5 Buku Kesehatan Mental Terbaik yang Wajib Dibaca Tahun 2025
Kesehatan mental adalah aspek penting dari kesejahteraan secara keseluruhan karena berpengaruh langsung terhadap cara seseorang berpikir, merasa, dan berperilaku. Ketika kesehatan mental terjaga, seseorang lebih mampu menghadapi stres, menjaga hubungan yang sehat, dan membuat keputusan yang baik dalam kehidupannya.
Sebaliknya, masalah kesehatan mental yang tidak ditangani dapat berdampak buruk pada kualitas hidup, termasuk menurunnya produktivitas dan hubungan sosial. Oleh karena itu, di tengah kesibukan dan tekanan hidup yang semakin tinggi, penting bagi kamu untuk menjaga kesehatan mental. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membaca buku-buku tentang kesehatan mental.
Berikut 5 buku kesehatan mental terbaik yang perlu kamu baca di tahun 2025.
1. The Art of Happiness at Work - Dalai Lama dan Howard C. Cutler
Buku The Art of Happiness at Work adalah sebuah buku yang menawarkan pandangan dan panduan praktis tentang bagaimana mencapai kebahagiaan dalam lingkungan kerja. Buku ini ditulis oleh Dalai Lama, pemimpin spiritual agama Buddha, dan Howard C. Cutler, seorang psikiater terkenal. Dalam buku ini, mereka berdua menyelidiki aspek-aspek penting yang dapat membantu seseorang meraih kebahagiaan dan kesejahteraan di tempat kerja.
Dengan menggabungkan kebijaksanaan spiritual dari Dalai Lama dan pemahaman ilmiah dari Howard C. Cutler, buku The Art of Happiness at Work memberikan wawasan berharga tentang bagaimana mencapai kebahagiaan yang berkelanjutan di tempat kerja, sehingga membantu meningkatkan produktivitas dan kepuasan dalam bekerja.
Buku ini cocok untuk siapa saja yang ingin memperbaiki pengalaman mereka di lingkungan kerja dan mencapai keseimbangan antara kebahagiaan pribadi dan profesional.
2. The Happiness Trap - Russ Harris
Buku The Happiness Trap oleh Russ Harris adalah buku yang mengajarkan tentang psikologi modern dan pendekatan baru terhadap mencapai kebahagiaan yang sejati. Buku ini menantang pandangan tradisional tentang kebahagiaan dan mengajarkan kita untuk melepaskan tekanan untuk selalu bahagia dan mengakui bahwa perjuangan dan penderitaan adalah bagian alami dari kehidupan.
Dalam buku ini, kita diajarkan tentang pentingnya menerima emosi yang muncul, termasuk emosi negatif, sebagai bagian normal dari kehidupan, dan belajar untuk tetap berkomitmen pada nilai-nilai yang penting bagi kita meskipun dalam kondisi sulit.
The Happiness Trap bukan tentang mencari kebahagiaan instan, tetapi tentang membangun kebahagiaan dan kualitas hidup yang langgeng melalui keterlibatan yang bermakna dalam hidup kita dan menerima apa pun yang muncul dalam perjalanan ini.
3. I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki - Baek Se Hee
Buku I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki adalah sebuah buku yang ditulis oleh penulis berkebangsaan Korea Selatan, yaitu Baek Se Hee. Ia wanita kelahiran tahun 1990 yang selama 10 tahun mengalami depresi ringan berkepanjangan atau distimia dan gangguan kecemasan.
Melalui buku ini, penulis ingin berbagi pengalamannya secara jujur, bagaimana ia merasa tidak baik-baik saja, lalu meminta saran ahli, kemudian mencoba bangkit dan berusaha menyembuhkan dirinya sendiri. Baek Se Hee ingin memberitahu pada pembaca bahwa pada akhirnya kita hanya perlu sedikit lebih mencintai diri kita sendiri.
4. The Book You Wish Your Parents Had Read - Philippa Perry
Buku The Book You Wish Your Parents Had Read yang ditulis oleh Philippa Perry. Ia merupakan seorang psikoterapis sekaligus penulis yang berasal dari Inggris. Dalam buku ini, ia membagikan beberapa wawasan sekaligus tips yang dapat membantu orang tua untuk memahami bagaimana cara pengasuhan orangtua di masa lalu, yang tentu saja dapat memengaruhi pola asuh anak.
Selain itu, Philippa Perry dalam buku ini juga membahas mengenai bagaimana cara penerimaan orang tua, ketika dirinya berbuat salah serta mempelajari apa solusinya bagi anak dan dirinya sendiri. Ia menjelaskan bagaimana cara memutuskan siklus serta pola negatif, yang kemungkinan terus berulang karena kebanyakan orang tua akan mencontoh pola pengasuhan orang tua sebelumnya.
Philippa Perry menulis buku ini dengan sangat apik, tanpa menggunakan kalimat yang menghakimi para pembacanya serta jauh dari kata menggurui. Sehingga, buku ini tidak akan membuat pembaca merasa bersalah maupun merasa buku hanya untuk orang tua.
5. The Power of Now - Eckhart Tolle
Penulis buku The Power of Now, Eckhart Tolle lahir tahun 1948 di Jerman dan merupakan lulusan dari The University of London. Ia membuat pembacanya memahami mengapa saat ini atau now penting bagi mereka dan masa depannya.
Dikemas di dalam 10 bab, kamu akan memahami dari yang mulai mendasar sampai bagaimana agar kamu bisa menjadi lebih mindful. Buku ini tidak terasa seperti text book yang hanya mengandung teori, tapi kamu juga bisa sekaligus mengaplikasikannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satunya ada dari bagian bab 4 yang membahas tentang strategi pikiran untuk menghindar dari saat ini. Biasanya ketika kita merasakan ketidaknyamanan atau bahkan penderitaan, kita “pergi dari kondisi itu” di dalam pikiran. Kamu padahal bisa melakukan hal lain selain “pergi dengan pikiranmu”.
Jika kamu menemukan kondisi saat ini tidak dapat kamu toleransi lagi, atau tidak membuatmu bahagia, kamu harus pergi dari situasi tidak menyenangkan itu, menerimanya, atau merubahnya. Jika kamu ingin mengambil tanggung jawab dalam hidupmu, kamu hanya tinggal memilih satu dari tiga keputusan ini untuk setiap permasalahan hidup.
Ketika kamu berserah diri pada saat sekarang dan aware terhadap apa yang terjadi di sekeliling, masa lalu tidak lagi memiliki kekuatan buat hidupmu. Kamu tidak membutuhkan itu lagi. Saat ini adalah kunci untuk menjadi hidup dan hadiah serta guru terbesar adalah kehidupan itu sendiri.
Itulah 5 buku kesehatan mental terbaik yang perlu kamu baca di tahun 2025. Semoga bermanfaat, yaa.
