Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Wamen PKP Fahri Hamzah Perintahkan Audit Rusunawa Mangkrak di NTB

Wamen PKP Fahri Hamzah. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah telah memerintahkan dilakukan audit terhadap Rumah Susun Sewa (Rusunawa) yang mangkrak di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Salah satu Rusunawa mangkrak yang dibangun Kementerian PUPR pada 2015 dengan anggaran Rp21 miliar adalah Rusunawa Kayangan, Labuhan Lombok di Kabupaten Lombok Timur.

"Sudah ada petugasnya (melakukan audit), kita tunggu saja hasilnya," kata Fahri usai Rapat Koordinasi dan Pemaparan Desain Penataan Perumahan dan Permukiman di Provinsi NTB yang digelar di Graha Bhakti Praja, Kompleks Kantor Gubernur NTB, Jumat (17/1/2025) sore.

1. Perencanaan dinilai tidak benar

Ilustrasi memeriksa berkas. (Pexels.com/FRDNE Stock project)

Fahri mengatakan jika ada Rusunawa yang mangkrak tidak dimanfaatkan oleh masyarakat, pasti perencanannya tidak benar. Dia menegaskan apabila ada perencanaan yang tidak benar maka layak untuk dilakukan pemeriksaan.

"Kenapa terjadi pembangunan yang tidak direncamakan dengan baik. Jangan-jangan pada saat perencaan, konsultannya atau mereka yang harus mendesain dari awal tidak jujur dan tidak terbuka. Karena ada kemungkinan maksain lahan tertentu milik pejabat ini atau si itu. Harus dibangun di situ, padahal tidak layak," ucap Fahri.

2. Tak boleh ulangi kegagalan

Ilustrasi berkas. (unsplash.com/@uns__nstudio)

Jika terjadi seperti itu, tegas pria asal Sumbawa ini, ada niat jahat. Dia menegaskan kegagalan perencanaan di masa lalu tidak boleh diulangi lagi ke depan. Dia menekankan perencanaan pembangunan harus bermanfaat bagi masyarakat.

"Jangan membangun sesuatu karena di-drop-drop dari pusat akhirnya tidak bermanfaat. Rumah kosong, rusun kosong, terbengkalai, rusak, uang rakyat semua itu. Itu harus kita kurangi ke depannya. Rencanya harus matang sekali, makanya kita dorong mulai dari bawah," ujarnya.

3. Rusunawa untuk nelayan

ilustrasi nelayan (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan membangun Rusunawa Kayangan Labuhan Lombok pada 2015. Pembangunannya Rusunawa Kayangan Labuhan Lombok untuk nelayan atau masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Program pembangunan rusunawa yang dikhususkan bagi nelayan atau MBR di pesisir Labuhan Lombok itu dengan harapan agar masyarakat nelayan bisa menempati rumah layak huni dan dekat dengan tempat para nelayan beraktivitas.

Karena sebagian besar mata pencarian masyarakat yang tinggal di pesisir adalah nelayan dan masih berstatus masyarakat berpenghasilan rendah.

Rusunawa yang dibangun sebanyak 114 unit terdiri dari 5 lantai dilengkapi dengan meubelair, listrik dan air. Rusunawa Kayangan Labuhan Lombok mulai dihuni oleh masyarakat pada 2017. Namun sekarang, Rusunawa yang dibangun dengan anggaran puluhan miliar itu ditinggal penghuni dan mangkrak.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
Muhammad Nasir
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us