Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Presiden Brasil Dikritik Terkait Pemulangan Jenazah Juliana, Ada Apa?

Presiden Brasil Lula da Silva (twitter.com/LulaOficial)
Presiden Brasil Lula da Silva (twitter.com/LulaOficial)

Mataram, IDN Times - Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva tengah menjadi sorotan tajam setelah pemerintahannya dikabarkan menolak membiayai proses pemulangan jenazah Juliana Marins. Keputusan ini memicu gelombang kritik dari warganet Brasil, terutama karena sebelumnya Presiden Lula pernah memerintahkan penjemputan mantan Ibu Negara Peru, Nadine Heredia yang terjerat kasus korupsi.

Juliana Marins adalah perempuan asal Kota Niterói, meninggal dunia usai terjatuh ke jurang saat mendaki Rinjani pada Sabtu (21/6/2025). Proses pencarian dan evakuasi jasadnya memakan waktu berhari-hari dan menyita perhatian publik Brasil.

Di tengah duka mendalam keluarga dan gelombang solidaritas dari warga Brasil, pemerintah federal justru dinilai abai. Warganet menuding Pemerintah dalam hal ini Kementerian Luar Negeri Brasil hanya memberikan bantuan administratif, tanpa menanggung biaya pemulangan jenazah.

Ternyata ada alasan di balik sikap Pemerintah Brasil yang menolak membiayai pemulangan jenazah Juliana. Hal itu karena tidak ada aturan yang memperbolehkan Pemerintah setempat membiayai pemulangan jenazah warga negara Brasil yang meninggal di luar negeri.

Surat Keputusan Pemerintah Brasil Nomor 9.199/2017 menyatakan bahwa bantuan konsuler tidak termasuk pembayaran biaya pemakaman dan pemindahan jenazah warga Brasil yang meninggal di luar negeri atau biaya perawatan di rumah sakit, kecuali dalam kasus medis tertentu dan perawatan kemanusiaan secara darurat.

1. Ada yang memberi kritik, tapi ada juga yang mendukung

WhatsApp Image 2025-06-26 at 09.17.59.jpeg
Salah satu komentar warganet Brasil yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. (tangkapan layar)

Gelombang protes bermunculan di media sosial. Tagar seperti #JustiçaPorJuliana ramai digunakan oleh warganet Brasil. berikut beberapa kritik dari warganet Brasil yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia:

“Presiden ini pernah pakai jet negara untuk menjemput koruptor buronan. Tapi untuk anak muda tak bersalah yang meninggal di luar negeri, pemerintah bahkan tak mau keluar uang sepeser pun,” tulis salah satu pengguna X.

"Pesawat FAB cuma dipakai untuk mengangkut anjxxxxx," tulis salah satu warganet Brasil di Instagram yang memuat informasi tentang Juliana.

"Memulangkan narapidana di Peru saja ada uangnya," tulis salah satu warganet lagi di Instagram.

Meski begitu, ada juga yang mendukung keputusan dari Pemerintah Brasil ini. Menurutnya, tidak mungkin Pemerintah Brasil mampu memulangkan semua jenazah warga negara Brasil dari luar negeri.

"Harus dipahami bahwa tidak mungkin untuk memulangkan semua warga negara Brasil yang meninggal di luar negeri. Dalam hal ini, aku mendukung keputusan dari Pemerintah," ujar salah satu akun membela keputusan Pemerintah Brasil terkait persoalan pemulangan jenazah Juliana.

2. Pemerintah Kota Niterói tetapkan hari berkabung

WhatsApp Image 2025-06-25 at 22.30.42.jpeg
Surat Keputusan Pemerintah Kota Niteroi dengan masa berkabung selama tiga hari untuk menghormati Juliana. (Dok. ig @resgatejulianamarins)

Berbeda dengan sikap pemerintah pusat, Pemerintah Kota Niterói justru mengambil langkah tegas dalam menunjukkan empati. Wali Kota Niterói, Rodrigo Neves menetapkan masa berkabung resmi selama tiga hari, mulai 24 Juni 2025. Keputusan ini tertuang dalam Diário Oficial edisi luar biasa pada 25 Juni 2025.

Dalam surat keputusan tersebut, Wali Kota menyatakan bahwa kematian Juliana merupakan kehilangan besar bagi komunitas Niterói dan seluruh warga Brasil. Juliana dikenang sebagai pribadi yang ceria, penuh semangat dan mencintai alam serta petualangan.

“Perasaan duka atas kematiannya telah menyentuh seluruh komunitas, keluarga, dan teman-temannya,” tulis Rodrigo Neves dalam keterangan resmi yang dibagikan oleh saudara Juliana bernama Mariana Marins.

3. Jenazah Juliana diautopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB

Juliana Marins (instagram.com/ajulianamarins)
Juliana Marins (instagram.com/ajulianamarins)

Jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins (27) berhasil dievakuasi dari Gunung Rinjani, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) ke Resort Sembalun, Rabu (25/6/2025) pukul 20.40 WITA. Selanjutnya, jenazah korban dibawa menggunakan ambulans RSUD NTB ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB untuk dilakukan autopsi.

Jenazah korban diautopsi pada Kamis (26/6/2025) sekitar pukul 08.00 WITA. Kemudian jenazah korban akan dipulangkan dari Lombok ke Brasil melalui bandara di Denpasar, Bali.

"Besok (hari ini, red) kita akan berangkatkan ke Denpasar via darat, karena tidak ada pesawat yang punya jadwal membawa jenazah ke Bali dari Lombok. Dari Bali baru ke Brasil menggunakan pesawat," kata Pelaksana Harian Sekda NTB Lalu Moh. Faozal di RS Bhayangkara Mataram, Rabu (25/6/2025) malam.

Faozal menjelaskan keluarga dan Kedutaan Brasil meminta dilakukan autopsi terhadap jenazah korban. Selain itu, autopsi yang dilakukan di RS Bhayangkara Mataram juga merupakan standar operasional prosedur (SOP) kematian akibat kecelakaan.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB ini menjelaskan Pemprov NTB menanggung biaya pemulangan jenazah korban sampai Bali. Pemprov NTB juga memfasilitasi kebutuhan keluarga korban selama berada di NTB.

"Seluruh kebutuhan dari keluarga dan fasilitasi ambulans, transportasi dan lain-lain menjadi tanggung jawab Pemprov NTB. Ini adalah bagian dari komitmen kita untuk hal-hal yang berkaitan dengan korban ini. Bapak Gubernur memastikan bahwa seluruh pelayanan terkait kepulangan dan fasilitas keluarga ditanggung oleh Pemprov NTB," jelasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us