 miliar untuk 7 ribu debitur.
- Mayoritas pengajuan KUR berasal dari KUR Mikro dengan batas maksimal Rp100 juta per debitur, mencapai Rp448,97 miliar hingga akhir 2024.
Lombok Timur, IDN Times – Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Selong mencatat pencapaian signifikan dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Lombok Timur (Lotim) hingga akhir tahun 2024. Sektor perdagangan menjadi sektor penerima KUR terbanyak, yaitu mencapai Rp474 miliar untuk 14 ribu debitur.
Hal ini menunjukkan bahwa banyak pelaku usaha kecil yang bergerak dalam aktivitas jual-beli, baik dalam skala lokal maupun antarpulau, memanfaatkan KUR untuk memperbesar modal usaha mereka. Dengan tambahan modal ini, mereka dapat meningkatkan stok barang, memperluas jaringan distribusi, serta meningkatkan daya saing usaha mereka di pasar.
"Sektor non-perdagangan, seperti pertanian, peternakan, dan perikanan, juga mendapatkan alokasi KUR, yakni Rp226 miliar untuk 7 ribu debitur," kata Pemimpin Cabang BRI Selong, Dito Sanjaya Putra, Jumat (20/3/2025).
Sektor ini memiliki potensi besar dalam mendukung ketahanan pangan dan industri lokal, terutama dalam meningkatkan produksi hasil tani dan ternak di Lotim. Dengan adanya KUR, para pelaku usaha bisa menambah modal dan memperluas jaringan mereka. Kemudian para petani dan peternak juga dapat membeli peralatan, bibit unggul, serta pakan ternak yang lebih berkualitas.
1.Mayoritas KUR mikro
Dito juga menjelaskan bahwa mayoritas pengajuan KUR berasal dari KUR Mikro dengan batas maksimal Rp100 juta per debitur. Hingga akhir 2024, outstanding (pinjaman KUR yang masih aktif, red) KUR Mikro mencapai Rp448,97 miliar. Jumlah itu jauh lebih besar dibandingkan KUR Retail yang mencapai Rp89,47 miliar.
Dito mengungkapkan bahwa realisasi penyaluran KUR Mikro dan KUR Kecil melampaui target yang telah ditetapkan. Ini menunjukkan tingginya minat dan kebutuhan pelaku usaha terhadap program ini.
“Sampai dengan Desember 2024, penyaluran KUR Mikro di BRI Selong mencapai Rp381,2 miliar dari target Rp359,6 miliar. Sementara itu, penyaluran KUR Kecil mencapai Rp39,35 miliar dari target Rp32,1 miliar,” ujar Dito.
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa program KUR sangat diminati oleh pelaku usaha, khususnya yang bergerak di sektor perdagangan dan usaha kecil lainnya. Peningkatan penyaluran KUR juga dipengaruhi oleh kemudahan akses yang diberikan oleh BRI dalam proses pengajuan kredit serta suku bunga yang lebih ringan dibandingkan pinjaman konvensional.
BRI merupakan salah satu bank penyalur KUR untuk UMKM di Provinsi NTB. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Barat (Kanwil DJPb NTB) mencatat penyaluran KUR - Ultra Mikro (KUR-UMi) di Provinsi NTB hingga akhir Desember 2024 mencapai Rp5,7 triliun dengan total 145.093 debitur.
“Penyaluran terbesar pada skema Mikro, yaitu plafon Rp10 juta hingga Rp100 juta dengan total penyaluran Rp3,6 triliun. Itu diberikan kepada 92.852 debitur,” kata Kepala Kanwil DJPb NTB, Ratih Hapsari Kusumawardani.
2. Tantangan dalam Penyaluran KUR

Dalam proses penyaluran KUR, masih terdapat tantangan yang dihadapi, terutama bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang baru berkembang. Dito menjelaskan bahwa salah satu kendala utama yang sering ditemukan adalah data identitas kependudukan yang tidak valid. Hal ini menyebabkan beberapa pelaku usaha kesulitan dalam mengajukan pinjaman.
“Tantangan utama yang kami hadapi adalah data identitas kependudukan yang belum valid, sehingga menghambat proses pengajuan kredit bagi sebagian pelaku usaha,” ujar Dito.
Selain itu, kurangnya literasi keuangan di kalangan pelaku UMKM juga menjadi faktor penghambat dalam pemanfaatan KUR secara optimal. Beberapa pengusaha kecil masih belum sepenuhnya memahami mekanisme pinjaman, pengelolaan keuangan usaha, serta manfaat jangka panjang dari pembiayaan melalui KUR.
Dalam hal ini, BRI Selong berupaya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat dan tata cara pemanfaatan KUR. Sehingga lebih banyak pelaku usaha yang dapat mengakses program ini.
Dengan pencapaian ini, BRI Selong terus berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan UMKM di Lombok Timur melalui akses pembiayaan yang lebih luas dan kemudahan dalam proses pengajuan KUR. Diharapkan, dengan semakin banyaknya pelaku usaha yang mendapatkan akses pembiayaan, ekonomi daerah dapat terus berkembang dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas bagi masyarakat setempat.
3. Pelaku UMKM yang mengakses KUR

Salah satu pelaku UMKM yang mengakses KUR untuk memperluas modal bisnisnya adalah Maedina. Usahanya yang bergerak pada bidang fesyen di Lombok Timur itu berjalan lancar berkat tambahan modal dari KUR BRI.
“Saya sangat terbantu dengan adanya KUR dari BRI. Saya bisa membeli barang dengan jumlah yang lebih banyak, jadi pembeli bisa punya banyak pilihan,” kata Maedina, Jumat (20/3/2025).
Awalnya, Maedina merupakan penjual reseller. Dia tidak memiliki toko dan hanya menjual barang milik orang lain. Hingga pada akhirnya ia berani mengambil langkah untuk memulai bisnisnya sendiri pada tahun 2021.
Ia sempat meminjam KUR senilai Rp15 juta untuk memperbesar usahanya. KUR itu membantunya untuk berkembang hingga kini sudah tidak perlu pinjaman lagi.
“Kalau sekarang Alhamdulillah sudah bisa tanpa pinjaman. Keuntungan yang saya dapatkan, saya putar lagi untuk memperbanyak stok barang. Semoga bisa terus lancar, jadi bisa buka toko cabang,” ujarnya.