Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Fenomena Phubbing: Memilih Menatap Ponsel daripada Lawan Bicara

Ilustrasi phubbing, mengabaikan lawan bicara karena lebih fokus pada ponsel. (Pinterest/fabienne Riem)

Pernahkah kamu duduk bersama seseorang, tapi perhatian mereka justru lebih tertuju pada layar ponsel ketimbang obrolan yang sedang berlangsung? Atau mungkin, kamu sendiri tanpa sadar melakukannya? Perilaku ini dikenal dengan istilah phubbing, yaitu tindakan mengabaikan orang di sekitar karena lebih fokus pada ponsel.

Meski terkesan sepele, phubbing adalah fenomena sosial yang mencerminkan pergeseran nilai dalam cara kita menjalin koneksi. Ketika interaksi digital menjadi prioritas utama, hubungan nyata kerap terpinggirkan.

Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang apa itu phubbing, dampaknya, serta bagaimana kita bisa mulai menyadari dan mengubah kebiasaan ini.

1. Apa itu phubbing dan mengapa ini jadi masalah?

Ilustrasi phubbing, mengabaikan lawan bicara karena lebih fokus pada ponsel. (Pinterest/Wake Up World)

Phubbing terjadi saat seseorang lebih memilih menatap ponsel atau perangkat digitalnya alih-alih memperhatikan lawan bicaranya. Chotpitayasunondh dan Douglas dalam jurnal Computers in Human Behavior, mengatakan awalnya dianggap sebagai gangguan kecil dalam komunikasi, kini phubbing mulai dilihat sebagai bentuk ketidakpedulian sosial yang dapat merusak kualitas hubungan.

Dalam konteks sosial yang ideal, kehadiran seseorang bukan hanya soal fisik, tetapi juga mental dan emosional. Ketika seseorang phubbing, mereka secara tidak langsung mengirimkan sinyal bahwa lawan bicaranya tidak sepenting notifikasi yang muncul di layar. Hal ini dapat menurunkan rasa dihargai dan mengganggu keintiman dalam interaksi.

2. Dampak phubbing pada hubungan pribadi

Ilustrasi phubbing, mengabaikan lawan bicara karena lebih fokus pada ponsel. (Pinterest/The Great Educator)

Phubbing bisa berdampak serius pada hubungan interpersonal, terutama dalam konteks romantis dan keluarga. Penelitian yang dilakukan Roberts dan David dengan judul My life has become a major distraction from my cell phone: Partner phubbing and relationship satisfaction among romantic partners, menunjukkan bahwa pasangan yang saling melakukan phubbing cenderung memiliki tingkat kepuasan hubungan yang lebih rendah, dan berisiko lebih tinggi mengalami konflik emosional.

Selain itu, phubbing dapat menimbulkan rasa kesepian, diabaikan, bahkan penurunan harga diri bagi orang yang menjadi korbannya. Dalam jangka panjang, hubungan yang tidak dibangun di atas perhatian dan empati bisa menjadi renggang, bahkan berakhir.

3. Mengapa seseorang melakukannya?

Ilustrasi phubbing, mengabaikan lawan bicara karena lebih fokus pada ponsel. (Pinterest/fabienne Riem)

Kecanduan terhadap ponsel dan media sosial adalah salah satu penyebab utama phubbing. Banyak orang merasa terdorong untuk terus terhubung, takut ketinggalan informasi (FOMO), atau hanya mencari pelarian dari kebosanan dalam percakapan.

Phubbing juga sering muncul tanpa kesadaran. Kamu mungkin mengira sekilas membuka pesan tidak akan mengganggu, padahal dalam praktiknya, setiap gangguan kecil itu mengubah dinamika komunikasi. Kamu lupa bahwa hadir sepenuhnya adalah bentuk penghargaan paling dasar dalam hubungan antar manusia.

4. Bagaimana phubbing mempengaruhi kesehatan mental?

Ilustrasi phubbing, mengabaikan lawan bicara karena lebih fokus pada ponsel. (Pinterest/Love Guru)

Phubbing tidak hanya berdampak pada hubungan, tapi juga pada kondisi psikologis. Bagi pelakunya, kebiasaan ini bisa menjadi pertanda adanya ketergantungan pada validasi digital atau kecemasan sosial. Bagi korbannya, phubbing bisa memicu stres, frustrasi, bahkan depresi ringan karena merasa tidak dianggap penting, ungkap David, Roberts, dan Christenson dalam jurnal International Journal of Human–Computer Interaction.

Lebih jauh lagi, keterputusan dari percakapan nyata membuat banyak orang kehilangan keintiman sosial yang sesungguhnya. Kehidupan yang dipenuhi interaksi digital cenderung meningkatkan kesepian, padahal manusia secara naluriah membutuhkan koneksi nyata yang bermakna untuk merasa utuh dan aman secara emosional.

5. Cara mengurangi dan menghindari phubbing

Ilustrasi phubbing, mengabaikan lawan bicara karena lebih fokus pada ponsel. (Pinterest/Science ABC)

Langkah pertama untuk menghindari phubbing adalah dengan meningkatkan kesadaran. Cobalah perhatikan seberapa sering kamu mengecek ponsel saat sedang bersama orang lain. Tetapkan aturan sederhana, seperti no phone during meals atau menggunakan do not disturb mode saat ngobrol dengan pasangan atau teman dekat.

Membangun koneksi yang sehat di era digital bukan berarti menolak teknologi, tapi menggunakannya dengan sadar. Dengan melatih diri untuk benar-benar hadir dalam percakapan, kita tidak hanya menjaga hubungan, tapi juga menghargai waktu dan kehadiran orang lain. Terkadang, meletakkan ponsel adalah bentuk cinta yang paling sederhana namun paling bermakna.

Itulah pembahasan tentang apa itu phubbing, dampaknya, serta bagaimana kita bisa mulai menyadari dan mengubah kebiasaan ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us