Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pengelola Dapur MBG di Kupang Heran Kenapa 11 Murid Bisa Keracunan

IMG-20250924-WA0022.jpg
Para siswa SDN Liliba Kota Kupang keracunan susu dan MBG. (IDN Times/Putra Bali Mula)
Intinya sih...
  • SPPG Kayu Putih Oebobo meminta maaf dan bertanggung jawab atas keracunan siswa SDI Liliba
  • Sampel makanan sudah diambil polisi dan BPOM untuk pemeriksaan lebih lanjut
  • Wali Kota Kupang masih menunggu diagnosa dokter untuk memastikan penyebab keracunan siswa
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kupang, IDN Times - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kayu Putih Oebobo heran karena 11 siswa SDI Liliba, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami keracunan usai mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG), Rabu (24/9/2025). Kepala SPPG Kayu Putih Oebobo, Ryan Rizky, mengaku bingung karena MBG hari itu didistribusikan ke dua sekolah lain juga pada waktu yang sama tapi tidak menimbulkan masalah.

"Kami heran, dua sekolah lain aman, tapi di SD ini terjadi kasus ini. Kami menunggu hasil pemeriksaan sampel dari kepolisian dan BPOM," ujar Ryan, Rabu malam (24/9/2025).

1. Minta maaf

IMG-20250925-WA0028.jpg
Kepala SPPG Kayu Putih heran 11 siswa SD di Kupang keracunan MBG. (IDN Times/Putra Bali Mula)

Pihak SPPG juga meminta maaf dan berjanji bertanggung jawab jika terbukti ada kesalahan dalam penyediaan MBG.

"SPPG BGN ini bertanggungjawab penuh dan juga kita minta maaf kalau memang ada beberapa kesalahan," lanjut Ryan.

Pada hari yang sama, kata dia, mereka melayani penerima manfaat sekitar 2.477 orang termasuk tiga sekolah untuk jadwal makan siang. Ia heran hanya di sekolah tersebut terjadi keracunan.

"Kami akan bertanggungjawab dan evaluasi penuh jika perlu distribusi MBG dihentikan sementara hingga kasus selesai," katanya.

2. Tunggu uji sampel makanan

IMG-20250924-WA0038.jpg
Polisi turun langsung memeriksa kondisi para siswa di Kupang yang diduga keracunan MBG. (Dok Polresta Kupang Kota)

Ryan menjelaskan, MBG itu disiapkan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dan diuji sebelum didistribusikan. Untuk siswa kelas siang di SD ini pun makanan dimasak pada pukul 07.00-10.00 WITA. Ia menyatakan saat ini pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan sampel dari pihak kepolisian dan BPOM untuk hasil lebih pasti.

"Sebelum dikirim, semua MBG dipastikan aman. Kami belum bisa berkomentar banyak karena belum ada hasil laboratorium," tambahnya.

3. Tunggu diagnosa dokter

Ilustrasi dokter mencatat. (pexel.com/Ivan Samkov)
Ilustrasi dokter mencatat. (pexel.com/Ivan Samkov)

Sementara itu, Wali Kota Kupang, Christian Widodo, juga menyatakan masih menunggu hasil pemeriksaan dokter untuk memastikan penyebab keracunan.

"Kami menunggu diagnosa berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium," ujarnya, Rabu malam (24/9/2025).

Christian menegaskan belum bisa menyimpulkan MBG sebagai penyebab karena siswa lain yang mengonsumsi makanan serupa tidak bermasalah.

"Prioritas kami adalah perawatan siswa hingga stabil. Langkah selanjutnya diambil setelah penyebab jelas," katanya.

Sebelumnya, 11 siswa kelas 5A dan 5D SD di sekolah ini dilarikan ke Rumah Sakit Umum Leona Kupang karena mengeluh pusing, sakit perut, mual, dan muntah usai mengonsumsi MBG sekitar pukul 12.20 WITA.

Siswa melaporkan makanan berbau tak sedap, berlendir, dan berbusa, termasuk sayur, telur, dan tahu. Susu yang disediakan juga terasa asam dan diduga mengandung benda asing seperti ulat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us

Latest News NTB

See More

Kasus Dugaan Korupsi Dana Pokir DPRD NTB Naik Tahap Penyidikan

25 Sep 2025, 16:04 WIBNews