Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Cerita Lebaran: Berburu Poteng Jaje Tujak Makanan Khas Lombok

Poteng jaje tujak dan pelemeng, makanan khas Lombok setiap lebaran. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Lebaran tahun ini cukup berkesan bagi saya karena dapat berkumpul merayakan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah/2025 Masehi bersama keluarga. Banyak cerita selama 30 hari melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan hingga lebaran.

Momen lebaran menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu, karena hampir sebulan saya tidak pulang kampung selama bulan Ramadan ke kampung halaman di Desa Kerongkong, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Biasanya, saya pulang kampung dua kali dalam sebulan ketika waktu libur.

Pada lebaran kali ini, saya sudah pulang kampung pada H-1 lebaran, Sabtu malam, 29 Maret 2025. Di hari lebaran, Senin, 31 Maret 2025, banyak aktivitas yang dilakukan mulai dari zikiran, salat Hari Raya Idul Fitri, ziarah ke makam orang tua, halal bihalal dengan sanak saudara hingga kulineran.

Salah satu kuliner yang saya buru pada lebaran ini adalah poteng jaje tujak. Makanan khas Lombok ini menjadi menu wajib pada saat lebaran selain opor ayam. Poteng terbuat dari beras ketan hitam atau putih yang direndam selama satu malam.

Kemudian dikukus, ditaburi gula dan ragi tape. Setelah proses fragmentasi sekitar tiga hari, poteng sudah dapat dinikmati. Begitu juga jaje tujak, dibuat menggunakan beras ketan hitam atau putih.

Prosesnya sama dengan membuat poteng, beras ketan direndam terlebih dahulu kemudian dikukus dan dicampur sedikit dengan parutan kelapa.

Setelah dikukus selama beberapa jam, kemudian ditumbuk sehingga teksturnya menjadi lembut. Selanjutnya dibungkus menggunakan daun pisang. Kemudian poteng dan jaje tujak dimakan bersamaan.

Poteng jaje tujak menjadi menu wajib yang disuguhkan pada setiap perayaan hari besar keagamaan seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha hingga acara adat.

Selain jaje tujak, poteng juga disantap dengan pelemeng. Pelemeng terbuat dari beras ketan yang dibungkus dengan daun pisang yang dikukus seperti membuat ketupat.

Setiap lebaran, ibu saya wajib membuat poteng jaje tujak dan pelemeng. Makanan tradisional Lombok itu disuguhkan kepada para tamu dan sanak keluarga pada saat lebaran.

Di Lombok Barat, tempat tinggal saya saat ini, apabila kepingin memakan poteng jaje tujak, saya biasanya mencari di marketplace Facebook. Banyak yang jualan secara online dan diantarkan sampai ke rumah.

Pada H+1 lebaran, saya bersama seorang teman mengunjungi sebuah pemandian Air Terjun Pancor Datoq di Pringgasela Lombok Timur. Tak lupa, keluarga teman saya juga membawa poteng jaje tujak dan pelemeng untuk disantap sembari menikmati dinginnya air terjun Pancor Datoq.

Selama tiga hari di kampung halaman, saya juga mengunjungi objek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan usai lebaran. Salah satunya, Eko Wisata Bale Mangrove di Kecamatan Jerowaru Lombok Timur.

Ekowisata Bale Mangrove mulai digagas pada 2020, dan sekarang menjadi tujuan wisatawan lokal, domestik dan mancanegara. Di sana, wisatawan dapat belajar tentang konservasi marngrove yang berusia tahun atau mangrove purba.

Dengan membayar tiket masuk sebesar Rp5.000, wisatawan dapat menikmati Ekowisata Bale Mangrove dengan luas sekitar dua hektare tersebut. Dari Ekowisata Bale Mangrove, wisatawan juga dapat menikmati keindahan gili-gili di wilayah Kecamatan Jerowaru, seperti Pantai Pink dengan membayar sewa perahu sebesar Rp500 ribu maksimal untuk 12 orang. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
Muhammad Nasir
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us